Revenge

179 16 4
                                    

Ceritanya gam bagus yah?? Pliss donk vomments hargain aku yang udh capek-capek mikir+nulis ini cerita. Kalo gk ada yg suka aku hapus aja. Tapi untuk yah udh Vomment thanks a lot yah...kalian berharga. Aku juga butuh saran kalian,thanks.

**************

*Zayn's POV*

Kenapa??? Kenapa Ariana mengalah. Harusnya ia memperjuangkan haknya. Jika bukan demiku,setidaknya demi sahabat-sahabatnya. Aku tak bisa mengalihkan pandanganku dari Ariana yang terus mengalirkan air matanya sambil menatap keluar jendela yang dihiasi rintikan hujan. Apa yang harus kulakukan? "Zayn,kurasa...kita harus menghentikan semua ini"bisik Elle yang berada disampingku. aku menatapnya datar dan dingin. "Kau tahu...Matt?"ucapnya yang terdengar seperti pertanyaan. "Tapi kita baru memulainya"sahutku. "Jika ini berlangsung terlalu lama,maka Ariana akan mengira aku istimewa"ucap Elle. "Dia akan berfikir aku sama dengan yang lainnya saat hubungan ini berlangsung singkat"lanjut Elle.

Aku mengerti. Elle langsung bangkit dari meja kami. "Ada apa?"tanya Justin yang berhasil mengalihkan perhatian sahabat-sahabatku. "Hubungan kami berakhir"ucapku santai. "Secepat itu?"tanya Barbara. "Memangnya aku pernah berpacaran lama?"tanyaku yang disahutu kekehan Kendall. "Aku akan menjadikan Ari kekasihku"ucapku dengan senyun tulus seraya memandang Ari yang masib menatap keluar jendela dengan air mata terkutuk itu. "Jangan!!"seru Barbara,Luke,Justin,Kendall,Gigi,Shawn serempak. Aku menatap Kendall yang terlihat ingin berbicara sesuatu. "Ariana berbeda. Dia akan mengira kau memainkan perasaannya juga dan menganggapnya sebagai pelarianmu dari Elle"jelas Kendall. Persetan dengan semua itu! Bahkan aku tak mencintai Elle.

Bel tanda istirahat berakhir berbunyi. Pelajaran selanjutnya. Gym. Aku memiliki jadwal yang sama dengan Ariana dan Shawn. "Shawn,kita harus segera berganti. Bye Guys!"aku dan Shawn pergi meninggalkan meja kami menuju ruang ganti. Saat aku tengah seru mengobrol banyak dengan Shawn. Aku melihat Ariana sedang bercakap-cakap dengan seorang cowok berambut keriting dengan lesung pipit. Siapapun dia,Aku membencinya!

Aku terus memperhatikan Ari yang tengah seru tertawa bersama pria keriting itu sambil menunggu pelajatan dimulai. Ari memakai kaos tipis berwarna pink dan celana olahraga hitam sebetisnya serta sepatu nike bermotif. "Ayo bergabung dengan Ari"ajak Shawn yang ternyata telah selesai berganti. "Tidak mau!"sahutku. "Mengapa?"tanyanya. "Nanti kita malah diabaikan. Sudahlah,dia sedang bersama pria kriting itu"kataku. Aku cemburu? mm..entahlah. "aku yakin kau pasti penasaran dengan pria itukan? Aku juga,makanya kita harus kesana"ucap Shawn. Ugh!! MENDES!

"Hai Ari!!"seru Shawn memeluk Ari. "Shawn? Hai.."pekiknya. "Mm..Harry ini Zayn dan Shawn,Zayn dan Shawn ini Harry"Ariana memperkenalkan kami. Si Harry menjabat tanganku dan Shawn. "Dia pacarmu?"tanyaku dingin yang membuat mata indah milik Ariana mentapku. "Tentu-"ucapannya terpotong dengan teriakan pelatih olahraga yang menyerukan namanya. "Aku akan ke Mr.Lou."ucap Ari lantas meninggalkan kami. Tentu? Tentu apa? Tentu saja? Atau tentu tidak? Ya tuhan,ini membingungkan. "Kau Zayn malik?"tanya Harry. Aku mengangguk dan menatapnya malas. "Ariana bercerita banyak tentangmu"ucapnya lantas menatap Ariana yang membantu Mr.Lou memasang ring Volly. "Ariana sering bercerita padamu?"tanyaku kesal. "Ya..kau tahu dia cerewet. Typical Ariana"ucapnya menggedikkan bahunya. Apa hubungn Harry dengan Ariana?

Olahraga kami kali ini adalah Volly. "Kutebak! Pasti ini usulan Ari"ucap Shawn padaku. "tentu,dia kan sangat suka volly."jqwabku seadanya. "Team 1. Aaron,Samuel,Harry,Lisa,dan Amanda."ucap Mr.Lou yang membuat orang yangerasa namanya disebut berkumpul pada sisi lain lapangan. "Kelompok 2. Ariana,Shawn,Zayn,Meggy,dan Logan"ucap Mr.Lou. Logan? Sejak kapan?

*Ariana's POV*

Logan? Tumben ia ikut latihan  biasanya dia akan sibuk menulis teks drama yang akan di mainkan. "Aku ingin lihat seberapa canggung kau bersama Zayn ditambah Logan"bisik shawn. "Ini akan menjadi hari yang panjang"gumamku yang membuat Shawn terkekeh.

Aku men-service bola dan langsung mencetak angka. Haha...mereka payah.i love it. Setelah serviceku yang ke 6kali mereka brhasil menyeimbangi. Permainan mulai berjalan seru seperti yang seharusnya.

Aku yang berpindah posisi menjadi di tengah berusaha menangkia bola dan 'bruuk' aku menabrak...Meggy. "kau lihat pakai mata donk!! Ini bagianku. Lihat garisnya!"pekikku kesal sambil menunjuk garis batas. Kutu buku itu menundukkan kepalanya. Bodoh! "Ari..kau tak apa-apa?"tanya Harry,Logan,dan Zayn yang mengelilingiku. "Biar kulihat"ucap Logan. "Sudah aku saja"kata Harry menepis tangan Logan yabv berada di pahaku. "Kau pikir kau siapa?"sahut Zayn mendorong Harry. Lahh..kok jadi begini? "permisi tuan-tuan"suara ini..Shawn. Shawn menggendongku bridal style,dan membawaku pergi dari mereka. "Shaen apa yang kau lakukan?"ucapku meronta di gendongan shawn. "Aku? Tentu saja membantumu"jawabnya masih terus berjalan. "ayolah..turunkan aku! Aku harus kembali kesana dan memaki gadis kutu buku itu"sergahku. "Kutu buku?"tanya Shawn. Aku mengangkat bahuku tak peduli. "Ia anggota cheerleader"lanjut Shawn. Aku memutarkan mataku jengah. "Aku.tak.peduli"ucapku dengan penekanan di setiap katanya. "Zayn mengkhawatirkanmu"gumam Shawn setelah kami sampai di ruang kesehatan. Aku tertegun. Benarkah?? "Benarkah?"tanyaku berbinar. "Iya"jawab Shawn girang. "Dia juga terlihat kesal saat Harry terus berbicara padamu"ucap Shawn. "Aku tak ingin terlalu percaya diri"kataku. "Kau tahu..Zayn sulit ditebak"lanjutku setelah Shawn membaringkanku dibangkar. "Ya..dan hari ini dia putus dengan Elle"ucap Shawn menatapku aambil tersenyum miring. "Kau pasti bercanda"ucapku. Ya tuhan.. bagaimana ini. Aku sudah menyiapkan rencana pembalasan dendamku. sudahlah..untuk apa aku memikirkannya. Toh..Elle akan tetap menerima akibatnya.

*Elle's POV*

Aku membuka lokerku lantas mendapati surat beramplop merah. Disitu tertulis pengirimnya adalah Ariana. Ariana? Habislah aku. Seperti yang kudengar dari beberapa murid disini. Ariana sering membully orang-orang yang membuatnya tak nyaman dan kesal. Aku mungkin akan bernasib lebih parah karena merebut Zayn,setidaknya itu yang ia ketahui. Nasibku akan sama dengan mantan-mantan Zayn yang sekarang terkucilka  bahkan ada yang keluar dari sekolah dan itu semua karena Ariana Grande.

Aku membuka amplopnya dan membacanya. 'Sudah bersenang-senangnya? Aku tak akan membullymu seperti yang ada dipikiran dangkalmu. Tapj bermain dengan reputasi dan nilaimu akan menyenangkan'begitulah isi suratnya dan diakhir dengan 'The famous Ariana' ini bahkan lebih parah.

baru selangkah aku jalan dari lokerku. Aku telah mendapati Ariana dihadapanku. Aku menunduk dan memeluk bukuku seerat mungkin. "Kenapa? Mana Zayn yang akan sigap melindungimu itu?"tanyanya meledek. "A-aku s-sudah put-us dengannya"ucapku gemetaran melihat mata Ariana yang memincing dengan tangannya yang bermain dengan kukunya yang panjang dan indah. "Karena aku habis perawatan kuku aku mengurungkan niatku untuk mencabik wajah polosmu"ucapnya sarkastik. "Tapu dengan-"aku merasakan rambutku tertarik,ini sakit. "Menjambak rambutmu..tak akan merusaknya"lanjutnya. "Ariana"panggil seseorang. Thanks god. "Matt"gumam Ariana. "Apa yabg kau lakukan?"tanya Ariana dingin. "Lepaskan dia!"kata Matt. Ariana mendorongku dan alhasil aku jatuh dipelukan Matt. "Tadinya aku akan menyiksamu selama waktu kau pacaran dengan Zayn. Tapi karena sudah putus..aku juga membatalkannya. Yang tadi peringatan! Aku tak suka ada orang baru yang merebut apapun dariku walau hanya sekecil debu!"ucap Ariana tepat diwajahku,sehingga nafasnya yang harum menyeruak ke hidungku. Memang sepantasnya Zayn mencintai Ariana.
********
Vomments??? Kumohon... *mukamelas*

Damn! High schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang