NB : Entah lagi pas atau memang kebetulan, xie itu merancang rumah Tenten pas lagi sengang di toko punya Kaa-san dan itu merupakan awal xie menulis cerita ini. Sekitar seminggu yang lalu xie liat cruncyroll dan kebetulan episodenya tentang Tenten. Nah abis itu kan xie tonton tuh, mungkin batin xie dan pembuatan anime Naruto sehati sejiwa [plak] jadi rumah Tenten persis kaya yang digambarkan dalam episode 427-428, bisa diliat ya kawan-kawan. Nah jadi bayanginnya kaya rumah Tenten yang dianime ya readerku yang kucintah~
Setelah di perjalanan di Hokkaido itu, aku semakin aneh. Maksudmu diriku merasa tambah aneh. Ya, bagaimana menjelaskannya? Oh ayolah, tubuhku bergerak sendiri saat itu. Oh iya! Mulutku juga. Bahaya! Bisa-bisa aku semakin salah tingkah dengannya. Apa itu namanya suka? Mungkin aku harus tanya pada Hinata atau Sakura atau pula Ino tapi lebih aman Hinata mungkin. Kurasa ide buruk. Aku harus mencari artinya sendiri. Lagipula.. Eh?
[berikut merupakan display name dari Neji H ➡️ N & Mitsashi Ten 🔮➡️ T]
*line~*
N : mau ikut ke festival Hanabi besok?
T : dengan siapa?
N : anggota KPS
T : hm.. Ya
N : kujemput nanti pukul 4
T : hei! Kan besok bukan sekarang
N : aku ingin jalan-jalan denganmu
T : memangnya pergi kemana?
N : [read]Cih! Kok tidak dibalas lagi? Dia ini menyebalkan. Kenapa juga aku bisa suka dengan orang seperti dia. Aneh sekali. Mungkin waktu itu aku diberi minuman atau makanan aneh sampai bilang begitu. Haha. Tidak, kurasa tidak mungkin. Ah iya, sekarang sudah pukul berapa? Masih jam 11, baik bersantailah sejenak Ten. Anggap kau sedang berada di sebuah taman bunga dan sedang bersama Ne-- ahhh!! Kenapa dia lagi? Baik selesaikan saja acara menenangkan dirinya. Aku sebal kenapa Neji terus yang ada dipikiranku. Aku harus mencari udara segar, walaupun hari ini cukup panas.
Aku berjalan ke taman yang biasa aku kunjungi selama 30 menit, berjalan pada musim panas memang sangat melelahkan. Begitu sampai aku pun duduk dibangku berserta pelengkapnya yaitu pohon. Maksudku supaya tidak kepanasan. Ah lihat, ada bola lagi.
"Woof woof!"
"Oh, kamu Akamaru kan?", yang kulihat dia mengibaskan ekornya keatas sambil menjulurkan lidahnya. Imut sekali. Aku pun tersenyum dan melempar bola itu.
"Kita ketemu lagi lho", kata Kiba yang muncul dari belakang. Untuk sesaat aku tegang, tapi setelah menenggok kebelakang aku pun merasa lega.
"Iya, kamu sering kesini?", tanyaku membuka percakapan.
"Hm, tidak terlalu sering kok. Mungkin aku ketemu kamu cuma kebetulan", jawabnya sambil sedikit memamerkan senyumnya dan mulai duduk disebelahku.
"Iya juga"
"Ikut ke festival Hanabi besok?", tanya Kiba.
"A..aku ikut, tapi aku tidak punya kimono, mungkin aku akan pakai baju biasa", aku pun menjawab sedikit terkekeh sendiri.
"Tidak masalah sih. Oh iya, tidak biasanya kamu mengikat ala The Barbie", kata Kiba. Aku pun bingung dengan Barbie yang dia maksud. Bukanya Barbie berambut pirang?
"Ma..maksudku Ino, wah maaf ya sepertinya kamu belum tahu julukan-julukan setiap anggota KPS", jelas Kiba.
"Haha..iya aku belum tahu", aku pun tertawa.
"Kalau begitu akan kuberi tahu kalau sudah masuk sekolah nanti", kata Kiba yang bangkit berdiri dan ia melambaikan tangannya, tak lupa ia membawa Akamaru kesayangannya. Aku pun menjawab dengan lambaian tangan rendah. Aku sudah bosan, lebih baik aku pulang dan tidak menyia-nyiakan waktu untuk berpanas-panasan disini.Setelah sampai dirumah, aku tidak sadat waktu sudah menunjukan pukul 2. Kupikir memang masih lama sih. Tapi si Hyuuga itu bilang padaku pukul 4 nanti datang pada saat jam 3. Repot punya teman sepertinya, kurasa itu perlakuan khusus untukku. Lebih baik aku menyiapkan diriku.
****************
*TOK TOK*
Kan kubilang apa, dia datang pukul 3. Karena kurasa akan terlihat aneh kalau aku mencepolnya, maka sebagai gantinya aku mengikatnya dengan gaya ponytail seperti Ino-chan. Aku memakai lengan panjang dan aku melipatnya sampai setengah dari lenganku. Hotpants kain berwarna coklat yang tentunya tidak terlalu pendek. Untuk mempermudah jalanku, aku pakai sepatu boots hitam sepanjang tempurung lututku dibawah sedikit dan itu tanpa heels. Untuk jaga-jaga aku membawa jaket yang sedikit tipis berwarna tosca dan aku mengikatnya di pingganku. Oh iya! Tasku..tasku.. Dimana tasku? Ah itu dia, tas selempang mini berwarna pink. Dan tada, akupun siap pergi jalan-jalan dengan Neji. Eh tunggu! Gayaku seperti orang mau kencan saja, haha. Sudah ah, anggap saja bukan antara aku dan Neji. Sudah aku harus..-author description-
*TOK TOK*
Tenten pun membuka pintu.
"Kalian siapa?", tanya Tenten yang masih memegang gagang pintunya.
"Aku mencarimu", teriak seorang wanita yang berada dibelakang kedua bodyguardnya.
"Hah?! Kalian mungkin salah orang. Hari ini aku punya janji dengan temanku bukan dengan kalian", jawab Tenten yang sedikit mundur.
"Kau tidak bisa kabur lagi!", teriak seorang wanita yang tidak Tenten kenal. Dengan terburu-buru ia pun menutup pintunya dan menguncinya. Sekarang Tenten dalam masalah yang sebenarnya tidak ia ketahui. Ia pergi kekamarnya dan menuju balkonnya. Pilihannya adalah dia melompat dan terluka atau ditangkap seseorang yang tidak ia ketahui ada masalah apa dengan mereka. Dia pun teringat sesuatu, tergesa-gesa mengganti tasnya dan memasukan iPad dan S6nya kedalam tas tersebut, tidak lupa dengan dompetnya.
"Aku harus siap, tenang, melompat secara perlahan, dan lari menaiki tembok", ucap Tenten menhela nafas. Ia pun menyiapkan dirinya untuk lompat dari lantai 2 yang sebenarnya agak tinggi. Ia pun kaget karena mendengar suara pintu sudah dibuka secara paksa, tanpa ba-bi-bu ia melompat dan merasakan lututnya mendarat dan lengannya sedikit tergores dengan dahan pohon. Apapun itu ia tidak peduli dan lebih memilih kabur.Tenten berlari dengan nyeri dikedua lututnya akibat jatuh dan menahannya. Setelah merasa cukup jauh dari rumahnya ia berjalan cepat dan memasuki sebuah gang kecil untuk bersembunyi. Ia pun membuka tasnya dan mengambil s6nya. Dengan nafas yang masih memburu ia menelfon Neji. Eh Neji?? Dia tidak peduli siapa yang dia telfon dan menunggu sang Hyuuga mengangkat telfonnya.
"Moshi-moshi"
"Ah, hah, aku..aku dalam"
"Apa terjadi sesuatu sampai bicara saja kamu tidak lancar?", tanya Neji yang merasa aneh.
"Ya..yaa aku.."
"Dimana kau?"
"Aku..di sebelah restoran Sushi Bite, di-", belum selesai Tenten menjawab Neji sudah memutuskan telfonnya.Tenten menunggu sekitar 8 menit penuh dengan rasa gelisah. Ia terus menatap ke segala penjuru arah. Terus menunggu sambil memegang S6nya gemas. Merasa ada yang tidak beres, ia pun semakin panik. Untungnya yang ia tunggu-tunggu datang tepat waktu, Tenten pun buru-buru masuk dan menyuruh Neji untuk segera menginjak pedal gas.
"Kurasa aku butuh waktu bicara denganmu, kubatalkan jalan-jalannya", kata Neji yang terus melaju.
"I..iyaa, aku.."
"Tenangkan dirimu dulu, Ten", kata Neji tanpa memalingkan wajahnya dari jalan. Sementara Tenten cuma mengangguk dan menarik nafas dalam-dalam.
"Kita bicarakan diapartemenku", kata Neji
"Ta..tapi"
"Disana aman dan aku tinggal sendiri"
"Justru itu yang bahaya", protes Tenten.
"Menurut saja atau aku akan berbuat sesuatu padamu", Neji pun menaikan nadanya dan Tenten cuma bisa mengangguk sambil melipat tangannya sebal.Jadi..siapa mereka? Tenten saja tidak mengenalnya tapi sudah diancam?
Chapter 11 END
10 Oktober 2015
Story by : VG_iamxie
Pojok curhat : aduhh, untung otak saya langsung encer setelah melihat Peter Pan return to Neverland [apa hubungannya sama cerita diatas?] gatau kenapa kepikiran gitu. Jadilah cerita diatas muahaha [ketawa nista] maaf aja kalo ada typo dan keanehan dalam cerita. Segitu deh hahaha :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Neji's Different Side [DISCONTINUED]
FanfictionSilahkan baca Neji's Different Side [REMAKE] arigatou ^^