Ten : Horray!

125 24 0
                                    

Aku menggerutu di kantin sesekali memakan makanan ringan yang kubeli. Astaga aku masih tidak bisa berhenti memikirkan tiket itu. Aku hancur tanpa itu. Darimana aku akan mendapatkan tiket itu sekarang juga. Aku tidak bisa kesana jika tanpa tiket itu. Ke pesta tahunan andalanku.

Sesekali aku mencoba mengingat ingat kembali dan mencoba mengungkit ungkit masa lalu dimana aku meletakkan tiket itu. Sialnya aku. Bodohnya aku.Tentu saja aku membutuhkan itu.

Saat ini, sekolah kami sibuk mempersiapkan pesta besok malam, dan semua penghuni di sekolah ini juga ikut merayakannya. Mulai dari menyiapkan dekorasi, makanan, dan lain sebagainya. Astaga, aku benar benar gemas dengan ini semua. Aku tidak ingin kehilangan momenku tahun ini untuk tidak mengikuti prom night tahunan.

Aku mencoba untuk memikirkan hal yang lebih penting tapi tidak bisa. Aku tidak tahu harus bagaimana untuk pergi ke acara besok malam. Ayolah aku tidak bisa berhenti memikirkan tiketnya. Aku bisa tersiksa tanpa tiket itu.

"Hei, Caroline!"

Disaat aku seperti ini, ada saja hal yang membuatku jengkel. Siapa orang yang berani beraninya menggangguku!

Aku memutar kepalaku. Mendapati laki laki bodoh tengaj menuju kemari. "Apa kau sudah dapat pasangan untuk besok malam?" tanya dia disebelahku.

Aku masih menggerutu. "Aku tidak tahu." jawabku sebal.

"Aku yakin, besok kau pasti dinobatkan sebagai putri tahunan benarkan?" Ujarnya sambil memakan makanan ringan milikku.

Aku menghela nafas dalam dalam. "Aku, tak tahu Matthew. Kuharap begitu." Jawabku sayu.

Matthew menatapku aneh. "Hei, ada apa ini? Kau tidak senatusias biasanya?" Tanyanya yang mungkin sedang tahu keadaanku.

Aku berdecak sebal dan memilih untuk meninggalkan dia. Dan kurasa dia masih menatapku dengan tatapan anehnya.

"Sayang mau kemana.."

Bahkan suaranya yang menggelegar mampu membuat hidupku semakin rusuh.

Aku berjalan sejauh ini, menjauh dadi situasi apa pun. Yang aku inginkan hanya satu, tiket itu. Drngan langkah kaki pasti, aku meletakkan tubuhku di taman ini. Taman yang sepi.

"Hei, Carol. Apa besok pasanganmu Callan?"

"Ha benarkah?"

"Oh itu pasti sangat indah dan romantis"

Bla..bla...bla

Mereka semua sedang membicarakan aku dan aku tidak suka itu. Ironisnya mereka membicarakan aku saat aku berada di depan mereka atau sekitar mereka. Ah entahlah aku sedang kacau saat ini.

Aku sedang duduk di kursi taman sendirian dan sedang memikirkan bagaimana caranya aku bisa pergi kesana. Berharap keajaiban datang padaku, tentunya.

"Ternyata kau disini,"

Aku mendengar suara khas itu. Suara yang tak asing bagiku. Sontak aku menoleh.

"Ada apa?" Jawabku lesu padanya.

Dia menghela nafas, dan menghempaskan bokongnya di sampingku. Sambil menatapku dengan tatapan heran. "Aku mencarimu."

Ada yang aneh disini. Callan mencariku. Pasti ada hal yang serius. Tidak seperti biasanya dia membicarakan ini.

"Tumben," sindirku sekilas. Karena keberadaanya disini.

Dia tertawa kecil sebelum akhirnya berucap padaku. "Aku ingin bicara tentang pesta itu."

Ayolah, semua murid membahas tentang pesta itu. Aku hanya merasa sial, karena tak bisa pergi ke sana besok.

Dengan separuh hati aku menjawab,"Maaf aku tidak bisa."

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang