Ariana!!!

185 14 1
                                    

*Justin's POV*

Kacau..kacau..kacau. "ku kira kau mencintainya juga"ucap Kendall. "Apa yang membuatmu berfikir seperti itu?"tanya Zayn. "Coba call Ari"usulku. Barbara mengeluarkan IPhonenya. "Speaker!!"tegas Zayn yang membuat kami menatapnya dengan tatapan apa-pedulimu?!

Tersambung. "Hallo?"suaranya seperti sehabis menangis. "Free tonight?"tanya Barbara
"Sorry,Barbara mood kusedang hancur. Aku juga pusing sekali"jawab Ariana. "Baiklah get well soon i love you"ucap Barbara mematikan smbungannya. "She's totally broken"ucap Barbara memandang fotonya bersama Ariana yang ada di wallpaper IPhonenya. "Mom Alice bilang..ia tak ingin makan apapun"ucapku membayangkan Ariana menjadi lebih kurus. Well,Itu mengerikan.

"Bagaimana besok keadaannya?"tanya Gigi yang duduk di sebelahku. "Kurasa ia tak akan masuk sekolah"ucap Luke yang sedang tiduran di ranjangku. "Itu semua salah kau!!"pekik Kendall menunjuk Zayn. "Dan adikku"lanjutnya melemah. "Pasti Ariana akan sangat membenciku. Habislah Aku dan Adikku"ucap Kendall mengacak rambutnya fruatasi. "Kita semua akan kena imbasnya."ucapku mengeluh.

*Zayn's POV*

Persetan dengan kekhawatiran mereka. Ayolah,Ariana hanyalah sahabat kami. Dia bukan anak raja. Dia juga bukan seorang puteri. Kurasa kedua pernyataan itu sama saja. Hehe. "Aku pulang"ucapku setelah membaringkan diriku di sofa. "Hai zayn"sapa Mom. "Ada apa?"tanyaku pada Mom yang sedang memegang gagang telepon. "Kau tahu penyebab Ariana tak ingin makan hari ini?"tanya Mom. "Dia tak ingin makan?"tanyaku. "Begitulah,dan juga tak ingin keluar kamarnya."tambah Mom. Sial! Rasa khawatir ini muncul lagi. Apa jadinya Ariana besok...
~~~~~~
~~~~~

*Justin's POV*

Pagi ini aku berniat menjemput Ariana lebih pagi dari biasanya. Disinilah aku,berdiri di depan kamarnya. Aku langsung membuka pintunya. Tampaklah Gadis cantik yang memakai outfit bermotif garis-garis dan highheels hitam yang sedang membelakangiku."Kau terlihat baik"gumamku mendekat ke arahnya. "Seperti ini kau bilang baik"ucapnya menunjukkan wajahnya yang.... "oh my god.." ucapku. Ariana hanya memutar matanya sarkastik. "Kau terlihat sangat cantik dengan make up"ucapku mencengkram kedua bahunya dan menggoyang-goyangkannya. "Ayolah Justin..jangan membuat mood ku semakin buruk."ucapnya jengah. "Baiklah..ayo kita berangkat."aku merangkul pinggangnya,tentu saja.

Sudah 10 menit Ariana masih duduk disampingku masih di dalam mobil. "Ayolah Ari. Hiraukan saja Kylie dan Zayn"ucapku yang mulai jengah dengan semua ini. Aku turun dari mobil dan syukurlah Ariana mengikutiku. "Genggam saja tanganku. Kalau itu membuatmu merasa lebih baik."bisikku di telinganya. Dia tersenyum lemah. Aku merasakan tangannya yang hangat menggenggam tanganku. Ariana terus menundukkan wajahnya saat kami melewati Zayn. Tanpa ia sadari mata Zayn terus menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan tapi untukku itu terlihat tulus. "Ari.."lirih seseorang dari belakang kami.
.
.
.
.
.
.
.
.























Kami menoleh kebelakang. "Kendall?"Kendall langsung memeluk Ariana. "Maafkan aku"lirihnya ditengah isakannya. "Tenanglah..ini bukan salahmu"ucap Ariana menegakkan tubuh Kendall dengan kedua tangannya. "Aku masih orang yang sama. Aku mencintai orang yang sama,berteman dengan orang-orang yang sama dan tersakiti oleh orang yang sama. Tak ada yang berubah dariku. Percayalah"ucap Ariana yang matanya sudah berkaca-kaca. "Aku masih orang yang suka menindas,menyebalkan,keras kepala dan..."Ariana menggantung ucapannya. "Sahabat terbaik yang pernah kami miliki"lanjutku memeluknya erat diikuti dengan Kendall yang memeluk Ariana dari belakang.

*Zayn's POV*

Huh... kenapa ia harus menunduk ketika ada di sekitarku. Harusnya ia melawanku,bukan?? Atau setidaknya membuatku membencinya. tapi sikapnya tak membuatku membencinya,ia malah membuatku... entahlah apa perasaan ini. Mengkhawatirkannya? Merasa bersalah? Aku tak mengerti. "Kau tahu? Ariana adalah gadis yang sangat cantik. Dia begitu sempurna"ucap Kylie. "Maaf?" Dia tersenyum. "Aku sangat ingin menjadi Ariana" jelasnya. "kenapa?"tanyaku. "Dia selalu terlihat menawan dimataku"jawab Kylie. "Aku akan ke kelas lebih dulu. Bye Zayn"ucapnya mengecup bibirku.

Damn! High schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang