France

175 10 8
                                    

Warn typoss!!
.
.
.
.
.
.
*Ariana's POV*
"Ari.. Kau lihat boots ku?" Tanya Barbara yang sedang kelimpungan membenahi kopernya. Aku tahu aku telat dan satu setengah jam lagi kami harus take of   Tapi... Hey! Aku tak mungkin membiarkan koperku berantakan seperti milik Barbara sekarang. "Di bawah tempat tidurmu"Jawabku kalem. Dan mengenakan cardiganku setelah menggeyar rambutku.

Aku sudah memakai wedges ku. Kulihat Barbara masih mencatok rambutnya. "Let me help you"Kataku. "God.. Thanks Ari you are the best" Aku tertawa kecil.

"You guys ready yet?" Tanya Shawn yang masuk ke kamar kami. Aku yang sedang melipat kabel catokan menengok ke arahnya. "Kalian lama sekali"lanjut Justin yang memelukku dari belakang fan mengecup tengkukku.

Aku berbalik menghadapnya dan tersenyum manis. "Whatever we'll going to Paris"Ucapku mengecup pipinya. Aku menatap Shawn yang menatapku dalam diam. He is so not he is. Sejak kejadian kemarin dini hari,aku jadi agak canggung dengan Shawn. Padahal yang terjadi normal saja. Tapi dia tak memperlakukanku seperti biasanya. Shawn jadi kaku dan itu membuatku tak nyaman.

"Yeah.. We going to Paris"teriak Barbara menggeret kopernya keluar kamar. Aku menggeret koperku sendiri dan mengenakan ransel di punggungku. "Shawn" Aku memanggilnya dan langsung mengamit jarinya. "Ari"ia tersenyum seperti biasanya. But he's eyes cant lie.

***

Aku duduk disamping Zayn dan parahnya ini hanya bangku untuk berdua. Teman-temanku yang baik hati itu yang memaksa si Zayn duduk bersamaku.

"Apa saja yang kau lakukan dengan Shawn tadi malem" aku tahu ini pertanyaan tapi ia mengucapkannya dengan datar setelah 20 menit penerbangan ini pertama ia mengajakku berbicara lebih dulu.

"Hanya menjemput Justin dan Luke. Mereka tertinggal" jawabku menatap mata coklat terang miliknya. "Zayn"gumamku yang sayangnya didengar Zayn. "Ya?" Balasnya. "Hmm..Ari, Aku ingin kita menikmati waktu di Paris"Ucap Zayn seraya menyelipkan rambutku dibelakang telingaku. Getaran ini masih ada.

Bukan Ari,bukan tentang kita maksud Zayn. Aku berusaha menekan apa yang kurasakan. "Bukannya kita sudah sangat bersenang-senang di London" Aku tau ekspresiku bingung sekarang,tapi aku benar-bebar bingung saat Zayn mendesah.

"Maksudku aku dan kamu" Zayn menatapku,dengan tatapan memujanya itu. Jantungku malah berdetak gk karuan. "Ya,of course we gonna having fun in Paris" Jawabku. Zayn tersenyum dan memainkan rambut panjangku.

"Aku pernah bilang kan kalau aku suka gadis berambut panjang?" Aku mengangguk dan mencoba merilekskan posisi dudukku. "Ya,Kylie memang berambut panjang"aku menunduk untuk menahan sesak. Kylie kylie kylie,selalu saja tentang Kylie.

***

Aku merasakan leherku pegal. Begitu menegakan posisi dudukku. Ahh benar saja kita sudah sampai. "Za..-yn"Aku nelihatnya dengan wajah bangun tidurnya yang tengah menatapku dan tersenyum kecil. "Kau cantik saat bangun tidur" berarti selama ini aku gak cantik ding klo sadar! Huft.

"Hey apa yang kalian tunggu? Ayo!" Teguran Kendall membuatku terkejut dan langsung meransel tasku dan turun dari pesawat mendahului Zayn.

"Bonjour" Sapaku memeluk leher Luke dari belakang. "Haai" sahutnya seraya menarikku untuk dipeluknya. "Ari, kopermu"Panggil Gigi yang menunggu barang-barang.

Damn! High schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang