Berita kehamilan Jodha benar benar membuat Jalal bahagia sekaligus panik. Betapa tidak, seharusnya mereka baru diperbolehkan memiliki anak lagi setidaknya dalam jangka waktu dua tahun pasca operasi caesar yang dilakukan Jodha. Oleh karena itu, di kehamilan Jodha yang kedua ini, Jalal benar benar overprotektif pada Jodha. Sebenarnya di kehamilan Jodha yang kedua ini, Jodha tidak terlalu repot dan sensitif seperti kehamilan pertamanya. Malah Jalal yang terlihat begitu repot dan lekas panik apabila melihat Jodha melakukan hal hal yang dianggapnya berbahaya.
"Jalal, kalau kerjaanku hanya tidur saja sepanjang hari bisa bisa anak kita ini menjadi pemalas nantinya," protes Jodha karena sudah kesekian kalinya Jalal memaksanya berbaring diatas ranjang.
"Tidak sayang! Aku tak ingin mendengar bantahanmu lagi. Jadi tetap disitu, dan kalau kau ingin melakukan sesuatu, panggil pelayan atau panggil Lulu," ucap Jalal sembari membetulkan letak dasinya.
"Hufth!! Ini semua karenamu, Jalal," Jodha menekuk wajahnya. Jalal mengernyitkan keningnya bingung kemudian menghampiri Jodha, duduk berhadapan dengannya.
"Maksudmu?" Tanya Jalal menaikkan sebelah alisnya.
"Iya! Kalau saja kau bisa menahan hasratmu sedikit saja, pasti aku tidak akan hamil lagi secepat ini," Jodha cemberut menundukkan wajahnya.
"Hey! Kau sadar tidak dengan perkataanmu barusan hah? Apa kau menyesal karena hamil lagi? Apa aku salah melampiaskan hasratku pada istriku? Anak itu karunia Tuhan, Jo. Kau seharusnya bersyukur diberi kesempatan pada Tuhan untuk memiliki anak lagi. Lagipula bukan aku saja yang menikmatinya. Kaupun juga menikmatinya kan," Jalal mendengus kesal sambil memalingkan wajahnya kearah lain.
Jodha menutup mulutnya dan menyadari perkataannya barusan. Lagi lagi Jodha mengeluarkan statement yang membuat Jalal kesal dibuatnya. Tanpa menunggu jawaban dari Jodha, Jalal langsung beranjak dan bergegas keluar dari kamar mereka. Terdengar derum suara RR Evoque miliknya menandakan kalau ia langsung berangkat ke kantornya tanpa sarapan terlebih dahulu.
"Jodha!!! Bodoh!! Bodoh!! Bodoh!! Ikhhh!!" Jodha mengumpat dirinya sendiri.
"Kak jo, bisa ganggu bentar?" Lulu berdiri didepan pintu kamar Jodha sambil menggedong baby El.
"Masuklah Lu, apa El rewel?" Jodha bangkit dan meraih El kedalam gendongannya. Namun Lulu tak memperbolehkannya.
"Lho? Kenapa Lu?" Tanya Jodha heran.
"No! Gak liat apa perut besarnya kak Jo itu? Bisa kena ayat ayat cinta nanti dari abang," ucap Lulu sambil masih mendekap baby El.
"Dia kan lagi gak ada juga, Lu. Lagian dia lagi ngambek sama kakak. Jadi bingung sama abangmu itu, bentar bentar langsung ngambek," keluh Jodha pada Lulu.
"Mungkin kak Jo kali yang bikin abang gitu. Abang kan bukan tipe pria yang sensitif gitu kak. Emang masalah apa sih yang bikin abang ngambek?" Lulu mulai dengan investigasinya.
"Hmmh, masalah pribadi sih Lu. Tapi boleh donk kasih solusi supaya abangmu gak ngambek lagi," Jodha meminta bantuan Lulu.
"Rayu aja si abang. Dia kan gak bisaan kalo ama kak Jo. Ntar sisanya serahin ke Lulu," Lulupun keluar sambil membawa kembali baby El.
*******************
"Hallo, abang! Ini bang Kak Jo," Lulu menelepon Jalal yang sedang sibuk berkutat dengan file filenya di kantor.
"Ada apa dengan kak Jo, Lu?" Tanya Jalal sedikit khawatir.
"Itu bang, kak Jo....," tut...tut...tut... sambungan terputus. Jalal mencoba menghubungi Lulu kembali namun nihil, ponsel Lulu sedang tidak aktif.