"You never know who's going to come into your life and you never know with whom you are going to fall in love with." Annonym.
Hallo semua^^
Wie geht's?Thank you buat yang sudah baca cearita ini & juga aku minta tolong berikan vomment kalian biar aku lebih bersemangat lagi^^
Kemungkinan aku akan update cerita ini once a week, karena aku ada kesibukan^^Part ini aku dedikasikan buat Patricia (she's real), thank you for your support, you are the best one^^
Vielen Dank,
R.M.W.A.***
Patricia menatap Peter dengan tajam sedangkan yang ditatap hanya diam seakan mengacuhkan tatapan tersebut.
Aku hafal sekali kalau Patricia saat ini sudah kehabisan kesabaran karena ucapan Stefan tadi.
"Honey, is that right? are you a player?" tanya Patricia dengan wajah tertekuk.
"Cerita masa lalu, wajar kan kalau saat muda gonta-ganti pasangan."
"Ah I see, you are a player" dengus Patricia sambil menarik diri dari rangkulan Peter.
"I am not even player. Stefan aja yang terlalu rohani"
"What do you mean?" tanya Patricia dengan heran. Aku hanya mendengarkan keributan kekasih ini sambil menikmati tempura yang aku pesan. Kulihat Stefan juga asyik menikmati minumannya.
"Saat kuliah aku cuman punya pacar tidak lebih dari semua jari tanganku" ujar Peter dengan wajah kikuk.
"Itu player namanya, bodoh" maki Patricia yang sukses membuatku menahan tawa.
"Itu dalam jangka waktu dari sarjana sampai master. Sudah aku bilang Stefan itu terlalu rohani sampai hal seperti ini pun dibesar-besarkan" jawab Peter yang masih tenang menghadapi amukan Patricia.
"Aku lebih suka pria rohani dibanding player"
"ayolah Honey, ga perlu bahas ini. Asal kamu tahu, dia itu tidak pernah menjalin hubungan dengan lawan jenis" ujar Peter sambil menunjuk ke arah Stefan yang menatap mereka berdua dengan geli.
"Maksudnya?" gumam Patricia yang juga ikut menatap Stefan dengan penasaran.
"Selama enam tahun satu kampus, aku gak pernah sekalipun melihat Stefan berpacaran atau sejenisnya. So tentu saja dia terlalu membesar-besarkan kehidupanku dulu"
" Are you gay?" tanya Patricia dengan tatapan horor ke arah Stefan.
"Tidak pernah pacaran bukan berarti gay kan, Patricia?" jawab Stefan datar.
"Hidup selibat?" tanya Patricia lagi. Aku semakin heran dengan tingkah Patricia yang kelewat penasaran ini.
"Belum terpikirkan sampai sejauh itu" jawab Stean santai dan dibalas makian oleh Patricia.
"Lagian, tidak pernah pacaran bukan berarti tidak punya pasangan untuk diajak kencan, bukan?" gumam Stefan yang berhasil membuatku menghentikan kegiatanku.
"Oh oh, pelaku One Night Stand, detected" ujar Patricia sarkastis dan dibalas tawa oleh Peter.
"Honey, aku berani jamin Stefan masih perjaka. Dulu tempat favorite nya hanya dua, apartemen dan perpustakaan. Bagaimana mungkin bisa melakukan One Night Stand" ujar Peter disela tawanya.
"How about you? masih perjaka?" tanya Patricia dengan tatapan tajam pada Peter.
Stefan dan aku hanya bisa tertawa melihat wajah pias Peter yang disebabkan pertanyaan Patricia barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ain't You Love Me?
RomanceKala hidup memberimu pilihan antara berjuang mendapatkan ia yang selama ini kau perjuangkan atau memilih menghabiskan sisa usia bersama sosok baru yang menawarkan kebahagiaan. "Aku memang mencintaimu, namun aku tidak ingin berjuang sendirian." -Nat...