-LIMA BELAS-Normal's
Sinar lampu yang menusuk membuat Cira membuka matanya perlahan. Pandangannya buram, setelah mengerjapkan matanya beberapa kali, pandangannya menjadi jelas kembali.
Reaksi pertama Cira ketika sadar dia sedang dipelototi oleh Seva, Frei dan Lina adalah berteriak kaget.
"Gak usah lebay!" kata Lina
"Gue lebay?! Salahin kalian yang tiba-tiba udah duduk di sekitar kasur gue dan melototin gue." Cira mengelus dadanya, berusaha menenangkan jantungnya yang tadi sempat deg-degan.
"Gimana kita gak melotot? Kita pikir lo itu udah ek!" ucap Seva sambil mempraktekkan orang mati.
"Hush! Lo ngomong apaan sih?"
"Abis, lo udah tidur selama 18 jam." jawab Seva.
Cira melotot, "18?! Dan gue sama sekali belum mandi?"
Pluk!
"Lo itu tidur udah kayak orang koma, dan lo masih mikir tentang mandi?" tanya Tian yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar hotel Cira dan menimpuk Cira dengan bantal.
"Sorry..." Cira terkekeh.
Menyadari tidak ada yang tertawa, Cira terdiam. Semua orang menatap Cira dengan tatapan kasihan. Cira tersenyum.
"Gue gak pap--
"Enggak! Lo itu udah jelas kenapa-kenapa!" potong Seva
"Lo itu, bikin kita khawatir tau gak. Semalem abis kita pelukan tabies (re:teletubies) lo tiba-tiba udah tidur aja dan gue gak kuat gendong lo. Untung aja kak Tian yang juga lagi nyari lo, liat kita trus dia langsung gendong lo ke kamar." jelas Frei panjang lebar.
"Thanks bang." ucap Cira
Tian mengedikkan bahunya, "Btw, sekarang udah sore. Kalian udah makan?"
Semua menggeleng.
"Bentar. Gue cari makan dulu." Tian pergi meninggalkan keempat cewek ini.
Setelah Tian pergi, semua terdiam. Lina sibuk memainkan hpnya. Frei sibuk melihat jam dinding. Seva sibuk menatap Cira. Cira sibuk mencari topik yang akan dibahas sekarang.
"Btw, kalian kok masih di hotel? Kalian kagak ikut kegiatan sekolah?" tanya Cira.
"Kagak. Males gue. Lagian, hari ini kegiatannya kagak asik-asik amat. Mending disini, bisa tidur." jawab Seva.
"Trus si Aliya sama si Eva mana?" tanya Cira. Aliya dan Eva adalah teman sekamar Cira dan Seva. Sedangkan, Frei dan Lina sekamar dengan Dena dan Maya.
"Mereka ikut jalan-jalan. Baliknya sekitar jam 7 an kali." jawab Lina.
Cira mengangguk-angguk mengerti.
"Eh, mana si Dena? Kok gak ada?" tanya Cira. Ia baru sadar kalo daritadi Dena tidak ada dikamarnya.
Pertanyaan Cira sukses membuat ketiga wajah cewek di depannya menjadi kesal.
"Dia ikut jalan-jalan." jawab Frei.
"Ekspresi lo semua kok kek gitu? Aneh bets. Kenapa emangnya?"
Seva berdiri bangkit berdiri, "Gak usah bahas si Dena. Dia bukan temen kita lagi."
"Eh?! Kok gitu?"
"Iya lah... dia itu tau kalo selama ini lo suka sama si Mandra. Tapi, dia tetep ne--
Ucapan Frei terpotong karena Seva dan Lina meberi pelototan mata mereka yang menakutkan. Frei otomatis nyengir kuda dan mengacungkan jarinya 'peace'.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOURNEY
Teen FictionSaveta Paradina "Kalo lo disuruh milih antara gue ato dia, pilih aja dia. Karena gue tau, kalo lo bener-bener sayang sama gue, gak akan ada yang namanya pilihan." Rafaka Abrisam "Semua orang bisa aja secara gak sadar mengabaikan orang yang mencintai...