Jalal masih belum menyadari bahwa Jodha berjalan kearahnya. Sepertinya semenjak hamil, Jodha menjadi begitu sangat sensitif. Ia sudah bersiap hendak menyapa Jalal dan wanita itu, namun tiba tiba ia berubah pikiran dan langsung berbalik arah meninggalkan mereka berdua. Jodha ingin memberikan sedikit pelajaran pada Jalal. Ia memutuskan pulang ke hotel sendirian dan me-nonaktifkan ponselnya dengan tujuan agar Jalal bingung mencari keberadaannya.
Sementara masih di mall, Jalal yang sudah selesai berbincang dengan wanita tadi, terlihat bingung dan panik mencari keberadaan Jodha. Jalal khawatir kalau Jodha tersesat di tempat sebesar ini. Jalal telah mencari di bagian informasi namun Jodha tak muncul juga. Jalal berkali kali menghubungi Jodha lewat ponselnya, namun nihil, ponsel Jodha sedang tidak aktif. Saat hampir putus asa, tiba tiba ponsel miliknya berbunyi.
"Hallo, mr. Jalal. Ini aku, Akbar," ternyata Mr. Akbar yang menelepon.
"Ya, mr. Akbar. Ada apa anda meneleponku?" Tanya Jalal yang masih diliputi perasaan khawatir memikirkan keberadaan Jodha.
"Maaf saya mengganggu. Tadi kebetulan saya melihat Mrs. Jalal kembali ke hotel seorang diri menggunakan taksi. Apa kalian baik baik saja? Maaf kalau pertanyaan saya sedikit lancang," ucap Mr. Akbar agak ragu.
"Oh ya, kami baik baik saja. Tadi kami sedang berjalan jalan di mall dan sempat berpisah arah. Istri saya merasa lelah dan memutuskan untuk pulang terlebih dulu. Tapi tadi dia sudah menghubungi saya," ucap Jalal berbohong menutupi kebenaran.
"Oh, baiklah kalau begitu. Maaf kalau saya mengganggu dan sudah ikut campur. Selamat menikmati hari anda Mr. Jalal," sahut Mr. Akbar dan kemudian menyudahi pembicaraan.
Jalal sedikit lega dengan perkataan Mr. Akbar barusan. Itu artinya, Jodha-nya baik baik saja. Walau Jalal sendiri bingung dengan sikap Jodha yang dengan tiba tiba memutuskan pulang ke hotel sendirian dan meninggalkannya dalam kebingungan dan kekhawatiran.
Sesampainya di hotel, Jalal bergegas menuju suite mereka untuk meminta penjelasan dari Jodha. Jalal masuk kedalam suite dan terkejut mendapati Jodha yang sedang duduk dilantai sambil memeluk lututnya dan menangis sesenggukan.
"Jo, kau kenapa sayang? Kenapa kau pulang ke hotel sendirian? Apa yang terjadi? Kau baik baik saja kan?" Jalal menghampiri Jodha dan ikut duduk dilantai berhadapan dengan Jodha. Begitu banyak pertanyaan yang muncul dibenak Jalal.
"Aku mau pulang ke Jakarta, sekarang!" Ucap Jodha singkat dan menatap tajam kearah Jalal.
"Tapi sayang... mengapa mendadak begini? Kau baik baik saja kan? Kau ini kenapa sih?" Jalal bingung dengan sikap Jodha yang tak mau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
"Pokoknya, aku ingin pulang sekarang juga. Kalau kau tak ikut, aku bisa pulang sendiri," Jodha bangkit berdiri dan berjalan menuju lemari, menarik koper dan memasukkan satu persatu pakaiannya kedalam koper.
"Oke! Kalau kau tak mau menjelaskan apapun, tidak masalah! Aku juga tetap akan pulang bersamamu. Tapi aku sarankan jangan sampai kau menyimpan sendiri dan membuatmu stress karenanya. Karena itu bisa berpengaruh pada anak kita. Dan aku tak ingin sesuatu terjadi pada kalian," ucap Jalal tegas membuat Jodha sempat tertegun namun tak lama ia tetap melanjutkan membereskan pakaiannya.
Jalal pun membereskan pakaiannya sendiri kedalam koper. Hening tercipta diantara mereka. Jodha yang entah kenapa tak mau berbicara tentang apa yang terjadi dan Jalal yang dibuat bingung dengan sikap Jodha yang tak biasa seperti ini. Mereka berpamitan hanya dengan Mr. Akbar karena Miss Sharma sedang pergi keluar hotel. Mr. Akbar cukup terkejut dengan kepulangan mereka yang begitu mendadak dan semakin menguatkan kecurigaan Mr. Akbar bahwa sesuatu terjadi diantara mereka. Namun, Mr. Akbar tidak mau ambil pusing dengan mencampuri urusan mereka.