Disaster

176 13 1
                                    


Typo bersebarann...
.
.
.
.
.
.

.

.
.




*Ariana's POV*

Sudah cukup lama rasanya aku perang dingin dengan Zayn. Tapi,aku tak bisa menerima semua ini. Dia telah menemukan gadis baik-baik seperti Kylie. Sedangkan aku... sangat jauh dari kata baik. Terkadang aku juga sadar bahwa aku benar-benar bukan typenya. secara aku tak sehot Kylie. Jika aku tak mengingat Kylie adalah adik Kendall sudah kucakar abis wajahnya itu. Lagi-lagi Kylie lebih unggul dariku. satu hal yang dimilikinya di dunia nyata dan aku memilikinya di dunia khayalanku. Zayn,ya dia memang hanya dapat kumiliki di dunia khayalanku. "Kau  baik-baik saja dengan mereka?"tanya Barbara menunjuk Kylie yang sedang duduk di pangkuan Zayn. Ya tuhan..adakah yang lebih berat dari ini? "Menurutmu?"ketusku. "Tenang saja,lagi pula Zayn tak mencintainya"ucap Barbara dengan santai. Seketika aku beralik menatapnya yang sedang membulatkan matanya sambil menutup mulutnya. Dia keceplosan. "Barb,kau memang yang paling jujur"ucapku sarkastik. "Tak kusangka..kalian menyimpan banyak rahasia dibelakangku"ucapku menatap Barbara miris. "Baiklah,zayn mencintaimu"ucapnya pada akhirnya ketika melihat wajah mirisku. Tapi..wait! Zayn mencintaiku?! In my imagination. Atau menang aku yang salah dengar?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Aku ingin pulang dengan Zayn!"bantah Kylie untuk yang kesekian kalinya. "Sudah! Sudah! Aku bisa jalan kaki!"leraiku meninggalkan Kendall,Zayn,dan Kylie. Dasar Kylie jalang. Entahlah,semenjak aku mencintai Zayn selalu membenci pacarnya tanpa memandang bulu. Awalnya,kukira akan ada pengecualian pada Kylie tapi sama saja.

Aku terus berjalan di jalanan yang bisa dibilang sepi. Kejadian menakutkan yang biasa terjadu di film-film itu terus terputar di otakku. aku jadi kesal pada mereka yang tak mengejarku.

*Zayn's POV*

Alhasil aku pulang dengan Kylie. Dalam hati,aku berdo'a semoga Ari baik-baik saja. "Hallo"ucap Kylie yang membuatku meliriknya,dia sedang menjawab telepon. "Apa? Baiklah"ucap Kylie. "Ada apa?"tanyaku dingin. "Tidak ada apa-apa"ucapnya. Aku merasa dia berbohong padaku,tapi sudahlah.

Setelah mengantar Kylie pulang aku mengendarai mobilku menuju rumahku. Saat di lampu merah,IPhoneku berdering. "Justin?"gumamku. Lantas mengangkat panggilan tersebut "Ada apa?"tanyaku. "Kau itu dimana sih?"tanya Justin. "Perjalan menuju rumahku"jawabku. "Segitu tak pedulinyakah kau pada Ari? Aku tahu kau tak mencintainya. Tapi,apakah kau tak peduli padanya walau hanya sedikit" aku yang semakin bingung dengan Justin pun habya diam. "Jangan katakan Kylie tak memberitahumu"lanjut Justin dengan nada menyelidiknya. "Sebenarnya ada apa?"tanyaku frustasi. "Ariana belum pulang dari 2 jam yang lalu."ucap Justin yang membuatku menghentikan mobilku mendadak. Ini yang kutakutkan. benar-bebar ini yang ku khawatirkan. "aku akan mencarinya"tegasku.

*Author POV*

Gadis cantik berambut panjang utu telah tergeletak tak berdaya di lorong salah satu jalan raya yang cukup sepi ini. Keadaannya bisa di bilang mengenaskan untuk gadis perawan sepertinya. Di tubuhnya hanya tinggal melekat shortpantsmiliknya serta sepatunya. Bra dan tanktop miliknya telah robek dan ia menutup dadanya dengan kostumnya. Ia tak berhenti mengeluarkan air matanya. Ia bahkan terlalu takut untuk bergerak. Tanpa ia ketahui,seorang gadis polos yabg cantik dan pacarnya yang cukup tampan itu mendengar isakannya. Lalu mereka berdua mengikuti suara isakan itu.

Mata kedua pasangan itu terbelalak melihat seorang gadis yang tak asing di mata mereka. Terlihat sehabis diperkosa oleh berandalan di pinggir jalan. Benar-benar memalukan seorang murid yabg disegani di Severant international high school ini memeluk tubuh hampir telanjangnya tak berdaya sambil menangis. "ARIANA!!"Teriak pasangan tersebut. Lalu sang gadis mendekat ke arah Ariana. "Ada apa denganmu?"tanya gadis itu cemas. "Mereka..."ucapan Ariana terpotong saat air matanya turun semakun deras. "Matt,cepat telepon Zayn1"tegas gadis. "Aku sedang melakukannya"jawab Matt tak kalah cemas.

"Elle,Zayn sedang perjalanan kesini"ucap Matt Mendekati Elle yang sedang merangkul Ariana sambil terdusuk disamping Ariana. "Jangan sentuh aku!!"tegas Ariana yang membuat Matt mengangkat tangannya di udara dan mundur beberapa langkah.

*Zayn's POV*

Ariana tergeletak di lorong samping jalan raya dengan keadaan setengah telanjang. Kurasa ia korban pelecehan seksual oleh para berandalan oinggir jalanan. Kata-kata Matt masih terua terngiang di kepalaku. Setelah kuyakin alamatnya benar aku langaung turun dari mobil dan menguncinya. Ku lari secepat mungkin menuju Matt yang melambaikan tangannya padaku.

Ya tuhan. Aku merasakan dunia kuruntuh. Kakiku lemas. Darahku berdesir cepat. Jantungku berdegup kencang. Nafasku tercekat. "Ari"lirihku lantas segera mendekat kearahnya. "Kalian...lebih baik pulang"tegasku. Mereka tampak bingung. "Aku yang mengurusnya. Terima kasih banyak"ucapku lantas menggendong tubuh Ariana yang bergetar. "K-kalian j-j-jahat"gumamnya diiringi segukan.

Setelah kami didalam mobil,aku menatap Ari yang meringkuk sambil menatap keluar jendela. Aku mencoba menenangkannya dengan menyentuh bahunya "jangan.sentuh.aku"desisnya tajam penuh penekanan. Aku mengangkat tanganku ke udara sambil terkejut. Aku merogoh jok belakang. Aku menyelimuti Ari dengan selimut lembut yang kudapatkan dari jok belakang mobil. "Thanks"gumamnya.

Jujur saja,aku marah,kesal,sedih,dan semuanya bercampur aduk. "Ari. We here"ucapku setelah ada di carport rumahnya. Aku turun dan membukakan pintu mobil untuknya. Lantas,menggendongnya ala bridal.

Semua menatapku yang sedang menggendong Ari dengan selimut yang melekat ditubuhnya. "Putriku"ucap Mom Alice mendekatiku dan mengusap wajah Ari penuh kasih sayang. Untungnya,Daddynya Ari tak ada disini. "Bawa dia ke kamarnya"suruh Justin yang berdiri di ujung tangga. Kulihat Gigi,Kendall,dan Barbara menutup mulut mereka sambil menangis.

Aku duduk disampig ranjang Ari. Kini ia telah menggunakan kaos longgar berwarna pink dengan nike short berwarna Abu-abu. "Ari mereka.."ucapku sengaja menggantung untuk menunggu respondnya. "Mereka menciumku,mengecup leherku,merobek baju ku,membuka paksa braku, dan mereka mencium serta meremas payudaraku"ucapnya yang diakhiri dengan tangisan. Aku mengelus punggung tangannya. "Everything will be okay"ucapku mencoba menenangkannya. Kulihat Mom Alice yang menatap Ari kosong. Kendall,Gigi,dan Barbara menangis. Justin,Luke,dan Shawn tampak frustasi. Sekarang,apa maksud Kylie tak memberi tahuku saat Justin menelponnya tadi? Benar-benar kurang ajar. and one thing, it's really a disaster.

Late update... tugas numpuk. Dimaklumi saja. Hehe,aku pingin curhat nih.. aku lagi dimusuhin satu kelas gitu gara" cowok yang jadi idola para cewek disekolahku itu nyium aku. So..beginilah,nasibku ini layaknya story..story di FF. Drama bgt. Ini semua gara" cowok itu aku kehilangan sahabatku yang ternyata palsu. Sekarang yang belain aku cuma sahabat lakiku 1 orang,cowok yg nyium aku,dan 3 sahabat perempuanku. Do'ain aku yah.. guys. Jadi nyepam. Heheh. Dont forget for Vomments..
Btw, entah knp aku suka bgt sama foto Zayn yg di mulmed.
Amyra XOXO

Damn! High schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang