3. Surprise Me?

96 9 0
                                    

"Never allow someone to be your priority while allowing yourself to be their option." -Mark Twain.

***

hallo dearest reader^^ wie geht's? Ich bin krank diese Woche.

Terima kasih banyak sudah menyempatkan waktu untuk membaca cerita ini dan I hope, tolong berikan pendapat/saran/kritik/pesan kalian mengenai cerita ini agar aku bisa mengoreksinya dan memperbaikinya^^

Maybe aku akan upload the new chapter every twice a week because I wrote this story since last year.

Okay, I hope you all happy and have a great day^^

R.M.W.A.

***

07:00

"Toby, get out of my room!" teriakku agar Toby pergi dan berhenti meneriaki ku. Sungguh kelakuannya ini mengingatkanku pada sosok Mama yang selalu membangunkanku dipagi hari seperti ini.

"Siapa lagi sih ini?" gerutuku yang mau tak mau bangkit dari bed kebesaranku dan berjalan menuju meja kecil tempatku menaruh iPhone.

"Kenapa Paty?"

"Mami gak kuliah? Udah jam 7 ini" ucap Patricia nyaring dan cepat seperti dikejar satpam kampus.

"Oohh wait? Do we have a class this morning?" tanyaku memastikan. Seingatku hari ini tidak ada kelas pagi, hanya ada kelas pukul satu siang nanti.

"Ohh bunuh adek, Mi! pagi ini kelas madam medusa and where are you now?" pekiknya yang sontak membuatku menjauhkan iPhone ku dari telinga. Bisa-bisa aku tuli mendadak kalau mendengar suaranya yang menggelegar itu.

"Oh my shitty-damn-shit!!! Aku baru bangun, gimana ini?" tanyaku histeris sambil menatap nanar jam besar yang tergantung di dinding kamarku. Tujuh lewat lima belas.

"I can't help, she's udah depan kelas now" jawab Patricia lemah.

"Oh Come on! please help me! if you can handle it, I swear I'll give you whatever you want!" ucapku lagi.

Madam medusa. Kelas Psikologi yang ia pegang sukses membuat mahasiswa mendapatkan nilai D. Korbannya bukan hanya aku, tetapi hampir semua teman-teman angkatan juga mendapatkan nilai yang sama tragisnya denganku.

"Paket perawatan SK-II?" tanyanya lagi.

"Oh my, I don't even find Mr. Grey yet. Bobbi Brown New Collection gimana? atau Anastasia Beverly Hills?" jawabku mencoba bernegosiasi dengannya.

Paket perawatan SK-II? apa dia tidak ingat kalau aku ini masih mahasiswa sama sepertinya.

"Oke gini deh, whatever you want, pokoknya maksimum satu juta" ujarku lagi.

"Okay, I'll handle the Medusa for three hours straight" jawabnya terkekeh.

"Okay, good luck" jawabku dan mengakhiri pembicaraan kami.

Aku segera memberi makan Toby yang sudah mengamuk dan berteriak dengan bahasa planetnya yang hanya dimengerti olehnya dan teman-temannya yang lain.

Setelah itu aku merapikan ranjangku yang seperti terkena badai topan akibat perbuatanku tadi malam. Galau. Thinking too much. Menangis.

Daniel. Ya, siapa lagi kalau bukan dia?

Kemaren malam dia memberitahuku kalau sepertinya dia tertarik dengan Hana. Yang aku tidak mengerti apakah Daniel sama sekali tidak bisa melihat sikapku selama ini kepadanya? apa dia mati rasa?

Aku baru meninggalkan apartemenku pukul sepuluh pagi. Ditemani dengan beberapa potong sandwich dan juga Toby. Hari ini jadwal dia untuk bersenang-senang bersama teman-temannya.

Ain't You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang