Sore di apartemen itu baru saja mulai tenang.
Setelah hari yang cukup melelahkan bagi Muthe dengan rasa mual pagi yang masih menghantui dan suasana hati yang naik turun,akhirnya ia bisa duduk di sofa sambil menyeruput air jahe yang dibuat tian tadi.
Belum sempat mereka masuk ke sesi peluk-pelukan manja, bunyi bel apartemen kembali berbunyi.
TING TONG.
Muthe dan Chris langsung saling pandang. "Kamu pesen apa lagi?" tanya tian sambil berdiri dari sofa.
"Aku enggak pesen apa-apa..." jawab Muthe heran.
tian membuka pintu.
"AWWWWWW!!!" teriak seseorang sambil langsung menyerbu pelukan tian.
Tian bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. "WOY WOY! SIAPA NIH-"
"ABANG LU BALIK, BEGO!" sahut suara bariton yang begitu familiar.
Chris langsung melongo, "bang Zean?!"
"IYA LAH GILA, MASA DEO!" Zean tertawa lebar dan langsung menepuk-nepuk bahu tian.
Dari belakangnya, muncullah seorang perempuan cantik berambut sebahu, senyum manis khas yang tak asing buat Muthe. "Hai, muthe !" sapa Marsha ceria, sambil menggendong anak kecil berumur sekitar dua tahun.
"KAA MARSHAAAA!!" Muthe yang tadi mual langsung berdiri penuh semangat. "Ya Allah, kalian balik?!"
"Iya dong! Surprise dari abang ipar tercinta." Zean ikut nyengir.
tian langsung bengong. "Tunggu, kalian bertiga di sini tuh--"
Belum selesai ngomong, terdengar langkah kaki di lorong.
"WOY TIANNN!!!"
Kali ini suara itu lebih berat dan dalam.tian kembali menengok ke arah pintu dan nyaris menjatuhkan gelas air jahe saat melihat dua sosok berdiri di sana.
Gito,abang pertama Muthe bersama istrinya Khatrina. Di belakang mereka, seorang pria jangkung dengan hoodie abu-abu melambai malas. "Yo," sapa si pria datar.
"BANG DEO JUGA DATANG?!" Tian histeris.
"Brooooo!" Deo akhirnya tersenyum sedikit dan memeluk tian. "Kangen gila, sumpah."
"GILA! INI KENAPA PADA TURUN GUNUNG SEMUA NIH?!" tian udah kayak lagi reuni angkatan, sementara Muthe sibuk memeluk Khatrina yang juga langsung meraba perut Muthe dan berbisik, "Hamil ya?"
Muthe melongo. "Kak Khatrina TAU DARI MANA?"
"Aku udah ngerasain aura-aura mual dan wajah glowingnya," bisik Khatrina bangga.
Gito ikut tertawa sambil merangkul adik perempuannya, "Tumben nggak drama, Muthe."
"AKU NGGAK DRAMA!"
Seketika tawa pecah di dalam apartemen.
Chris buru-buru menggiring semuanya masuk. Sofa terasa sempit, anak Marsha mulai merangkak-rangkak di lantai, dan Zean sibuk mengeluarkan kue khas luar negeri yang ia bawa. Gito membuka satu tas besar berisi oleh-oleh buat adik bungsunya. Deo? Masih duduk di karpet, nge-scroll HP tapi sesekali nyengir saat mendengar celetukan absurd dari Zean atau Gito.
"Eh eh, jadi gini," kata Zean, sambil duduk santai. "Kita udah janji dari dua bulan lalu, waktu denger Chris sama Muthe mau married, terus sekarang malah langsung hamil?!"
tian langsung megang jidat. "Gila... berita ini belum gue kasih tau lo semua bang, dan semua orang udah tau ya?"
"Kita emang bukan orang," kata Gito bangga. "Kita keluarga super power."
