friendship

378 17 0
                                    

*Zayn's POV*

Akhirnya,aku bisa juga jalan sama Ari. Tanpa Kendall,Gigi,Barbara,Justin ataupun Shawn. Baguslah. "Kau ingin makan apa?"tanyaku. "Aku tidak ingin makan"jawabnya. "Lalu kenapa kau mengajakku kesini?"tanyaku. Dia tertawa. "Kau tahu Zayn. Aku suka sekali mengerjaimu"ucapnya lalu berdiri dan menarik tanganku keluar tempat makan ini. Kadang aku bingung dengan gadis ini.

Saat sampai di tengah-tengah mall. Tiba-tiba aku merasakannya. "Ari.."ucapku. "Mmmhm"gumamnya menghadapku. "Aku ingin ke kamar mandi,bolehkah?"tanyaku. "Tidak boleh"jawabnya mentapku tajam. Aku membelalakkan mataku. "Huahhaha"tawanya meledak. "Sudah sana cepat!"serunya sambil mendorong bahuku pelan. Sudah kubilang dia aneh.

*Ariana's POV*

Dasar manusia tampan yang bodoh. Ke kamar mandi saja bertanya padaku. Zayn...Zayn. say something i'm giving up on you nada dering IPhoneku. Aku merogoh tas ranselku dan mengangkat telpon. "Hallo?" "Hai.. busy person"sapa seseorang dengan suara yang sudah pasti milik Shawn. "Hei..yo mendes. Wassup?" "Sedang di airport dan menunggu jemputan dari teman baikku yang memiliki mobil jeep putih" "hey itu aku. aku dan Zayn akan segera kesana. Selamat menunggu"aku langsung memutuskan sambungannya.

Zayn.. lama sekali. Aku berjalan ke arah kamar mandi pria. Kubuka pintunya. Semua orang didalamnya menatapku terkejut. "Kalian lihat temanku. Namanya Zayn?"tanyaku tanpa memperdulikan tatapan mereka. Mereka serentak menunjuk bilik kamar mandi yang satu-satunya tertutup. Aku mengangguk lantas mengetuk pintu tersebut. "Zayn?!"seruku.

Zayn tak lama keluar dengan tampang bengisnya. "Kau gila"desisnya lantas menarikku keluar toilet sambil terus bergumam 'sorry' pada setiap pengunjung toilet. Setelah sampai diluar,Aku dan Zayn sama-sama tertawa. "Apa yang penting sekali?"tanyanya. "Shawn di airport"jawabku dengan girang. "Ayo kita jemput dia"ajaknya merangkul bahuku. "Tanganmu berat"ucapku menyingkirkan tangannya. "Baiklah"dia menyingkirkan tangannya dan beralih pada pinggangku.

*Shawn's POV*

Huh... lama sekali sih mereka. Aku yang sedari tadi mendengarkan lagu lewat earphoneku sudah masuk ke lagu terakhir. Tiba-tiba aku merasakan tangan menutup mataku. Kuhirup aroma parfumenya... "Ariana"geramku. "Heehhehe"dia terkekeh dan langsung memelukku. Aku menenggelamkan hidungku di rambutnya yang harum strawberry. "Tumben kau menggerai rambutmu"ucapku seraya melepas pelukan kami. "Apa ini tidak bagus?"tanyanya. "Tentu saja,bagus"jawabku cepat. Dia tersenyum konyol lantas. Mendorong troley-ku. Memang enak memiliki sahabat sepertinya. Tanpa diberi perintah menjalankan tugasnya. Dia seperti maid. hahah..

Kami terus bercerita spanjang perjalanan. Sebenarnya, aku sudah sampai 30 menit yang lalu tapi. Ariana ingin terus berbicara padaku dan Zayn. Jadi,kami hanya memutar-mutar komplek perumahanku sejak 30 memit yang lalu. Bahkan ini putaran ke 25,dan itu semua ide gila Ariana. Gadis yang memiliki 1000 kepribadian dalam dirinya yang sangat menarik dan cantik.
"Jadi... kalian hanya jalan berdua"ucapku memulai percakapan saat kami usai tertawa terbahak-bahak. "ada yang salah?"tanya Zayn. Aku melirik Ariana,lalu tersenyum menggoda sambil memainkan alisku. Aku memang tahu Ariana memiliki perasaan pada Zayn. Walau ia selalu menutup-nutupinya. Stupid feeling saver.

Akhirnya,the Queen mulai lelah. "Bye... Shawny"ucapnya memelet ke arahku. "Don't call me that!" Tegasku. Zayn hanya tertawa memperhatikan kami. "Bye.. guys. See you at school"ucapku memberi kissbye pada Ariana yang langsung berakting pura-pura muntah. Dasar Drama Queen! Sejelek apapun sifat Ariana dia tetap sahabatku. Begitupun dengan Zayn,Justin,Gigi,Kendall,Barbara,dan Logan. Logan... lebih tepatnya mantan sahabat kami.

*Ariana's POV*

Aku dan Zayn sedang berada di kamarku menunggu seseorang yang meninggalkan tanggung jawabnya karena terlambat bangun. Luke hemmings. Wakil president student. Tapi bisa-bisanya dia terlambat bangun di hari bertama sekolah? That's insane.

Aku yang sedang duduk disebelah Zayn masih setia mendengar cerita tentang keluarganya. 'Tok-tok-tok' suara pintu kamarku. "Masuk"ucapku dan Zayn serentak. Muncullah mahluk tampan,bermata biru dengan rambut blonde yang tidak ada bentuknya. "Dasar tidak bertanggung jawab"ketusku lantas memeluknya. Dia hanya menyengir. "Maafkan aku,guys"ucapnya santai lantas berbaring di ranjangku. "Baiklah karena kalian telah disini. Aku ingin memberitahu bahwa besok ada demo Ekstrakulikuler. Jadi,seluruh siswa bebas memilih ekstrakulikuler yang sesuai balat dan keinginannya."jelasku.

Mereka mengangguk mengerti dengan proposalku yang telah ditandatangani Mr.Duavval a.k.a kepala sekolah. "Jadi,aku tak bisa menemainmu menjadi host?"tanya Zayn. Ya tuhan.. matanya. "Kau kan ketua eskul seni. Kau harus presentasi"jawabku sambil melepas kacamataku. Dia cemberut dan mengacak jambulnya. "Jangan emberut Zayn. Ariana jadi ingin menciummu"kata Luke berpaling dari laaptop dan kertasnya. "Then kiss me"katanya. DEG!! Perasaan ini,muncul lagi.

*Luke's POV*

Hari telah gelap. Aku,Ariana,dan Zayn sedang duduk di rerumputan halaman belakang kediaman grande yang indah ini. "Ada banyak bunga disini..yang mana yang paling kau suka?"tanyaku pada Ari yang sedang menatap taburan bintang diangkasa. "Aku paling suka. Mawar putih milik Mom"jawabnya menatapku sekilas. "Kalau kau Zayn?"tanyaku. "Apapun yang Ariana suka"jawabnya yang sedari tadi tak mengalihkan pandangannya dari si cantik grande. Aku sangat yakin diam-diam Zayn menyukai Ariana atau bahkan memcintainya. Tapi,dia terlalu ragu akan perasaannya.

Waktu telah menunjukan pukul 7 malam. "Ayo anak-anak makan malam"ucap Mom Alice. Kami berlomba cepat-cepatan lari sangat childish. Zayn dan Ariana masih berebutan bangku. Dad John hanya tertawa melihat mereka sama sepertiku dan Mom Alice. "Sudah kalian duduk berdua saja"usulku. Ariana memberi tatapan membunuh padaku. Aku terkejut dan pura-pura mengangkat kedua tanganku takut tanda menyerah. "Baiklah?tuan rumah. Aku sudah lapar. Silahkan duduk"ucap Zayn setelah menghembuskan nafas panjang. "Terima kasih,tuan tamu"sahut Ariana.
~~
Setelah, selesai makan malam Zayn pamit terlebih dahulu. Sekarang,Ariana mengantarku sampai halaman depan rumahnya yang luas. "Ari...can i ask you question?"tanyakh pada Ari setelah aku masuk mobil. Dia mengangguk ragu. "Kapan kah menunjukkan perasaanmu pada Zayn?"tanyaku. "Saat waktunya tepat. Akan kupikirkan"jawabnya. "Sebaiknya cepat,jika kau benar-benar mencintainya. Jika kita sudah lulus dia akan melirik yang lain. Kau tahu kan di sekolah kita kaulah satu-satunya gadis yang paling diminati. Aku tak berbohong"ucapku mencoba meyakinkannya. "Terima kasih Luke"ucapnya. Aku menggenggam tangan kirinya dan mengaitkan jari kami. Lantas mencium punggung tangannya yang masih tercium harum parfume-nya. "Semangat,untuk besok,partner."ucapku melepaskan tangannya dan mengepalkan tanganku ke udara. Dia terkekeh. "Jangan telat lagi,yah.."katanya. Aku mengangguk "aye..aye.. captain"ucapku. "G nite"ucapnya. "G nite,bye"aku melajukan mobilku keluar dari rumah mewah bernuansa kerajaan itu.

Damn! High schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang