holiday pt.1

175 10 0
                                    

*Ariana's POV*

Akhirnya... yang kutunggu-tunggu datang. "Yeeey!!! Liburan musim dingin"teriakku sambil berjingkrak di kasurku.

"Untung kau cantik. Jadi aku tak menganggapmu gila"ucap Justin ketus. Aku menatapnya tajam lantas memeletkan lidahku. "Pokoknya aku senang"tambahku semakin meloncat.

Setelah lelah berloncatan. Aku menghampiri Kendall yang sedang melipat baju-bajuku dan memasukkannya kedalam koper.

Biar kujelaskan. Aku tidak bisa menyusun baju kedalam koper dengan rapi dan muat. Well,barang-barangku memang banyak. Kalian tahulah... perempuan dan kebiasaannya.
.
.
.
.
.
.
.
Pukul 9 pagi. Aku,Barbara, Kendall,Shawn,Gigi,Justin,Luke,Zayn dan Sean telah berkumpul di Bandara.

Ingat hadiah liburan kami karena memenangkan lomba beberapa bulan yang lalu? Hari ini kami berangkat.

Sebagai junior yang baik,Sean mendorong trolly yang diatasnya terdapat koperku dan kopernya. Sean itu asik.

"Ari,mau mampir starbuck?"tanya Sean. "Mmm..okey. kau yang mengantri ya?"tanyaku. "Okeoke"jawabnya riang.

Kulihat Zayn tampak suntuk dengan earphone yang menggantung di tengkuknya.

Kendall yang tampak serius mengutak-ngatik Iphone nya.

Barbara yang sibuk menggoda cowok ganteng bersama Gigi.

Shawn dan Justin yang sibuk tertawa riang.

Luke yang sedang mengutak-atik slr canon nya.

Dan... Sean yang sekarang berdiri di depanku.

"Thanks.. Sean"ucapku setelah ia menyodorkan frappucino padaku. "Bukan masalah" jawabnya ringan yang membuatku tertawa.

Yang membuatku bahagia akan liburan ini adalah tidak adanya Kylie disini. Yess!!! Itu berarti aku tak perlu tersakiti saat melihat Zayn bermesraan dengannya. "bentar lagi take off"ucap Zayn datar.

Aku menatapnya yang berdiri dibelakangku. "baiklah"sahutku seadanya. "Sean.. kau antri paling depan aku dibelakangmu"usulku seraya mendorongnya pelan.

Zayn mendecak dan menarik tanganku kasar. "Saat dipesawat duduk disampingku."Ucapnya datar. "Aku bersama Shawn"jawabku seadanya sambil melirik Shawn yang berada di belakang Zayn sambil tersenyum remeh. Gadis batinku menusuk-nusuk dengan kesal foto Shawn di dinding.

Aku meninggalkan Zayn dan segera berbaris. Kupandangi Zayn yang berdiri didepanku dengan tiket di tangannya. "Berapa orang?"Tanya perempuan cantik yang tersenyum keibuan. "Sembilan"ucap Zayn dengan senyum terpaksa. "Silahkan"setelah mengecek tiketnya ia mengizinkan kami masuk. "Terima kasih"ucapku ramah.

Aku duduk di pojok dengan shawn disampingku. "Bersyukurlah kau,Kylie tak ikut"bisik Shawn yang kubalas dengan tatapan membunuh. "Pelankan suaramu"bisikku penuh penekanan mengingat Zayn duduk disamping Shawn dan sibuk dengan kegiatannya yang bertelponan dengan sang Ibu.
.
.
.
.
.
.
.

Aku masih setia menatap awan yang berwarna keorenan karena matahari mulai tenggelam. Tubuhku sudah pegal berjam-jam di pesawat. Kulirik teman-temanku sedang tertiur pulas padahal pramugari telah menyampaikan jika 20 menit lagi kami mendarat. Bukan kami namanya jika mentaati peraturan.

"Bangun"pekikku yang kesekian kalinya. Aku berhasil membangunkan Shawn,Justin,Sean dan Barbara. Tapi tidak dengan Luke,Gigi,Kendall dan Zayn.

"Udalah siram saja mereka dengan air mineral"aku yang memang memiliki kesulitan menahan rasa sabar langsung mengguyur mereka. Dimulai dari Gigi,Kendall,Luke dan Zayn. Gadis batinku tertawa riang melihat mereka terkejut karena air yang memang dingin akibat AC. Aku tersenyum jahat dan keluar lebih dulu.

"ugh..Ari. aku benar-benar kesal"rasanya aku ingin mencekik leher Gigi sekarang juga. "Ish.. kau berisik sekali."pekikku.  "Sudahlah,Gi. Kau juga sih susah bangun. Dasar tukang tidur"sahut Kendall dengan nada yang membuat siapapun yang mendengarnya naik darah.

Zayn dan Shawn hanya tertawa melihat perdebatan dua wanita dikanan dan kiriku ini. Aku hanya terdiam jengkel karena kali ini tenagaku habis untuk sekedar berteriak.

Tak terasa disinilah kami "Londooooon!!"kukeluarkan sisa tenaga yang kupunya. "Dasar tukang siram"ketus Luke seraya berjalan dan sebelumnya menyenggol bahuku. Apa?? Luke marah?? 

Aku mengejar Luke. Aku menangkap pergelangan tangannya "lukee"panggilku dengan nada lembut. Nada yang jarang dikeluarkan seorang Ariana grande. "Aku minta maaf"kali ini aku mencium pipinya dan memainkan lip ring di bibirnya dengan hidungku. "Jangan menggodaku"aku terkekeh tanpa suara melihat wajahnya memerah. Dia memalingkan wajahnya dan berjalan cepat menuju kamar hotelnya.

Aku mengikuti Luke masuk ke kamarnya,larat kamarnya dan Zayn. Kulihat Zayn sedang berdiri di balkon sendiri. "Ayolah Luke"rengekku dan duduk di perutnya. Posisinya yang terlentang membuatku melihat jelas raut wajahnya yang menahan malu. Aku masih bisa melihat wajahnya walaupun dia menutup mata dengan lengan bawahnya.

Aku masih duduk diatas perut Luke. "Kalau kau masih ngambek,aku akan tidur disampingmu malam ini"ancamku. "Tidur saja,tapi aku dan Luke akan menjadikanmu barang threesome kami"ucap Zayn menyeringai. Puluhan kupu-kupu berterbangan diperutku. Masih dengan diposisiku Zayn ikut duduk di atas perut Luke dan memelukku dari belakang

"YA TUHAN!! KALIAN MENJIJIKAN" terlutuklah kau Barbara palvin.
.
.
.
.
.
.
.

Sejak tadi,aku belum keluar kamar. Setelah mandi aku langsung tidur. Hari ini kita sepakat untuk beristirahat dan mulai berjalan-jalan besok. Baguslah,aku capek dan malu banget buat nampakin muka didepan Zayn dan luke. Berita buruknya aku sekamar dengan Barbara,orang yang memergokiku dikamar cowok tadi.

"Barb.. jangan diperlebar"pintaku. "Is it to late now to say sorry?"aku mendengus jengah. "Maaf.. semua orang sudah tau"cengiran menyebalkannya semakin lebar. "Kau jahat,palvin"teriakku. "Sahabat tak ada yang baik,grande"sahutnya dengan gelak tawa.

Damn! High schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang