S2 - part 35

312 26 1
                                        

Hujan baru saja reda saat bel pintu apartemen berbunyi tiga kali berturut-turut, Christian yang sedang rebahan di sofa, langsung bangun setengah sadar sambil menggerutu, "Siapa pula tuh, ngebel kayak ngasih sandi perang."

Dari arah dapur, Muthe teriak, "Bukain, itu pasti Matthew!"

Christian berjalan ke pintu dengan kaus oblong dan celana pendek tentara, lalu membuka.

"WEHH, LETNAN LIMA BINTANG!" teriak Matthew begitu pintu terbuka,Tanpa aba-aba, dia langsung melompat ke dalam pelukan Christian seperti bukan cowok dua puluh lima tahun, tapi anak umur lima.

"Bintang dari mana, dasar overacting!" Christian ngakak sambil memeluk Matthew singkat. "Masuklah, omongan lo udah kayak meriam tempur."

"Permisi dulu kek! Ini rumah orang!" celetuk seorang pria lain di belakang Matthew,Aldo, dengan gitar tergantung di punggungnya, dan senyum lebarnya yang khas.

"Masuk aja, Do, belum ada ranjau di sini," sahut Christian, makin senang. Di belakang Aldo, muncullah Freon, yang cuma mengangguk sambil nyengir, dan Justin, yang... jelas-jelas bawa dua kantong plastik besar penuh makanan.

"Bro, gue bawa cemilan, minuman, gorengan, sama lontong. Lo mau perang atau ngumpul keluarga nih?" kata Justin sambil menyeret barang bawaan ke dalam.

Begitu mereka semua masuk, apartemen langsung berubah dari yang tadinya tenang jadi seperti posko darurat pesta. Suara gitar Aldo mulai nyaring, Matthew langsung rebahan di karpet, Justin buka cemilan dan Freon... langsung duduk di sudut ruangan dengan badan yang bergoyang goyang mengikuti irama lagu.

Muthe keluar dari dapur sambil membawa piring pastel panas. "Eh, pastel belum matang loh. Jangan disikat dulu!"

Matthew langsung berdiri. "Hormat dulu buat koki rumah! Wahai Ratu Apartemen, izinkan kami para prajurit veteran ini mencicipi pastel suci."

Muthe melipat tangan "Kalau kamu puji aku terus, aku tambahin satu."

"Bohong dikit aja udah dapet pastel, gimana kalau gue cium tangan?" cengir Matthew

"Lo coba cium, gue lempar ke balkon," sahut Christian sambil ngunyah kacang

Semua ngakak.

Sore itu berubah jadi sesi tumpah ruah nostalgia. Aldo mulai memainkan lagu lama yang dulu sering mereka nyanyikan waktu masih sma

~~~

Beberapa jam kemudian, setelah cemilan hampir habis dan perut mereka kenyang, suasana mulai melandai. Justin mulai buka obrolan serius.

“Gue denger Christian bisa dapet penugasan lagi ke luar pulau ya? Kapan tuh?” tanyanya sambil meraih botol teh dingin.

Christian mengangguk pelan. “Kemungkinan besar dua bulan lagi. Tapi belum fix. Masih tunggu rotasi komando.”

Matthew langsung berdiri. “Dua bulan?! Gak bisa! Lo baru balik, gue baru mau ajak mancing, bro!”

Muthe tertawa kecil, tapi dari sorot matanya, Christian tahu… ada sedikit ketegangan juga. Dia menggenggam tangan istrinya.

“Tenang,Selama belum berangkat, gue mau nikmatin hari-hari di rumah. Sama kalian semua juga. Kita bisa nginep bareng kapan aja.”

Aldo ngangkat tangan “Tapi jangan ajak kita nginep sini,Gue takut kebiasaan. Kasurnya empuk banget.”

“Lo bukan takut kebiasaan, lo takut disuruh nyapu,” sela Justin

Freon menutup ponsel dan akhirnya bicara lagi. “Lo semua ribut banget. Mending besok kita ngopi bareng di kafe depan. Lanjut ngobrol rencana hidup kayak orang bener.”

mas mas AAL ( chrismuth ) s1+s2 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang