"Hey," sapaku ketika melihat kedatangannya.
Dia datang, dengan rambutnya yang terurai, kaos panjang berwarana merah, rok hitam selutut, serta sepatu vansnya yang semakin membuatnya menawan. Da datang sambil membawa beberapa kertas serta tasnya yang menggelambir di samping pinggangnya.
Dia duduk di sebelahku sambil mengeluarkan sesuatu dari tasnya. "Callan, aku kesini ingin memberitahu mu sesuatu." ujarnya.
Aku mengernyit. "Ada apa?"
Dia tersenyum bahagia, dan mulai berkata, "Hari ini adalah ulang tahun saudaraku sekaligus sahabatku, Walton. Kurasa Alea dan Nick juga datang untuk merayakannya nanti ke pestaku nanti, jadi maukah kau datang Callan?" tanyanya kepadaku.
Aku mengernyit, kenapa Caroline tidak pernah menceritakannya padaku tentang 'Walton' siapa dia? Bahkan aku tidak pernah tahu nama itu dalam kehidupannya. Bukankah Caroline hanya punya satu sahabat terbaik Alea, lalu siapa Walton itu?
Aku terdiam sejenak. Bertanya ragu, tapi sedikit bimbang. "Siapa Walton itu?"
Bola mata Caroline berputar putar seolah olah dia memikirkan sesuatu. Dan aku tahu apa yang ia pikirkan. "Emm, kurasa kau akan tahu setelah kau datang ke acaranya nanti." jelasnya seraya menyodorkan secarik kertas berwarna coklat emas.
Aku menyiutkan sudut bibirku. Berfikir sejenak. Tapi lagi lagi hatiku meronta untuk mengiyakan permintaannya. Sekali lagi aku memikirkan apa yang harus aku lakukan.
Setelah menunggu lama, kurasa ide bagus jika aku datang ke acaranya, lagipula aku juga belum pernah datang kerumahnya, dan hari ini aku juga tidak ada acara.
Aku membuka mulutku. Dan mengambil kertas coklat emas itu. "Ide bagus. Baik, aku akan datang."
Dia bersorak kegirangan. Matanya berbinar kegirangan bahagia. "Horeeeee.. Oke akan kutunggu kau dirumahku jam 5 sore, ingat jangan lupaa!!" sahutnya dengan bahagia.
Setelah mengucapkan hal itu dia langsung berlari ke arah lain dan meninggalkanku disini. Sedangkan aku melanjutkan kegiatanku.
Selang beberapa menit, Nick bertemu denganku, dan dia duduk di sebelahku. Mengingat kejadian barusan, sepertinya Nick sudah tahu.
"Jadi, kau akan datang ke rumahnya nanti?" tanyanya yang sesuai dengan dugaanku.
Aku menghela nafas sejenak. "Kurasa begitu," jedaku, "Oh ya, ngomong ngomong siapa Walton?" kataku sambil meyapu pandanganku ke arah kantin.
Nick kemudian merangkulku dan berkata. "Apa kau yakin dia tidak memberitahumu tentang Walton?"
Aku tersenyum kecut. "Sungguh." jawabku dengan nada bulat.
Aku memang benar, walaupun Caroline sudah jarang lagi menggangguku tetap saja terkadang, kami masih canggung satu sama lain. Walaupun kami sedikit lebih dekat. Tapi aku tidak pernah mengetahui sedikitpun tentang keluarga dan rahasianya. Bahkan tidak ada.
Nick menyesap soda yang ada di genggamannya. "Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang, karena ya kau tahu dia sulit untuk dideskrepsikan," jelasnya dengan nada sok.
Mendengar hal itu, aku hanya terkekeh sekilas sebelum akhirnya Nick mengajakku untuk pergi ke taman untuk menceritakan semuanya. Sementara aku hanya menurutinya saja.
• Caroline Alhesia Haley •
Hari ini adalah ulang tahun Walton. Aku ingin memberinya kejutan padanya. Paman Johnny juga sudah sepakat denganku untuk memberikannya kejutan. Katanya sih, Bibi Mona juga akan datang untuk merayakannya. Aku sangat rindu sekali dengan Bibi Mona. Oh ya, satu lagi Bibi Mona adalah orang yang sudah kuanggap seperti ibuku. Bibi Mona-lah yang menemukanku dan akhirnya merawatku. Namun, sayangnya dia tidak bisa sepenuhnya merawatku, jadi dia menitipkan aku di Paman Johnny.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
Teen FictionDia orang pertama yang memperkenalkan dirinya. Dia orang pertama yang sudah membuat aku tersenyum lepas. Dia orang pertama yang sudah membuat aku menjadi kesal. Dia orang pertama yang suka mengacaukan hariku. Dia orang pertama yang sudah mencuri hat...