Ini sudah beberapa kalinya aku memberitahu Callan agar ia tidak menejemputku tiap pagi. Aku tahu dia begitu mencintaiku, tapi kurasa tidak seperti ini perlakuan yang ia berikan padaku, cukup sewajarnya.
"Rupanya dia sudah menunggumu lagi," ujar Walton sambil membawa cangkir kopi dan mengintip dari celah gorden jendela rumahku.
Yap. Walton dan Paman Jhonny sudah mengetahui antara hubunganku dan Callan. Karena memang sering sekali, Callan menjemputku dan mengajakku keluar ke suatu tempat.
Aku berjalan mondar mandir sambil posisi mengikat rambutku, karena aku mencari sesuatu yang tertinggal milikku.
"Padahal sudah kuberikan peringatan untuknya," jawabku pada Walton.Paman Jhonny yang tengah sarapan saat itu ikut tersenyum melihat polahku yang tengah tergesa gesa.
Walton menyesap kopinya sebentar. "Kali ini boleh aku yang buka?" tanyanya.
Aku tersenyum. "Sure!"
Aku kembali ke dapur dan membuka kulkasku, mengambil healthy water yang sudah kusiapkan semalam. Untuk kubawa ke sekolah.
"Aku suka laki laki itu."
Leherku sontat refleks menoleh ke arah dimana suara itu kudengar. "Apa?"
Paman Jhonny menyesap kopi buatanku. Dia tersenyum sebentar kemudian berucap padaku. "Walaupun aku tahu kau suka berganti ganti laki laki sejak kepergian Jacob, tapi kuharap Callan bisa merubah sikapmu menjadi lebih dewasa," jelasnya.
Aku tersenyum mendengarnya, rasanya semua beban dalam diriku hilang. "I hope so," jawabku seraya memasukkan botol mineralku ke dalam tas, "Bagaimana keadaan Bibi Mona?" tanyaku padanya.
Mendengar kata 'Mona' matanya berbinar menapiskan rasa bahagia yang tersembunyi disini. "Dia baik baik saja. Rencananya dia akan pindah disini karena ia ingin tinggal bersama kita."
"Benarkah? Wow itu akan menyenangkan!"
"Dia merindukanmu."
Aku tersenyum. "Aku lebih merindukannya."
Suasana hangat itu berakhir sebelum akhirnya suara Walton membuatku risih. "Hey Carol, tampaknya pacarmu ini tak sabaran!"
"Tunggu sebentar!" balasku, aku yang masih memandangi Paman Jhonny segera beralih keluar dari dapur, "Paman aku pergi!" pekikku.
"Hati hati Carol!"
• Therio Callan Oskey •
Aku dan Caroline berjaalan beriringan menuju area loker. Ini sudah kesekian kalinya aku dan dia berangkat bersamaan, walaupun dia berkali kali mengingatkanku agar tidak usah menjemputnya. Tapi entahlah aku masih suka melanggar peraturannya. Caroline harus tetap aman dan nyaman denganku.
"Apa acaramu hari ini?" tanyaku disela sela ceritanya.
"Tidak ada."
"Aku ingin mengajakmu ke rumahku," ujarku.
Dia mengernyit. "Ke rumahmu?"
"Selama ini kau belum pernah datang ke rumahku kan?"
Dia hening sebentar. "Baiklah."
Tak terasa langkah kami membawa ke area loker seperti biasa. Setibanya kami di area loker, Carol mengurus barang barangnya sedangkan aku juga berkutik pada barangku, samapi akhirnya kami harus berpisah. Caroline memasuki kelas Matematika sedangkan aku Astronomi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
Teen FictionDia orang pertama yang memperkenalkan dirinya. Dia orang pertama yang sudah membuat aku tersenyum lepas. Dia orang pertama yang sudah membuat aku menjadi kesal. Dia orang pertama yang suka mengacaukan hariku. Dia orang pertama yang sudah mencuri hat...