Chapter 6 : Fever

2K 111 6
                                    

-Liburan Musim Panas-
"Hoaam..", aku masih diantara alam tidurku atau sudah alam nyata. Kulihat wekerku menunjukan pukul 8.03, aku terduduk di ranjangku dan menyenderkan punggungku. Ah iya, hari ini sudah liburan musim panas. Kalau aku sih tidak mengikuti kelas tambahan, nilaiku sudah cukup bagus. Aku juga lebih suka menghabiskan waktu dirumah.

*TOK TOK*
"Aku baru tahu ada tukang pos yang rajin memberi paket pada pagi hari", masih dalam keadaan mengenakan celana pendek coklat dan kaos putih yang sedikit membentuk badanku, aku berdiri dan berjalan menuju sumber suara dan yang kudapati bukan tukang pos yang rajin tapi pria yang katanya tampan, keren, multitalented, sexy dan julukan hebat lainnya.

"Kenapa kamu suka sekali kesini?", sebenarnya aneh kan anak dari orang tua yang sangat kaya datang ke tempatku. Apalagi sepagi ini.
"Karena apartemen ini milik Tenten ❤️", katanya dengan senang hati.
"Terserah", jawabku cuek.
"Kau kurang tidur?", alis kananku terangkat.
"Tenten-chan memang perhatian ya~", muncullah 4 siku-siku di pelipisku.
"Aku cuma menanyainya! Apa salahnya?", Neji menghela nafas dan aku menyilangkan kedua tanganku
"Baik..baik, iya aku kurang tidur"
"Memang kau punya masalah?", Ten! Sejak kapan kau jadi perhatian padanya? TIDAK! Pikiranku sedang kacau. Mungkin aku hanya sedikit penasaran dengannya. Haha.
"Aku cuma sedikit khawatir", ia menekankan kata sedikitnya dan agak menundukan kepalanya.
"Oh", jawabku singkat.

Kami terdiam beberapa saat hingga akhirnya Neji membuka pembicaraan, "Aku lelah". Oh jadi si Perfect bisa lelah ya? Haha. Sepertinya ia sedikit gemetar atau buminya yang bergetar? Gyaa! Dia pingsan! Bagaimana aku membawanya?! Mungkin sedikit menyeretnya? Baiklah itu akan tambah parah. Setelah dia jatuh ke pundakku, akhirnya aku dengan susah payah membawanya (baca : membantu) ke ranjangku, karena kalau disofa tidak akan cukup untuk tinggi badannya.

***********

Setelah susah payah aku membawanya, akhirnya dia sadar sekitar 20 menit. Kalau yang kulihat sekarang mukanya memerah, nafasnya cukup panas, akhirnya aku mengukur suhu badannya dengan punggung tanganku. Ya bisa dibilang dia demam. Hm, baru memasuki musim panas saja dia sudah demam.  Aku keluar dari kamar dan mengambil kompres di lemari p3k-ku. Aku kembali ke kamar dan melihat Neji sudah memainkan ponselnya.

"HEI! Kau demam dan jangan main benda ini", aku mengambilnya dan..sepertinya..dia..menerima..perlakuanku. Baiklah itu sudah biasa. Aku menempelkan kompres ke dahinya. Lihat! Sekarang Neji Hyuuga sedang tidak berdaya! Haha! Ah~ tunggu, bukan saatnya aku berkata seperti itu.
"Aku lapar"
"Tunggu, aku akan buatkan bubur"

-Skip Time-
"Ini", kataku sambil memberikannya.
"Aku ingin disuapi calon pacarku, kalau tidak aku tidak akan memakannya", ia menaruhnya dimeja dekat ranjangku.
"Apa?! Aku tak akan jadi pacarmu! Sudah cepat makan!"
"Ayolah Ten-chan aku mau disuapi"
"Tidak!"
"Ya~"
"TIDAK!!"
Baiklah setelah pertengkaran antara kata YA dan TIDAK antara aku dan Neji akhirnya aku mengalah dan menyuapinya. Dia terlihat sangat senang dan pasti mukaku tidak seperti biasanya. Kalian mengerti maksudku kan? Setelah ia menghabiskannya aku langsung ke dapur untuk mencuci piringnya dan aku kembali ke kamar.

"Ten-chan.."
"Hm? Apa?", suasana sedikit berubah.
"Kau menahan diri?"
"Apanya yang- Ah~ kau sudah sehat kah? Tapi kurasa kau butuh tidur suhu badanmu masih tinggi", secara tak sadar aku menaruh punggung tanganku ke lehernya. Dia yang awalnya melihat ke pintu geser kaca mengalihkan pandangannya ke arahku dengan eksperesi apa itu kau Ten?
"Kenapa? Aku salah ya?"
"Tenten memang mirip Kaa-san", setelah mendengar perkataannya kurasa mukaku berubah lagi. Ya, kalian tahu kan maksudnya? Aku mengalihkan mataku ke arah lain.
"Kau istirahat saja disini"
"Boleh bermalam disini?"
"Tentu saja TIDAK! Kau bukan temanku, sepupuku dan kau bukan WANITA! Cepat sana tidur", aku memang sedikit kasar tapi kalau tidak begitu ia malah makin mengerjaiku.
"Baik Ten-chan~", dengan muka yang dibuat seperti anak kecil ia pun berbaring dan menutupi seluruh dirinya dengan selimutku.

Hah~ capek mengurus bayi besar. Aku bergegas mandi dan membuat makan untuk diriku, aku tidak buat 2 karena Neji sudah makan dan dia sudah tidur. Tidur sangat lelap. Kurasa dia lelah, baiklah lupakan dia. Aku harus mengurus diriku sendiri.

Aku langsung mandi, setelah 10 menit berlalu aku sadar... Aku tak bawa pakaian ganti! Pakaian yang tadi tak sengaja jatuh dan basah tentunya. Aku cuma bawa handuk! Kyaa!! Bagaimana ini?! Apalagi sekarang Neji sedang ada dikamarku! Masa aku harus menunggu sampai ia bangun? Tidak-tidak-tidak! Aku harus bergegas mengambil baju dan kembali lagi ke kamar mandi. Baikalah bersiap Tenten Mitsashi.

Selesai mandi, aku memakai handuk merah mudah yang cukup pendek. Ya sekitar sepahaku lebih sedikit. Aku cuma takut saat mengambil pakaian tiba-tiba Neji menyerangku dan melakukan hal yang tidak-tidak. Baiklah hentikan pikiran aneh itu. Secara pelan-pelan kubuka pintu kamarku, aku mengintip sedikit dan mendapati Neji masih tidur. Fuif~ untuk saat ini aku selamat, tapi rintangan masih ada di depan mata! Aku harus melewati 100 buaya kelaparan dan 10 singa yang siap menerkamku. Eh? Maksudku aku harus cepat-cepat mengambil pakaianku.

Dengan berjinjit aku secepat namun sebisu mungkin mengambil pakaianku. Oh tunggu ada suara! Aku lebih baik masuk lemari! Mungkin ini saat yang tepat memakai pakaianku, ya walaupun lemari ini agak sempit. Secepat mungkin aku memakai pakaianku. Sial! Aku malah ambil baju berkancing, ah tunggu! Tidak! Neji mendekat kesini! Aku harus cepat-cepat memakainya. Gyaaa!!!

"Ten kau sedang--", saat ia membukanya 2 kancing atasku belum kukenakan. Makanya aku menutupinya  dengan tanganku. Yang awalnya mukanya khawatir jadi berubah sedikit memerah.
"Maaf.. Rapikan kancingmu", Neji pun memalingkan wajahnya dan berjalan ke balkon kecil apartemenku. Aku pun membenarkan kancingku dan keluar dari lemari.

"Tadi aku lupa membawa baju, kau jangan pikir macam-macam"
"Iya, tenang saja. Aku juga mengerti kenapa kau di dalam lemari.."
"Jadi kau tahu aku masuk?"
"Hm, mungkin",
"Pervert"
"Hei, aku tidak seperti Jiraya-sensei"

Aku membalikkan badan, mengembungkan pipiku dan melipat tanganku. Mana aku percaya kalau ia bicara begitu. Lagipula..

-Author description-
"Kau bisa mempercayaiku", ucap Neji.
Neji berjalan ke arah Tenten dan memeluknya dari belakang.
"Aku janji tidak akan macam-macam kalau aku bukan pacarmu"
"Ap..apa maksudmu? Jadi kalau kau pacarku kau berani macam-macam?", Tenten masih membelakangi Neji dan masih berada diposisinya. Dipeluk.
"Artinya Tenten mau menerimaku kalau aku jadi pacarmu?", Neji tidak mau mengganti posisinya yang nyaman. Memeluk dan menyenderkan kepalanya di pundak Tenten.
"Bu..bukan itu", muka Tenten merona dan semakin menunduk.
"Tenten lebih manis dari yang kukira"
"Tidak itu..."
"Akui saja kau suka dipeluk"
"....."
"Oh iya, aku sudah sehat lho. Arigatou Ten-chan"
"Hn", muka Tenten semakin merah padam, mungkin Neji mengetahuinya tapi tidak mau bicara.

Mereka masih dalam dunianya. Tidak biasanya Tenten mau kalau dekat-dekat Neji. Mungkin ia mulai merasakan perasaan yang sebenarnya. Iya kan?

Chapter 6 END

14 Agustus 2015
Story by : VG_iamxie
Pojok Curhat : oh aku lelah mengetik semua ini bye~

Neji's Different Side [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang