-SATU-2 jam berlalu. Kita udah sampai di kota yang baru. Hal pertama yang gue lakukan adalah melongo. Gimana gak melongo coba? Nih kota keren banget. Gila!
Gue kayak orang kampung
"Sev" suara mama membuat gue menoleh ke arahnya, sambil tetap mengemudi dia melanjutkan kalimatnya, "Kita nanti akan tinggal di rumah tante Rina"
Gue mingkem. "Tante Rina?" Gue inget banget sama tante Rina. Temen SMA mama gue. Yang sifatnya hampir sama kayak mama.
"Iyaa. Tante Rina ada dinas ke Jepang selama setahun. Trus dia nyuruh kita buat ngejagain anaknya"
Hah? Anaknya? Bentar, bentar, "Rafaka?"
Mama mengangguk, "Kamu masih inget" itu bukan pertanyaan.
Gue mengangguk kikuk. Rafa cowok ganteng, suka teriak-teriak dan cowok yang absurd.
**
Rafa terus menarik tangan Seva. Entah Seva mau dibawa kemana. 2 insan berumur 5 tahun itu tertawa bersama-sama.
"Haha. Lafa nakal ih. Anjing nya kan ngejal kita" kata Seva tetap berlari
"Abis anjingnya mau gigit kamu. Langsung aku lempar pake botol" Rafa terus menarik Seva.
Seva melirik ke belakang. Anjing itu terus mengejar mereka.
"Seva lompat!!" pekikan Rafa membuat Seva menoleh ke depan dan
BYUR!
Mereka melompat bersama ke dalam kolam air mancur di tengah taman itu. Anjing itu pun pergi. Tawa Rafa langsung berhenti melihat Seva yang menangis. Mereka berdua pun pulang.
"Hiks hiks" gadis itu masih saja sesenggukan
Rafa menggenggam tangan Seva -yang terasa dingin- lebih erat. "Udah. Nanti di rumah, Seva kan bisa make baju Rafa"
"Janji?"
Rafa kecil mengangguk kecil. Membuat Seva tersenyum.
**
Gue terkekeh kecil. Membuat mama menoleh ke gue, "Kamu kenapa?"
Gue menggeleng, "Enggak papa ma"
Mama hanya ber-oh ria. Perjalanan pun kembali hening.
--Journey--
a.n
Nyempetin ngetik di kelas. Jamkos. Daripada gak ngapa-ngapain mending ngetik. Dan gue ngetik diiringi semua temen gue sekelas yang lagi latihan main recorder secara asal-asalan.
Jangan lupa vote & comment :*
KAMU SEDANG MEMBACA
JOURNEY
Teen FictionSaveta Paradina "Kalo lo disuruh milih antara gue ato dia, pilih aja dia. Karena gue tau, kalo lo bener-bener sayang sama gue, gak akan ada yang namanya pilihan." Rafaka Abrisam "Semua orang bisa aja secara gak sadar mengabaikan orang yang mencintai...