break it,hurt it

226 15 2
                                    

*Ariana's POV*

Aish.... Aku badmood banget hari ini aku naik jeepku sendiri. Justin tak menjemputku karena dia harus merekrut anggota basket. "Hai..Guys"sapaku saat membuka pintu ruangan eskul art. "Hai Ariana"sapa mereka. Aku memang telat 35 menit. Hari ini tak sekolah,hanya kegiatan eskul saja.

Aku mulai melukis di papan lukisku. Aku berniat melukis bidadari cantik yang memiliki sayap yang indah,tapi sedang menitikkan air matanya. Sama sepertiku. Aku langsung menitikkan air mataku begitu melihat Zayn memeluk wanita pirang itu mesra dari belakang dengan maksud mengajarinya menulis. Bahkan,Aku yang telah bertahun-tahun lamanya berteman dengan Zayn tak pernah sedikitpun ia memelukku mesra. aku terus menangis sambil melukis. Ini terlalu menyakitkan.

Ruangan ini telah sepi. Hanya tinggal aku seorang diri. Lukisanku telah selesai dan sekarang aku sedang membersihkannya. "Ari?"panggil seseorang. Aku mendongak. "Oh..Hi. Ken"sahutku. "Ya tuhann.."pekiknya menangkup wajahku dengan kedua telapak tangannya. "Aku tahu. Mataku..hidungku memerah"ucapku sambil mencoba meredakan tangisanku. "Ceritakan padaku..Ariana"ucap Kendall

*Zayn's POV*

Aku menghabiskan waktku seharian dengan Elle. Dia adik kelasku. Dia cantik,sangat cantik. Dia juga pendiam,dan pemalu. Aku suka melihat wajahnya yang polos. "Oh...ya. aku melupakan Iphoneku di ruangan tadi. Kau,pulang saja yah.."ucapku setwlah melihatnya telah dijemput supirnya.

Saat aku ingin membuka pintu ruangan tersebut,Aku mendengar isakan tangis yang membuatku mengurungkan niatku. "Aku mencintainya,Ken"Ari,itu suara Ariana. "Aku mencintainya sejak kami pertama bertemu"isaknya terdengar lagi. "Tapi,Zayn tak pernah menyadari itu." DEG! a-a aku?? Ariana mencintaiku? aku menyakiti hatinya.

Hatiku terenyak mendengar isakan dan curhatan yang keluar dari bibir Ariana. aku masih berdiri di balik pintu. "Zayn?"bisik seseorang saat kusadari Kendall membuka pintu. Aku tersenyum padanya. "Ada apa dengan Ari?"tanyaku pura-pura tak mengerti. "Kau tanya saja"ucapnya melenggang pergi. Dasar gadis jangkung.

Kubuka pintu,tampaklah Ari yang memandangku dengan tatapan kepedihan itu. "Hai Zayn"sapanya ceria. Hatiku...kenapa seperti ini. "Hai...ada apa denganmu?"tanyaku mendekat. "Gadis pirang yang cantik... kau terlihat menyukainya. Siapa namanya?"disaat hatinya sakit,ia masih menyembunyikannya. Bagaimana aku bisa mengetahui perasaanmu,Ari. Jika kau pandai sekali menyembunyikannya. "Dia Elle,Elle fanning. Dia sangat pendiam"ucapku tersenyum. Aish...apa yang kuucapkan? Kulihat air matanya lolos dari mata kanannya. "Ya..dia pendiam. Tidak sepertiku. Aku jahat,kejam,menyebalkan,tak ada yang mencintaiku"ucapnya pedih,tapi senyum itu masih terus menghiasi wajah cantiknya. "Bagaimana kau tahu tak ada yang mencintaimu?"tanyaku. "Itu adalah kenyataan Zayn. Sangat mudah untukku melihatnya."jawabnya lantas pergi meninggalkanku. Ariana mencintaiku,sangat mencintaiku.rasa cintanya padaku terlalu dalam,sampai ia rela tersakiti selama ini hanya untuk melihatku bahagia.beberapa kali aku meminta bantuannya untuk mendapati gadis yang kusuka tanpa memperdulikan perasaannya. Maafkan aku Ariana.

Aku segera mengambil IPhoneku dan berlari keluar mngejar Ariana. "Ari!!!"panggilku. "Ya?"tanyanya. Wajahnya telah kembali normal. "Bagaimana jika aku mengantarmu?"tawarku,aku menatapnya sambil memainkan alisku. "Aku membawa mobil"jawabnya. Dia masih tak menatap mataku. "Bagaimana dengan gadis itu? Mmm.. Elle. Lebih baik kau antar dia pulang"ucapnya menunduk. Aku benci Ari yang seperti ini. "Dia telah pulang"aku memperhatikannya yang lama kelamaan mendongak. "Aku duluan"katanya sambil melambaikan tangannya. Aku menarik tangannya,sehingga ia menabrak dadaku. Aku memeluknya erat dan menenggelamkan hidungku di rambut wangi strawberrynya. Setelah memeluknya cukup lama. Dia membalas pelukanku tak kalah erat. Dia berdeham lantas aku melepas pelukannya. "Well,hati-hati kalau begitu"kataku. "Akan kuusahakan"sahutnya lantas berlari kecil ke parkiran. Maafkan aku telah menghancurkan hatimu.

*Justin's POV*

Aku berlarj kecil berniat menghampiri Ari yang berjalan menuju jeep putihnya. "Ari!!"teriakku membuatnya berbalik sambil tersenyum. Aku langsung memeluknya sekilas,lantas menggenggam kedua tangannya. "Malam ini. Di rumahku pukul 7."ucapku terengah-engah mencoba menormalkan nafasku. "Maksudnya?"tanyanya. "Remember? Hari ini sabtu. Acara rutin kita? Saturdaynight. Kali ini dirumahku. "Ahhh...iya. aku akan datang pukul 5"jawabnya. "Baiklah..aku akan menunggumu."ucapku lantas memeluknya sekilas. "Bye"kataku. Ariana mengangguk lalu tersenyum. Ada yang aneh dengannya.

~~

pukul 4:48. Aku segera mandi. Seelah selesai,aku memakai jeans dan kaos putih 'casual'. "JUSTIN!! ARIANA HERE!!"teriak Mom dari bawah. Aku berlari kecil menuju Ari. Kulihat dia sudah cantik lagi,tak seperti tadi...sangat berantakan. "Outfit yang feminim untuk seorang Ariana Grande"ucapku memperhatikannya dengan gaun pink soft dengan bagian depan setengah paha dan bagian belakang sebetisnya. "Rambutmu juga berbeda warna..dan tumben kau gerai"ucapku. "Hanya menghargai pemberian Mom"sahutnya disela perjalanan kami menuju taman belakang.

Aku dan Ari menata meja dengan bangku berjumlah 8. Jam telah menunjukkan pukul 6:30. "Aku akan membawa makanannya"kata Ari. Setelah makanan tersusun rapi. Kudengar bunyi gemuruh kendaraan terdengar di halaman depan. Beberapa menit berikutnya,mereka telah sampai disini. "Kemana Zayn?"tanyaku. "Hai guys..maaf terlambat aku harus menjemput kekasihku"ucap Zayn. DEG! Aku,Gigi,Kendall,Barbara,Luke,dan shawn serempak menatap Ariana yang menunduk sambil meremas tangannya. "Ari..bisakah kau ambilkan bangku untuk Elle?"tanya Zayn,dasar cowok tak berperasaan.

Aku menahan tangan Ariana yang duduk disampingku. "Duduk saja ditempatku dan sebelahnya."ucap Ariana tersenyum. Tersenyum? Bqgaimana bisa? Disaat hatinya hancur berkeping-keping. "Aku akan mengambil bangku untukku"ucapnya menatap kami satu persatu sambil tersenyum. "Tamu tak diundang"cibir Kendall yang berada disamping kiriku. "Tak boleh seperti itu"sahutku berbisik.

Inilah kami,Elle duduk disebelah Zayn,lalu Aku dan Kendall. Dihadapan kami ada Luke,Shawn,Barbara dan Gigi. "Kemana Ari?"tanyaku. Sudah 5 menit. Kulihat Ari yang kesusahan menyeret bangkunya. "Susah sekali"gumamnya,lantas dusuk dibangku tersebut. Kulihat Ari terus memandang sejoli itu. Elle dan Zayn. Andai saja Ari membiarkan Zayn mengetahui perasaannya,pasti ia tak selalu tersakiti.

Suasana kali ini terasa canggung. "Aku permisi ke kamar mandi"ucap Elle kikuk. "Biar kuantar"ucap Ariana mengarahkannya. "Heh..bodoh!"pekikku sambil menimpuk Zayn dengan sendok makanku. "Apa yang kau lakukan?"tanyanya. "Mengapa kau membawa gadis lain?"tanya Gigi. "Ya...kenapa?"lanjut Shawn. "Tak tahu kah kau betapa hancurnya Ariana"ucap Kendall. Kami semua serempak memelototi Kendall,tak terkecuali Zayn. "Apa maksud kalian?"tanya Zayn. "Aku tahu kau mengetahuinya Zayn"ucap Luke. "Ariana..adalah seorang malaikat."ucap Kendall tersenyum. Kami semua tersenyum. "Tapi...kau menangisi malaikat kami"ucapku menunjuk Zayn.

Telah menunjukkan pukul 9. Semua telah pulang tinggal Aku,Zayn,Elle,dan Ariana yang sedang mencuci piring. "Bagaimana sikap Ariana padamu?"tanyaku pada Elle. "Dia baik..sangat baik"jawabnya. "Dia malaikat bukan?"tanyaku sambil melirik Zayn yang terus menatap Ariana yang membelakanginya. "Ya..bahkan lebih"jawab Elle. Ariana berbalik melepaskan celemeknya dan berjalan kearah kami. "Aku pulang yah.."ucapnya sambil menyisir rambut indahnya dengan jarinya. "Kuantar?"tawarku. "Aku jalan kaki saja"jawabnya. "Ini sudab larut,Ari"lirih Zayn. "Sudah biasa" katanya. "Ini malam yang panjang untukku. Aku sangat lelah"katanya memelukku. Aku mengelus punggungnya. Lama kelamaan tubuhnya semakin berat. Aku melepas lingkaran tanganki dipinggangnya. Lanyas *brukk* Dia pingsan.

*Zayn's POV*

Aku tahu aku menyakitinya. Aku tau aku memperalat Elle. Elle juga telah setuju akan semua ini. Padahal dia telah memiliki kekasihku. Aku hanya ingin melihat sejauh mana Ariana bertahan. "Kalian pulanglah. Ariana akan tidur bersamaku"ketus Justin. Ah...semua orang jadi marah padaku. "Lalu...Ariana?"tanya Elle. "Dia akan tidur bersamaku"jawab Justin. "Lalu bajunya?"tanyaku. "Aku akanmenggantibajunya dengan bajuku"kawab Justin. "Kau akan mengganti bajunya?"tanyaku. "Kau lihat ada orang lain dirumah ini?"Justi berbalik bertanya. "Sudah urusi gadismu. Perhatian untuk Ariana tak dapat terbagi"ketus Justin lantas menutup pintu kamarnya. Hatj yang panjang.

***************
Makasih banyak yah...untuk yang vote. Yah...walau sedkit tapi aku tetap bersyukur. Aish...lebay kali. Lupakan -_- aku butuh saran dan kritik so...plis kasih masukan

Damn! High schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang