Three : New Friends

328 61 2
                                    

Masuk ke dalam perpustakaan dan berharap menemukan sesuatu yang baik. Mungkin teman? Atau lainnya?
Sambil menghela nafas panjang dan segera menghempaskan bokongku yang indah di bangku perpustakaan.

"Hai."

Belum sempat aku merasakan aroma manis yang tercipta dari kenyaman di perpustakaan ini. Aku sudah diganggu lagi dengan orang yang bahkan tak rela mengizinkan aku tenang.

Dengan malas aku menoleh ke sumber suara tepatnya di belakangku. Ya dibelakangku.

"Apa?"

Sekarang laki laki yang berambut klimis, hidungnya mancung dan pakaian yang terlihat cocok dengan wajahnya saat ini, dia ada di sebelahku yang tadi menyapaku.

"Boleh kududuk disini?" Tanya laki laki yang bahkan aku belum tahu namanya.

Aku hanya mengangguk lemas, dan dia spontan duduk dengan tegap seraya membanting tasnya. Membuatku berfikir aneh.

"Hai bung!" katanya ke arahku sambil tersenyum.

"Hm."

"Kudengar kau murid baru disini, perkenalkan namaku Nick, senang bertemu denganmu, Callan!" ujarnya sambil membuka resleting tasnya.

Aku tersenyum kecut, siapa yang bertanya tentangnya. Lagipula mendengar namaku dipanggil aku merasa ada yang aneh.  "Dari mana kau tahu namaku?" tanyaku agak malas.

Sontak laki laki ini kembali menatapku bingung. Membuatku juga bingung. "Biar kutebak namamu adalah Callan, bukan begitu?"

Aku mengernyit. "Bagaimana kau tahu akan hal itu?"

Dia kembali membuka mulutnya sambil tertawa. "Ya kau tahu lah.... Range Rover milikmu, emm ya maksudku begitu.."

Aku sungguh heran dengan laki laki satu ini. Apa dia, baru pertama kalinya melihat Range Rover di sekolah ini. Dan apa hanya aku orang yang pertama kalinya menaiki Range Rover disini.

Aku melirik ke arah jendela. "Apa kau belum pernah melihatnya sebelumnya?" tanyaku padanya.

Dia menggeleng. "Aku pernah melihatnya dalam sekolah ini tapi, terakhir kalinya aku melihat sekitar 2 tahun yang lalu."

Aku seketika mengernyitkan alisku. "Apa maksudmu?"

Dia menghela nafasnya. Sambil mengerjap bingung. "Kurasa aku baru saja mengatakan hal yang tidak patut aku katakan." ceplosnya sambil menggaruk dahinya.

Aku kembali bersibuk pada ponselku. Dan menghiraukannya. Iya menghiraukan. Tak ada guna aku memperhatikannya.

Kami hening.

Tidak ada pembicaraan sampai akhirnya Nick membuka mulutnya lagi. "Oh ya bung temui aku di kantin nanti." ujarnya yang membuatku semakin tergelitik.

Siapa dia? bahkan aku saja belum kenal dengannya terlalu dekat. Sungguh laki laki yang aneh. Aku memang tipikal oramg yang sulit untuk mencari teman baru. Apalagi orang baru sepertinya.

"Kurasa aku malas ke kantin saat nanti." jawabku dengan mantap.

Seketika, Nick menatapku dengan tatapan menganga. "Ayolah, akan kukenalkan pada gadis gadis cantik dan mempesona, supaya kita tidak sendirian." katanya.

"Maaf Nick, tapi aku tidak ingin bersama gadis gadis."

"Benarkah? Apa sebelumnya kau sudah pernah punya pacar?"
Sangat halus sebenarnya ia mengucapkan hal itu. Dan terdengar biasa saja. Karena pengucapan intonasinya datar datar saja. Tapi bagiku yang mendengarkan kali ini, merasa semakin dalam dan mampu membuatku kesal. Pertanyaan macam apa ini.

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang