What you wantZayn?

179 17 1
                                    

Makasih banyak yg udh baca apalagi ngevote. Apalagi comment (tpi gk ada) so aku lagi mood nulis nih. Happy reading please vote and comment *puppyface*

*Zayn's POV*

Aku terbangun dari tidurku karena sinar matahari yang berusaha menyinari kamarku dari jendea yang Mom buka lebar. "Sekolah,Zayn. Ini sudah jam 6"ucap Mom. Aku yang masih setengah sadar hanya mengangguk dan berjalan dengan gontai menuju kamar mandi.

Aku hanya menggunakan kaos hitam polos dan jeans hitam. Kurasakan IPhone ku bergetar di saku celanaku. "Gigi? Tumben sekali"gumamku. "Whatsup,Gi?"tanyaku. "Kau tau tidak!! Kita memiliki tugas sejarah dengan Ariana! Kau tahu? Dia mengerjakan semuanya sendirian."jelasnya panjang lebar dengan suara melengking. "Lalu kau?"tanyaku. "Aku kan yang mengedit di powerpoint! Kau yang seharusnya membantunya!! Lantas? kasihan Ariana sampai tangannya bengkak. Keterlaluan!"ucap Gigi mengakhiri telepon.

As.ta.ga. aku benar-bebar lupa dengan tugas itu. Aku merasa sesak didadaku saat Gigi bilang tangan Ari bengkak. Tanpa disadari,aku sudah menyakitinya terlalu banyak. Sebaiknya aku menelponnya untuk sekedar mendengar suaranya.

*Ariana's POV*

Aku menutup mataku setelah mengetik tentang sejarah kerajaan ottoman yang dipimpin Raja Sulaiman pada masanya di Laptop dan kukirimkan beberapa menit yang lalu pada Gigi lewat e-mail. Seharusnya aku mengerjaan dengan Zayn. Tapi..

say something i'm giving up on you....i'll be the one if you want me too. "Hallo"sapaku masih dengan mata tertutup. "H-hai"Zayn. Ini suaranya. "Ada yang bisa kubantu?"tanyaku menahan rasa sakit yang menjalar di dadaku,walau hanya mendengar suaranya. "Bagaimana kabarmu?"ini Aneh. "Baik"jawabku. "Kenapa kau tak mengingatkanku?"sudah kuduga Gigi menelponnya. "Gigi menelponmu?"tanyaku. "Dia memarahiku"bisa kutebak sekarang Zayn sedang mengerecutkan bibirnya.

Aku terus berbicara dengan Zayn sampai tak terasa sudah pukul 7. "Ya tuhan,Zayn"pekikku. Kudengar dia tertawa. "Sampai bertemu disekolah"ucapku. "Kenapa harus disekolah kalau aku ada disini?"tanya seseorang yang suaranya berasal dari ambang pintu kamarku. Matilah aku. Apa Zayn melihatku tadi saat aku berloncat-loncat,berguling-guling,tersenyum,dan blushing tadi saat bertelpon dengannya. "Sejak kapan kau disini?"tanyaku. "Sejak 30 menit yang lalu" ya,dia pasti melihatku melakukan ritual anehku tiap bertelpon dengannya. Aku tersenyum kikuk. "Apa yang kau lakukan tadi?"tanya Zayn. "hah?"aku melebarkan mataku.

Aku sedang berada di mobil Zayn entah mengapa dia ingin mengajakku berangkat bersama. "Maaf tak membantumu"gumamnya. "No big deal"jawabku.

*Zayn's POV*

Sekarang kami berada di mobilku. "Maaf tak membantumu"gumamku. "No big deal"jawabnya. "Kau terlihat cantik hari ini"ucapku yang baru sadar kalau Ariana menggunakan Make up. Kuulang Ariana grande memakai make up. "Ya kau memakai headband,white hotpants,white croptee,dan of course sneakers."lanjutku setelah memperhatikannya. "Oh ya..aku memiliki kekasih baru"ucapku memperhatikan mimik wajahnya yang dari blushing menjadi entahlah sulit ditebak. "Junior?"tanyanya. "Ya"jawabku. "Kau tahu Ari?"tanyaku. Dia melirikku. "Aku tahu perasaanmu padaku dan jujur aku tak memiliki perasaan yang sama padamu. Kita berteman. Aku tak cinta padamu. Tapi bukan berarti aku membencimu-"aku menarik nafas. "Lupakan perasaanmu padaku. Tapi jangan jauhi aku"ucapku. "Aku mengerti" matanya sudah berkaca-kaca. Aku tahu sebesar apa perasaannya padaku. tapi aku tak ingin dia beranggapan bahwa aku memberi harapan padanya. Aku tak mencintainya. Kenyataan memang pahit bukan?

Saat sampai parkiran aku membuka pintu dan turun dari mobil dan berjalan ke Ariana. Aku membukakan pintu untuknya. "Hai Zayn"sapa...Kylie langsung mengecup bibirku. "kylie?"terdengar suara lirih Ariana. "Hai Ari"ucap Kylie melambaikan tangannya. "Dia kekasihku"ucapku merangkul pinggang Kylie. "Dia sempurna"ucapku dan sekarang menatap Kylie. "Aku ingin bertemu Gigi. See you guys around"ucapnya seraya berlari kecil. Maafkan aku Ari,tapi ini kenyataan.

*Ariana's POV*

Untuk yang kesekian kalinya. Bel telah berbunyi 5 menit yang lalu. Aku masih berjalan menuju kelas sejarah sehabis mengeluarkan air mata yang tak kurasa menyita waktu hampir 20 menit.
"Permisi..maaf saya terlambat"ucapku masuk kedalam kelas menuju Mr.Geo yang sedang menerangkan pelajaran. "President student telat."ucapnya. "Berdiri di lapangan sampai jam pelajaran saya selesai"tegasnya kembali menerangkan pelajaran. Aku melihat Gigi dan Zayn yang duduk tak jauh dari tempatku berdiri sekarang. Gigi menatapku dengan tatapan ayo-buat-alasan-agar-kau-tak-kena-hukuman! Aku menatap Zayn yang memperhatikan Mr.Geo. you hurt me too much Zayn.

Aku berdiri di tengah lapangan yang kebetulan matahari sedang terik-teriknya. Sudah sejam berati sejam lagi. Kurasakan tubuhku melemah. Kaki bagaikan tak seimbang. Nafasku tercekat dan semuanya gelap.

*Zayn's POV*

Aku sesekali melirik Ari yang berkali-kali mengganti posisi berdirinya. Saat aku mengalihkan pandanganku. "Ariana pingsan"teriak salah satu murid yang duduk tepat di depan meja guru. Aku dan Gigi berlomba-lomba berlari menuju Ariana yang tergeletak lemah dengan wajah yang pucat. Aku menggendongnya bridal style.

Setelah dokter Unit kesehatan memeriksanya Gigi terus menggosok-gosokan tangannya dengan tangan Ari. "Ya tuhan..."gumam Gigi untuk yang kesekian kalinya. "Sudahlah..Gi. dia hanya kelelahan"ucapku jengah karena sifatnya yang paranoid. "Tentu dia kelelahan. Dia tak tidur semalaman. Mengetik semua tugas sejarah! Menangis pula ditambah lagi berdiri di tengah lapangan saat cuaca Chicago benar-benar terik. Dia gadis biasa bukan superhero"ucap Gigi dengan suara yang tak beraturan. Dia tak tidur semalaman. "Egh!"pekik seseorang sambil memegangi kepalanya. "Pusing sekali aku,Gi"gumamnya. "Aku tahu,istirahatlah"ucap Gigi. "Tidak hukumanku belum selesai"bantahnya loncat dari bankar ke lantai,karena tak seimbang dia jatuh. Aku yang berada disampingnya tak membiarkan itu terjadi. Aku mencengkram pinggangnya. "persetan dengan hukuman"ucapku. "Aku akan membeli air mineral untukmu,Ari" ucap Gigi meninggalkan kami berdua.

Aku menuntun Ariana ke bangkar. "What you want,Zayn?"tanyanya. Ah..aku tahu kemana arah pembicaraan ini. "Make me hate you."ucapku. "Aku akan melakukan apapun yang kau inginkan"ucapnya tersenyum,senyum itu. Senyum yang sering ia tampilkan saat ia lelah dan menyerah. Aku benci senyumnya yang satu itu. "Ini air mineralnya"ucap Gigi. "Thanks"gumam Ariana.

*Ariana's POV*

Hari yang berat. Aku sedang duduk sendirian di dinding pembatas balkon kamarku. Say something i'm giving up on you... i'll be the one if you want me too. "Hallo?"tanyaku. "Free tonight?"tanyanya. "Sorry,Barbara mood kusedang hancur. Aku juga pusing sekali"ucapku. "Baiklah get well soon"ucap Barbara mematikan smbungannya.

Zayn. Tak pernah terfikir sedikitpun di otakku ia akan melakukan semua ini padaku. Ini terlalu menyakitkan. Hatiku benar-benar sakit. Yang membuatku tak habis pikir ia memintaku untuk membuatnya membenciku. Bagaimana bisa? Disaat aku sangat mencintainya. Yang membuatku terkejut,gadis itu Kylie. Kylie jenner,adik Kendall yang bernotabene teman baikku. Yang menjadi pertanyaan. Sesempit inikah dunia? Sampai kapan aku tersakiti? Bagaimana membuat Zayn membenciku? Ini semua menjadi rumit seperti sinetron. Menyedihkan.

Voment please...

Damn! High schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang