Part 11

5.3K 159 0
                                    

21+!!!

Dengan malas dan masih dengan usaha meredam gairahnya, Jalal terpaksa berjalan kearah pintu membukakan pintu untuk Lulu. Jodha yang melihat tampang masam Jalal hanya bisa tertawa dan menggeleng gelengkan kepalanya.

"Abang!!! Help me, bang! Please!!" Lulu langsung merangsek masuk dan menghempaskan pantatnya diatas kasur.

"Ada apa Lu? Kenapa wajahmu terlihat panik seperti itu?" Jodha ikut duduk disamping Lulu.

"Aduh Lu! Padahal sedikit lagi abang berhasil, kau malah datang disaat yang tak tepat," gerutu Jalal sambil menghempaskan pantatnya di sofa.

"Berhasil apa bang?" Lulu mengernyitkan dahinya bingung sementara Jodha langsung melotot kearah Jalal.

"Ah, gak apa apa lu! Terus, ada apa kamu datang kemari dengan wajah panik begitu?" Jalal mengalihkan pembicaraan.

"Bang, help me ya, kali ini aja, besok pagi mama tugasin Lulu untuk beresin buku buku Lulu yang ada di gudang, nah sedangkan besok pagi sampai sore Lulu ada kuis di kampus. Mama ngancem, kalau besok sore sampai dia pulang arisan belum beres juga itu buku yang berantakan, jatah uang saku selama sebulan bakal dihapus sama mama," Lulu menjelaskan dengan tampang memelas.

"Trus, abang harus bantu seperti apa?" Tanya Jalal sambil melipat tangannya ke dada.

"Abang kan belum masuk kerja, jadi besok pagi saat mama pergi arisan, abang tolong Lulu beresin buku buku itu sementara Lulu pergi kekampus. Abang beresinnya pelan pelan aja supaya besok sore kalau mama pulang, semua udah beres. Please ya bang, kali ini aja bantuin adik manismu ini," Lulu merayu sambil mengedip ngedipkan matanya. Jalal tersenyum kecut melihat ulah adiknya ini.

"Baiklah, abang akan membantu. Tapi dengan satu syarat, jatah uang saku bulan ini harus dibagi dua dengan abang!" Jalal mengajukan syarat.

"Kyaaa?? Beneran rentenir juga nih abang. Udah tajir masih aja ijo matanya kalau soal duit," Lulu bersungut sungut.

"Ya, sudah kalau tidak setuju," sahut Jalal enteng.

"Wait.. wait.. wait.. oke, baiklah. Lebih baik dapat separuh daripada nggak sama sekali. Okelah bang, terima kasih ya," Lulu langsung beranjak dari kamar Jalal diikuti dengan gelengan kepala Jalal heran dengan kelakuan adiknya.

"Besok, aku bantu ya," Jodha menawarkan diri.

"Tidak perlu, kau istirahat saja," Jalal menghampiri Jodha dan duduk disampingnya.

"Pleasee....," pinta Jodha dengan nada yang dibuat manja.

"Hmmh, baiklah kalau kau memaksa. Sekarang, kita istirahat saja dulu," ajak Jalal yang diikuti dengan anggukan kepala Jodha.

Keesokan paginya, Jalal dan Jodha sudah bersiap pergi ke gudang setelah menyelesaikan sarapannya.

"Lagi lagi kita harus ke gudang ini. Sebenarnya aku masih trauma sih ingat kejadian di gudang ini," Jalal melirik Jodha dengan tujuan menggoda.

"Jalalll!!!! Maaf!!!" Jodha menggelayut mesra dilengan Jalal.

"Iya sayang, aku hanya bercanda. Aku sedang menggodamu saja. Kau duduk saja di sofa, biar aku yang mengerjakannya," ucap Jalal sambil menggeret Jodha untuk duduk disofa.

"Tapi, Jalal....," bantah Jodha hendak bangkit berdiri.

"Duduk!!" Perintah Jalal dengan pelan namun tegas. Mau tidak mau Jodha menuruti perintah Jalal dan kembali duduk.

Sementara diluar, bi Inah sedang membersihkan halaman belakang, tiba tiba matanya tertuju pada pintu gudang yang terbuka dengan kunci yang menggantung.

Aku LelakimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang