Sesuai rencana yang sudah kami susun sekitar satu bulan yang lalu, hari ini kami akan melakukan petualangan dengan Campervan.
Tujuan pertama adalah Lake District karena kami harus mengejar waktu mengingat musim gugur sebentar lagi akan berganti jadi musim dingin.
Arka sama sekali tidak membawa pakaian di dalam kopernya. Ia hanya membawa beberapa underwear, peralatan mandi, tripod dan kamera.
Aku sempat memarahinya karena isi kopernya tersebut. Ia hanya meringis dan mengatakan kalau itu semua dikarenakan Anindya yang tidak membangunkannya dan membuat ia hampir ketinggalan pesawat.
Dan hanya itulah barang-barang yang muncul dipikirannya saat panik. Bahkan ia meninggalkan Macbook dan iPad miliknya di apartemen Anindya di Washington.
Kalian harus tahu bahwa ekspresinya sangat lucu ketika menjelaskan hal itu kepadaku. Ia menelungkupkan wajahnya diperutku karna ia menjelaskannya sambil berbaring dipangkuannku.
Jadilah aku memutuskan untuk membawanya ke daerah City untuk membeli beberapa pakaian. Tidak mungkin kan ia mengenakan pakaianku? Lagian aku hanya memiliki dua kemejanya yang sengaja aku bawa sebagai pelepas rindu.
Kami menggunakan metro yang stasiunnya hanya lima menit dari flatku. Ia bercerita banyak mengenai perkembangan bisnisnya dan betapa rindunya ia terhadapku.
"Kalau kangen kenapa chatku tidak pernah kamu balas?" Tanyaku galak.
"Tapi aku baca kok chat dari kamu, sayang" Kilahnya lalu ia mengecup pipiku ditengah keramaian metro dipukul dua belas siang.
Kami tiba di daerah City dan akupun langsung membawanya masuk ke kompleks pertokoan. Kami memasuki butik yang menjual pakaian pria.
"Kamu mau yang model gimana?" Tanyaku sambil memperhatikan pakaian-pakaian yang tergantung.
"Terserah kamu saja. Tapi aku lebih menyukai kemeja dibanding kaos" Jawabnya sambil memperhatikan jaket kulit yang tergantung dihadapannya.
Aku meninggalkannya dan memilih berkeliling sendiri karena ia masih terpaku dengan kegiatannya, memilih jaket yang modelnya bahkan sama semuanya.
"Nih pilih" Ujarku saat berada disisinya yang sudah duduk di sofa besar yang ada di tengah ruangan.
Aku memilihkan lima kemeja, tiga celana jeans, dan tiga baju kaos berkerah. Ia memperhatikan satu persatu pakaian yang sudah ku letakkan dipangkuannya.
"Ambil semua saja" Gumamnya setelah memeriksa pakaian-pakaian itu.
"Kamu serius? kalau ditotalkan semua pakaian itu bisa lebih dari seribu lima ratus poundsterling!" Pekikku tajam.
"Tidak masalah. Lagian harga tas yang kamu pakai itu lebih dari harga semua pakaian itu, kan?" Jawabnya dengan wajah mengejek.
Aku menggerutu mendengar jawaban pedasnya itu. Kami pun berjalan menuju kasir dan Arka mengeluarkan kartu kredit miliknya lalu tak berapa lama semua pakaian itu sudah terbungkus rapi didalam paper bag bertuliskan Armani.
Aku menyeretnya menuju beberapa butik favoritku dan dihadiahi wajah cemberutnya.
Biar ku tunjukkan bagaimana seorang Tania saat bersenang-senang.
Aku memilih-milih beberapa model coat dan syal yang akan ku bawa saat berlibur nanti sore. Sebenarnya aku membawa dua coat tapi sudah sedikit usang dan aku sama sekali tidak membawa syal kecuali scarf yang aku kenakan saat ini.
Aku memilih dua coat, satu untukku dan satu untuk Arka serta syal untuk kami. Arka membayar belanjaanku dengan sedikit mengomel karena harganya melebihi pakaian yang ia beli. Tapi aku tak ambil pusing karena satu paper bag besar sudah berada digenggamanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ain't You Love Me?
RomanceKala hidup memberimu pilihan antara berjuang mendapatkan ia yang selama ini kau perjuangkan atau memilih menghabiskan sisa usia bersama sosok baru yang menawarkan kebahagiaan. "Aku memang mencintaimu, namun aku tidak ingin berjuang sendirian." -Nat...