Pukul 10 pagi.Sudah empat jam aku berada di dapur dan mengolah bahan makanan yang ku beli tadi subuh dengan Arka yang sekarang masih tertidur pulas di kamarku.
Awalnya aku ingin menyuruhnya tidur di sofa namun setelah beberapa kali terjatuh karena ia cukup aktif saat tidur, aku membangunkannya dan menyuruhnya untuk tidur di kamarku.
Bandeng presto sudah matang dan ayam ungkep serta ayam saus kecap pun juga sudah selesai aku masak. Sekarang aku menunggu Cheese Muffin yang merupakan kue favorit Arka selain Black Forest yang sebentar lagi akan matang. Wangi keju sudah tercium indera pembauku. Tempe dan tahu bacem sudah ku masukkan dalam Tupperware dan sudah tersimpan di dalam kulkas. Sambal terasi juga sudah ku masukan kedalam tempat biasa ia berada.
Sekarang tinggal membuat adonan Black Forest dan roti sobek dengan isi cokelat. Badanku sudah pasti lelah luar biasa. Aku saja menempelkan koyo pada kedua pundak dan pada kakiku karena saking pegalnya.
Aku juga sudah menghabiskan tiga kotak kopi kemasan yang selalu hadir di dalam kulkas. Tak berapa lama Cheese Muffin yang ku tunggu akhirnya matang. Lalu aku memasukkan adonan Black Forest dan roti ke dalam oven.
"Kenapa tidak membangunkanku?" Gumamnya yang berjalan sempoyongan lalu berhenti ketika ia sudah berada di sampingku.
"Kamu kan butuh istirahat" Jawabku asal sambil mengeluarkan Muffin yang baru matang dari dalam loyang.
"Sayang"
"Ada apa?"
"Good morning" Ucapnya dengan tersenyum dan ku balas dengan senyuman.
Namun Arka lebih tangkas. Ia berhasil menciumku tepat di bibir. Meskipun hanya ciuman singkat namun hal itu berhasil membuat kakiku lemas dan rasanya koyo yang tertempel di sana tidak dapat memberiku kekuatan untuk berdiri lagi setelah mendapat ciuman darinya.
"Kau..." Gerutuku setelah tersadar dan hanya dibalas kekehan olehnya.
"Kapan kamu membuat ini, sayang?" Tanyanya dengan mulut yang berisi Cheese Muffin yang aku sendiri pun belum menikmatinya.
"Saat kamu tidur. Sini, aku ingin memberimu pelatihan singkat biar hidupmu lebih baik" Ucapku sambil menariknya dari posisi duduk dan membawanya ke dekat meja besar yang ada di dapur.
"Kamu memasak ini semua?" Tanyanya takjub melihat beberapa macam makanan tersusun rapi di atas meja bahkan tempe dan tahu bacem pun aku letakkan juga.
"Memangnya ada orang lain di apartemen ini?"
"Kamu berbakat jadi pembantu rupanya" Ocehnya yang mampu membuatku kesal.
"Harusnya kamu memujiku bukan malah menghinaku seperti itu" Gerutuku dan dibalas ciuman olehnya dan untuk kedua kalinya aku mendapatkan ciuman di bibir oleh manusia yang baru saja terbangun dari alam mimpi.
"Tidak perlu marah-marah, kamu ingin memberiku pelatihan apa?" Tanyanya bersemangat sambil mengunyah Cheese Muffin yang belum habis ia makan.
"Pertama, aku memasakkan bandeng presto untukmu. Kamu harus menggorengnya dengan minyak panas dan sebelum itu bandengnya harus dilumuri kocokan telur. Kedua, aku memasakkan ayam ungkep dan ayam kecap juga. Kamu tinggal menggoreng saja ayam ungkepnya dan ayam kecap bisa tinggal dipanaskan di Microwave. Ketiga, ada tahu dan tempe bacem, tinggal digoreng saja dan ingat tempe dan tahu bacem mungkin hanya bertahan sampai empat hari. Keempat, aku sudah menyiapkan sambal terasi yang sudah ditumis jadi bisa bertahan dalam satu bulan. Kelima, sebagai cemilan aku juga membuatkan Black Forest, roti sobek isi cokelat, dan Cheese Muffin yang kamu makan itu." Jelasku panjang lebar dan kembali merapikan semua makanan yang ada di atas meja dan memasukkannya ke dalam kulkas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ain't You Love Me?
RomanceKala hidup memberimu pilihan antara berjuang mendapatkan ia yang selama ini kau perjuangkan atau memilih menghabiskan sisa usia bersama sosok baru yang menawarkan kebahagiaan. "Aku memang mencintaimu, namun aku tidak ingin berjuang sendirian." -Nat...