Aku menuju ke area loker dan mencari Alea sahabat terbaiku. Dimana dia? Apa dia sedang siaran sekarang? Seketika otakku berputar dan aku baru ingat jika dia setiap pagi harus siaran sekolah, dan aku harus menyusulnya untuk menemuinya.
Jadi disekolahku ada radio sekolahan, kebetulan Alea sahabatku lah yang jadi penyiar radionya. Biasanya dia mengajak seseorang juga untuk diajak bicara bersama.
Aku yang tengah melangkah ke ruang siaran terhenti seketika melihat seseorang tengah menarik tanganku dengan keras. "Hei Carol, sedang asyik ya?" ujar Mathew menghampiriku.
Aku menatapnya dengan datar, aku tahu tujuan dia kesini adalah untuk kembali menjalin hubungan denganku. Apa dia belum puas setelah aku patahkan perasaanya. Apa dia belum puas aku sudah membuatnya terluka. Apa dia belum puas aku sudah membuat hatinya tersayat?
Aku menjawab enteng. Sekaligus melepaskan pergelangan tangannya yang sukses menarik lengaku tadi. "Allright, bagaimana harimu?"
"Baik," jawabnya dengan semangat. Wajahnya tersenyum seperti saat kita menjalin hubungan seperti dulu. Kini lenganku bisa aku selamatkan dan aku bisa bernafas lega sekarang, "Apa kau sudah punya pacar lagi?" tanyanya to the point yang bahkan dugaanku benar.
Dia selalu bertanya mengenai hal itu ketika aku sudah tidak ada hubungan apa apa lagi dengannya. Tidak ada.
"Aku serius, Matthew. Aku sedang tidak ingin menjalin hubungan dengan siapapun saat ini. Sudah jangan buat moodku rusak." jawabku lagi lagi dengan nada malas.
Dia melotot. Bergerak kegirangan. Sudah kuduga dia akan melakukan reaksi seperti itu. "Baiklah aku tidak memaksamu, tapi tetaplah untukku sayang.."
Mendengar kata sayang yang sengaja ia tekanku seketika membuatku tersenyum datar. Dan membuatku jijik seketika. Yang benar saja, panggil aku sayang, memangnya dia siapa? Dasar!
Dia masih menatapku. Aku sengaja meninggalkannya disana. Dia melambai tangan padaku dan aku menghiraukkannya. Takut waktu terbuang sia sia dengan orang aneh disini.
Langku tidak sepenuhnya loloa ke tempat tujuanku. Langkahku lagi lagi terpaksa harus terhenti. Karena aku bertemu dengan wanita centil Kelly dan kawan kawan.
Kelly mengajakku ngobrol di sela sela langkahku. "Hai Carol? Sedang sibuk?" Tanyanya.
"Tidak." jawabku dengan lirih.
"Baguslah," Kini ia mengerti dan kembali menyamakan langkahku dengan langkahnya, "Oh ya kudengar ada murid baru dan tampan di sini, apa kau sudah tahu beritanya?"
Aku menaikkan kedua alisku. Mendengar hal itu aku sedikit tertarik untuk mendengar gosip tentang muris baru itu. "Aku tidak tahu, kalau memang benar ada, siapa dia?" tanyaku langsung.
Kelly sontak menoleh dan menghentikan langkahnya yang lolos membutaku ikut berhenti juga. "Astaga Carol, kurasa kau harus tahu ini, dia sangat tampan, apa kau tidak berniat mematahkan hatinya untuk korban selajutnya?"
Aku terkekeh. Sekaligus dibuat bingung. Aku bahkan tidak tahu siapa orang itu. "Memangnya dia siapa?" ujarku penuh dengan canda.
Kelly semakin heboh. "Kau tidak tahu ternyata! Selain dia tampan, dia juga kaya, bahkan tadi saja dia diantarkan mobil mewah Range Rover, astaga! Bayangkan itu!"
Rasanya saat mendengarkan penjalasan Kelly, aku begitu semangat dan semakin tertarik dengan ceritanya.
Kelly bergerak usil. "Aku jadi ingin tahu akan hal itu." ujarnya sambil mengutak atik rambutku.
Melihat gerak geriknya aku tahu, bahwa ia sedang menyuruhku untuk mematahkan seorang pria lagi. Tapi saat ini, aku sedang ingin vakum untuk bercinta sementara. "Okey, kau bisa cari tahu dia sendiri." jawabku dengan semangat sambil melanjutkan langkahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
Ficção AdolescenteDia orang pertama yang memperkenalkan dirinya. Dia orang pertama yang sudah membuat aku tersenyum lepas. Dia orang pertama yang sudah membuat aku menjadi kesal. Dia orang pertama yang suka mengacaukan hariku. Dia orang pertama yang sudah mencuri hat...