"Times could make everything possible; from hated to be loved and loved to be hated. But times can not erase the moment we had before." - RMWA.Hallo, guys^^
Wie geht's?
Danke schön buat kalian yang nyempatin baca cerita ini, terutama yang sudah memberikan comment dan vote^^R.M.W.A.
***
Wajahku langsung pias ketika menyadari sepasang kekasih yang berada di pojok ruangan yang menghadap ke jendela yang memamerkan gedung-gedung yang bersaing ketinggian.
Aku masih ingat ketika dia mengatakan hal tersebut beberapa hari yang lalu. Namun hari ini sepertinya ia membuktikan perkataannya terhadapku.
Membuktikan kalau perkataannya adalah suatu kebohongan.
Mereka masih saja berciuman seakan tidak ada hari esok, bahkan mereka tidak menyadari kalau ada orang lain yang menyaksikan perbuatan mereka.
Dan sialnya itu aku.
"Oh my Lord, is this real?" desis Patricia tak percaya menatap ke arah mereka.
"Like you see, this is real" gumamku dengan memegang kuat pegangan tangga di samping kiriku.
"I can't even believe it! He's yours and why he did it?" geram Patricia yang jika tidak ku tahan lengannya, ia pasti akan mengamuk dihadapan pasangan yang sedang berbahagia tersebut.
"I'm not" jawabku lagi dan menarik Patricia untuk melangkah turun dan pergi dari tempat ini secepatnya.
"Mi, aku butuh penjelasan!" ucap Patricia dengan tajam sebelum tante Joanna menatap kami dengan heran.
"Gak jadi ke atas, Nik?" tanyanya dengan mata menyelidik.
"Gak jadi, tan. Teman Tania tadi telepon dia bilang butuh bantuan segera" ujarku berbohong. Patricia hanya diam disampingku dengan wajah yang tidak bisa dikatakan baik-baik saja.
"Padahal Daniel sama Hana ada di atas loh. Yaudah hati-hati ya" ucap tante Joanna dengan wajah tersenyum. Aku hanya tersenyum tipis dan segera keluar dari tempat itu bersama Patricia yang sudah berjalan beberapa langkah di depanku.
"Aku yang nyetir" ujar Patricia ketika aku mengeluarkan kunci mobil dari dalam tas.
"Tolong jelaskan atas apa yang aku lihat tadi"
Aku hanya diam dengan tatapan kosong dan otak masih memutar adegan romantis sepasang kekasih tersebut.
Menyadari betapa bodohnya aku yang percaya begitu saja kalau Daniel juga mencintaiku.
Dia mencium perempuan lain dan itukah yang dimaksud dari mencintaiku?
Bullshit.
"MI!" ucap Patricia setengah histeris. Aku lantas mengusap air mata yang sedikit membasahi sudut mataku dengan kasar.
"He's Daniel and the girl he kissed is Hana, his fiancee" ujarku masih sesenggukan.
"You kidding me! Gimana bisa Daniel yang nempel terus sama mami tiba-tiba udah punya tunangan?" Tatap Patricia dengan bola mata yang hampir keluar.
"Mereka udah bertunangan dua tahun belakangan dan of course Daniel gak pernah bilang apapun. He acts like he's single"
"So who told you that bullshit story? Bisa aja kan dia cuman boong" jawab Patricia dengan berapi-api.
"Kamu pikir tante Joanna bohongin aku, gitu? Aku juga udah memastikan hal ini ke Daniel and he said yes" jawabku lesu.
"Oh what the hell is this? Mami kenapa gak cerita ke aku? Kapan si sialan itu ngaku ke mami?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ain't You Love Me?
RomanceKala hidup memberimu pilihan antara berjuang mendapatkan ia yang selama ini kau perjuangkan atau memilih menghabiskan sisa usia bersama sosok baru yang menawarkan kebahagiaan. "Aku memang mencintaimu, namun aku tidak ingin berjuang sendirian." -Nat...