Chapter 16 : Play

2.9K 94 9
                                    

Perhatian : makin lama Neji makin OOC o_o Tenten juga cukup OOC tapi ga begitu sih sama 1 joke gitu deh..

Tenten diam seribu bahasa. Ia masih kesal tapi cukup senang dengan perlakuan Neji. Hah? Tenten senang? Baik-baik itu kedengerannya cukup aneh. Apapun itu hati Tenten tidak bisa berbohong. Ia tidak bicara, paling hanya menghela nafas pendek lalu diam kembali.

Neji mulai bosan dengan keadaan seperti ini. Iyalah! Masa daritadi bukannya ngomong atau apa malah diem-dieman. Akhirnya Neji yang memulai topik pembicaraan.

"Baik-baik, maaf soal yang tadi"

"Hn"

"Jangan begitu terus, Ten"

"Hn"

"Kamu suka ya aku perlakukan seperti itu?", Neji memang suka menggoda Tenten.

"Payah! Kenapa tanya yang begitu, sih?", kata Tenten dengan keinginannya menghajar Neji habis-habisan.

"Haha, maaf. Aku sangat suka menggodamu", Neji memang unik kalo sudah didepan Tenten.

1 detik..

2 detik..

3 detik..

Muncul 4 siku-siku dipelipis Tenten. Kemudian ia cuma menatapnya, alisnya cuma bisa menandakan bahwa ia kesal. Sangat kesal atau juga marah? Emang apa bedanya kesel sama marah?

'Kami-sama kuatkan aku', batin Tenten sambil mengelus-ngelus dadanya, em dalam innernya.

"Suatu saat hubungan kita akan jelas. Aku berjanji", kata Neji tiba-tiba.

Tenten yang awalnya menahan kekesalannya tiba-tiba sedikit mencair. Eh, dia kan lagi marah, terus lambang marah biasanya berhubungan sama api. Otomatis bukan mencair berarti memadam, mungkin? Baik abaikan yang ini.

Tenten merasa ada benarnya perkataan Neji. Mungkin ia kesal karna hubungan mereka yang masih simpang tiga- eh, I mean simpang siur, apalagi sebagai wanita tidak mungkin mengungkapkan perasaan lebih dahulu. Jadi selama ini Tenten suka dengan Neji?

'Apa?! Tidak! Ga mungkin! Aku mana suka sama orang nyebelin kaya gitu. Pergilah jauh-jauh perasaan suka pada Neji. Syuh pergi syuh', batin Tenten menepis semua perasaannya.

Sementara Neji cukup bisa membaca apa yang sedang Tenten pikirkan. Misalnya, ia tidak bisa berkata jujur pada dirinya sendiri ataupun menepis jauh-jauh semua kata hatinya sendiri. Neji sudah terbiasa dengan semua itu. Ya kalo boleh Neji akui Tenten cukup jago acting, tapi tidak sebagus Ino.

"Ten-chan?", suara tersebut membuat Tenten menghentikan lamunannya. Entah secara tak sadar mereka sudah berada di tempat mereka sampai tadi pagi, em pantai.

"Ah, hai Hinata! Bagaimana tadi bersama Naruto?", tanya Tenten.

"Kami bersenang-senang, apa Neji-kun memberikanmu sesuatu?", tanya Hinata.

*DEG*
Untuk sejenak Tenten mengingat kejadian tadi pagi. Baik, dengan pengalaman pagi tadi membuat wajah imut Tenten memerah. Kejadian yang sangat diluar duguan.

"Ahaha, iya Neji memberikannya", kata Tenten mengibas-ngibaskan mukanya dan tertawa amat sangat kaku.

"Dia memberikannya secara wajar, kan?"

*SKAKMAT*
'Si bodoh itu harus ku jadikan bubur. Apanya yang wajar?! Dia memberikanku secara tidak biasa, Hinata! Ingin sekali aku rasanya menjambak rambut indahnya itu! Demi kaus kaki Mr. Krab, kalau aku pacarnya aku sudah habis. Ingin aku cerita semua kejadian yang terjadi antara dia dan aku', batin Tenten kesal sambil merasakan hati kecilnya yang sedikit senang. Senang dengan perkataan Neji. Maksudku yang, suatu saat hubungan kita akan jelas.

Neji's Different Side [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang