7. Hari Terakhir di Indonesia

48 2 0
                                    

Hallo semua^^

Here's the story, hope you all enjoy it^^

R.M.W.A.

***

Tepat dua bulan sudah semenjak dimana Stefan atau yang sekarang ku panggil dengan Arka menghabiskan malam di apartemenku, tentu saja untuk memeriksa tugas teman-temanku.

Intensitas pertemuan kami tidak bisa dikatakan sering, namun setiap minggu ia selalu menjemputku untuk beribadah bersama. Meskipun enam hari sebelumnya ia bagaikan hilang ditelan bumi.

Sudah satu bulan belakangan ini kegiatanku hanya mendekam di apartemen dan menghabiskan waktu dengan membuat berbagai macam jenis cake.

Patricia sedang berlibur bersama keluarganya di Amerika, sedangkan Anna sedang mengambil short course di Singapura. Dan aku terlantar seorang diri di kota yang sebentar lagi akan ku tinggalkan. Yeay.

Untuk urusan kepindahanku ke London pun sudah ku selesaikan satu bulan yang lalu. Intinya semua sudah siap tinggal menunggu keberangkatanku.

Di sana, aku memutuskan untuk tinggal di School Residence milik kampus. Aku harus tahu diri, London tidak semurah Indonesia. Meskipun biaya perbulannya termasuk mahal namun lebih masuk akal dibandingkan jika aku tinggal di apartemen.

Awalnya Mama tidak setuju atas keputusanku ini, ia selalu mengatakan jangan memikirkan uang. Belajar saja dengan baik. Ditambah adikku yang tahun ini bersekolah di Amerika pun mendiami sebuah apartemen. Bukan School Residence sepertiku.

Hey, bagaimana aku bisa untuk tidak memikirkan hal ini kalau dia setiap hari mengirimiku pesan untuk berhemat, mengenai nilai tukar rupiah yang terpuruk yang mengakibatkan usaha keluarga sedikit terganggu, dan mengenai segala hal yang membuatku sedikit takut mengenai masalah finansial?

Aku tahu Papa masih bisa membiayai kami sampai puluhan tahun ke depan. Ditambah Mama yang juga mempunyai bisnis sendiri. Ia mempunyai sebuah Bakery dan ia juga tergabung di salah satu bisnis MLM. Namun ia bukan hanya sebagai member biasa, setahuku Mama sekarang berada di level Diamond.

Namun semua dapat kuatasi dengan baik tentunya dengan sebuah persyaratan dari Mama. Di tahun kedua aku harus tinggal di apartemen. Dan apa kalian tahu alasan dibalik teguhnya sikap Mamaku ini?

Ia bilang kalau aku tinggal di School Residence, ia tidak bisa leluasa menjengukku. Bahkan ia sudah membuat sebuah daftar yang berisikan nama kota di UK yang akan ia kunjungi untuk berburu cangkir unik yang merupakan hobi barunya setahun belakangan ini.

***

"Tania, bisa ketemu?"

"Hmm, aku lagi sibuk, Dan. Ada apa?"

"Kangen kamu, aku baru balik dari Seattle kemaren"

"Oh ya...."

"Aku ketemu sama Thalia juga"

"Hmm gimana bocah itu?"

"Adik kamu tambah tinggi, hehehe. Aku main ke apartemen kamu, ya?"

"Okey, kabarin aja kalau udah sampai"

Aku lantas merapikan setiap sudut di apartemenku -kecuali kamar- dengan cepat. Beberapa hari ini living room yang biasa terlihat rapi sekarang nampak berantakan. Ya, dua hari ini aku disibukkan dengan menonton salah satu drama korea favoritku yang memiliki episode sampai ratusan tersebut.

Jadilah poros hidupku dua hari ini hanya ruang keluarga, pantry, dan kamar mandi. Bungkus snacks bertebaran di atas meja ditambah beberapa kemasan kosong teh kotak yang merupakan minuman favoritku. Ya, minuman favoritku karena yang mempunyai perusahaan tersebut adalah keluargaku sendiri.

Ain't You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang