PART 14

156 16 2
                                    


-EMPAT BELAS-

Normal's

5 hari berlalu dengan cepat. Yap, ini berarti 2 hari lagi kegiatan ini akan berakhir. Khusus malam ini, kegiatan akan diisi dengan pentas seni tepat di halaman hotel yang memang benar-benar luas.

Di halaman, para OSIS sibuk menyiapkan hiasan, lampu-lampu deh-el-el untuk pentas seni nanti malam yang akan dimulai pukul 8 malam. Beberapa ada yang sibuk mengatur dimana tempat yang tepat untuk meletakkan beberapa lampu. Sedangkan, Mandra dan Dena...

"Lo goblok apa?! Mana mungkin sih, malem-malem pas lagi pensi lo malah kasih steak?! Yang bener aja!"

"Dena... trus kita mau nyediain apa? Mau lo kasih keripik kentang?"

"Ya kagak lah. Kita kasih aja minuman sirup, teh, es jeruk, racun tikus ato apalah. Trus makanannya yang makanan ringan aja. Gak mungkin banget lo kasih makanan berat malem-malem."

"Kenapa sih emangnya? Lo takut gendut?"

"Ya iyala-- maksud gue, kan ya gak pas aja gitu. Malem makan steak."

Mandra menaik-turunkan alisnya, "Cie.. takut gendut."

"Kagak!"

"Ngaku aja..."

"Gak!"

"Kenapa sih takut gendut? Mau segendut apapun lo. Mau segede apapun badan lo. Gue yakin, lo tetep cantik."

*blush*

Pipi Dena memerah, "Emang gue cantik."

"Ahahaha.... Mukanya kalo merah jelek. Ahaha..." Mandra tertawa lepas sambil memegangi perutnya.

"Sial lo!" Dena pergi meninggalkan Mandra setelah mencubit pinggang Mandra.

Beberapa meter dari lokasi mereka berdua, Cira berdiri di balik pohon. Bersembunyi. Menatap Mandra dari jauh, sambil menulis sesuatu di buku kecilnya -semacam jurnal- lalu memasukkannya ke kantong jaketnya. Lalu, pergi meninggalkan lokasinya dengan terus mengatakan 'Gue gak boleh cemburu' berulang kali di dalam pikirannya.

Di lain tempat, Seva sedang berada di kamar Gama dan Juna. Jangan mikir yang 'iya-iya' dulu. Seva disini karena, Juna butuh nasihat seorang 'ahli cinta'. Dan, tidak mungkin si 'ahli cinta' itu adalah Gama, karena Gama termasuk, cowok yang gak terlalu ngerti dengan arti cinta.

Seva dan Juna duduk berhadapan di atas kasur Juna.

"Jadi, lo mau curhat ke gue masalah cinta?" tanya Seva

Juna mengangguk.

"Cieh... Bisa naksir cewek juga lo."

"Ish... serius gue!"

"Iye iye. Oke. Cepetan curhat. Gue gak punya banyak waktu."

Juna memutar bola matanya, "Serah lo deh. Jadi gini, gue suka sama seorang cewek. Orangnya jutek ke gue. Biasalah, cerita klise sinetron. Cowok populer kayak gue jatuh cinta sama cewek yang jutek ke gue. Padahal lo tau sendiri, semua cewek kalo liat gue bisa histeris gak jelas. Tapi si cewek ini--

"Si cewek ini, malah jutek ke elo. Dan bikin lo penasaran?"

"Tepat!"

"Sinetron."

"Gue gak jadi cerita sama lo ah!"

"Lah... kok gitu sih? Lo duluan kan yang bilang 'sinetron' tadi?"

"Oiye... lupa. Oke, gue lanjut ceritanya. Jadi, gue pengen dia pacaran sama gue."

"Siapa emangnya si cewek yang gak beruntung itu?"

JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang