Chapter 8 : Tenten

2.4K 102 4
                                    

Btw xie mau larat sedikit dari chapter sebelumnya. Maklum xie ga gitu apal geo astro dan apalah yang berhubungan sama IPS .__. Xie bukan anak ips tapi bukan anak ipa juga. Pengen sih bahasa tapi gaada jadi milih ipa :V (curhat)
Ternyata setelah akses inet ke Hokkaido itu pake pesawat, begitu sampai bisa naik bus aro kereta. Jadi kalian baca yang ini ya.

-author description-
*NGUENG WUSH* (ceritanya suara pesawat 😆😆😆)
'Aku ingin tidur', batin Tenten.
'Tapi sebelahku Neji, bagaimana ya?', Tenten berpikir sejenak.
'Sial, kenapa juga Neji yang dipojok. Kalau aku diposisinya aku sudah memundurkan kursiku (biar senderan yang nyaman buat tidur, kalian ngerti kan?) untuk berseder', baik Tenten mulai lelah. Haha~
'Sudah aku tidur saja, lagipula aku tidak akan bersender dipundaknya', Tenten pun tidur, sudah sangat pulas. Ya mungkin dia benar-benar lelah. Lelah kenapa? Author pun tak tahu. Mungkin author harus tanya kepada rumput yang bergoyang hoo hoo~. Maaf! Back to story.

*duk* (pelan doang ga kenceng)
Neji yang awalnya melihat ke jendela kini menatap wanita sebelahnya. Mungkin sekarang yang dipikiran Neji adalah manis, apalagi kalau melepas telinga pandanya. Bibirnya juga merah. Merah muda. Bulu matanya yang tipis dan juga alisnya, lihat berapa lucunya seorang gadis tomboy tertidur pulas di pundak lelaki yang katanya ia benci. Ingin rasanya mencium sekali lagi keningnya. Neji memperhatikan setiap inci wajah Tenten. Neji tersenyum. Pagi ini menjadi pagi yang paling indah menurut Neji. Ia pun mengelus pelan kepala Tenten dan mencium aroma rambut Tenten.

'Hm, ichigo'

'Aku ingin begini terus'

Neji mencium pelan kepala Tenten. Dan memberikan jaketnya sebagai selimut untuk Tenten. Ia pun tersenyum dan mengembalikan pandangannya ke arah jendela, melihat indahnya bentuk tiap-tiap awan. Tenten tidak bergeming. Mungkin Tenten tidak begitu merasakannya, bisa saja ia di dalam mimpinya Neji melakukan hal tersebut.

-Hokkaido-
"Yosh! Sampai juga", ucap Naruto kegirangan.
"Bulan Juli untuk melihat festival bunga kan?", tanya Neji.
"Menurut yang kubaca di Internet begitu Neji-kun", akhirnya Hinata buka suara.
"Aku juga lelah ingin istirahat dulu sebentar", sekarang aku yang buka suara.
"Ide bagus, aku akan tidur dengan Hina- aww! Sakit Ten", Naruto kini mengusap-usap kepalanya.
"Kau dengan Neji! Enak saja dengan Hinata!", aku menjintaknya karena ia sudah berpikir macam-macam.
"Kau aku bercanda Ten", aku cuma menyilangkan tanganku.

-Villa-
"Ini villa milik Tou-san, disini ada 4 kamar. Kamarnya pun bersebelahan, ranjang king size. Lalu kamar mandi ada 2, letaknya ada di lantai 1 dan 2. Lalu balkon untuk memandang pemandangan sekitar sini", jelas Hinata.
"Baik aku mau istirahat dulu", akupun masuk kekamar dan langsung menjatuhkan diri ke ranjang yang dimaksud Hinata.
"Ten-chan, aku dan Naruto mau pergi berkeliling ya", Hinata membuka pintu dan berkata begitu. Sementara aku menjawabnya dengan jari jempol yang kuangkat, karena aku tengkurap lalu melanjutkan aktivitasku. Memeluk bantal.

**************

"Ten, kau tidak mau melihat sekeliling?", tanya seseorang. Aku masih diantara sadar dan tak sadar. Apa aku tadi tertidur? Siapa yang bicara?
"Aku..capee", akupun menutup diriku lagi dengan selimut secara tak kusadari. Eh selimut? Ah mungkin saja Hinata yang pakaikan.
"Hei! Kau.. Jangan tidur lagi", sekarang dia marah. Tapi aku tidak peduli.

-author description-
*SRET*
"Bangun Ten", kata Neji sambil membuka selimut yang Tenten pakai.
"Aku masih mau tidur", Tenten menarik selimutnya kembali.
"Hei! Kau akan kehilangan kesempatan emas"
"Hn..."
"Ayolah panda kecil bangun", kata Neji menarik selimut Tenten secara paksa.
"Ah~ aku kan cape Tou-san", Tenten menarik selimutnya lagi dengan keadaan masih lelah.
"Eh?", Neji bingung. Baik sekarang ia mengerti bahwa waktu dulu ayah Tenten membangunkannya dengan mengatakan panda kecil. Mungkin.
"Sebentar lagi Tou-san", Tenten masih bergelayut dengan bantal yang satunya (jadi ada 2 gitu)
"Ya ya, aku menurutimu panda kecil", Neji menutup tubuh Tenten dengan selimut dan mencium pelan kening Tenten lagi.
'Lihat Neji. Sekarang si panda mengira bahwa aku adalah ayahnya', batin Neji.

"Aku tidak akan mencium bibirmu sampai kau siap", Neji pergi dan menutup pintu kamar Tenten dan Hinata pelan. Ia pergi ke balkon sambil berduduk santai.

-end of author description-

************

"Hinata, aku sudah buatkan makan siang. Naruto dan Neji juga", aku sudah menyiapkannya di atas meja.
"Oh! Ten ini enak sekali. Bagaimana caramu membuatnya?", Naruto terlihat sangat menikmatinya.
"Iya Ten-chan. Bagaimana cara membuatnya? Aku ingin belajar pada Ten-chan", sekarang Hinata angkat bicara.
"Ahaha. Boleh saja. Nanti malam kita buat bersama", aku berkata dan mulai melahap bekalku sendiri. Kami semua menghabiskan onigiri yang kubuat. Ya hanya untuk mengisi perut saja.

Hm, liburan ini baru setengah hari. Lalu sore ini akan kemana? Haha. Biar Hinata saja yang putuskan, aku tidak tahu tempat ini. Lagipula aku merasa sangat senang disini. Ah iya, mimpi tadi siang seperti nyata. Ayah mencium keningku.

Chapter 8 END

28 Agustus 2015
Story by : VG_iamxie
Pojok Curhat : sorry banget xie nge stuck tengah jalan. Pikiran sedang penuh dengan alkana alkena alkuna geometri biologi aljabar kalkulus trigono dll. Jadi ini sorry banget jelek singkat ga jelas ga padat ga seru (emang) dll. Mungkin typo bertebaran. Jadi harap maklum kalo chapter depan bakal lama. See you mumumu

XoXo

Neji's Different Side [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang