Three

1.9K 58 0
                                    

Entah perasaanku saja atau memang kebetulan tapi malam tadi aku merasa seperti ada yang mengawasi dari jauh. Tidak mungkin itu nata. Nata pasti bermain video game bodohnya itu. Tapi yasudahlah aku tidak mau memusingkan hal itu. Aku merasa ada yang tidur denganku semalam. Apa mungkin mama...

"Sayang ayo bangun kita sarapan sebelum kamu berangkat sekolah"

Suara itu... Itu suara mama.. Aku segera mandi dan turun kebawah. Aku tak menyangka itu mama.. Saat aku turun aku melihat wanita itu menyiapkan sarapan dimeja makan. Aku langsung memeluknya dan tangisku pecah seketika. Aku merindukan pelukan hangt ini.

"Maafin mama ya lun,setiap luna butuh mama,mama selalu sibuk"kata mama

"Luna...hiksss..baik-baik aja..hikss..ma"jawabku

"Mama sayang sama luna. Semuanya buat luna. Maafin mama yang sibuk sama kerjaan. Tapi itu untuk luna.. Maafin mama lun.. Maafin mama" mama mulai terisak

"Aku cuma..hikss..mau mama..hikss..pulang..hikss..luna..luna..kangen sama mama"kataku

Kami berdua menangis bersama. Rasanya ingin menghentikan waktu. Memeluk mama lebih lama lagi. Karna kepulangan mama aku terpaksa membolos. Kami akan berspa dan shopping. Tifany dan nata  mendengar kabar kepulangan mama,mereka ikut bahagia dan pulang sekolah mereka akan datang katanya. Tangisku dan mama mereda. Sibuk dengan pikiran masing-masing.  Bibi menecah keheningan.

"Nyona,non. Habis menangiskah dua-duanya? Bibi salah ya? Maafin bibi ya" kata bibi

Aku dan mama hanya terkekeh melihat kelakuannya bibi. Selalu seperti ini.

"Bukan kok bi. Malah saya seneng ada bibi yang bisa nemenin luna. Maaf kalau saya jarang dirumah,bibi kerepotan ngurus luna"sambung mama

"Engga nya,malah saya seneng. Jadi ada teman berbagi kalau kangen sama anak dirumah"jawab bibi

"Yaudah bibi sarapan bareng kita aja ya?"kataku

Mama menarik lengan bibi untuk duduk. Kami bercanda bersama. Bibi sudah seperti ibu keduaku. Seperti keluarga. Biasanya papa yang memaksa bibi untuk makan bareng. Papa yang selalu bisa bikin rumah ga sepi lagi. Papa juga yang paling bisa bikin bibi ga sedih kalau lagi kangen kampung halamannya.

"Sayang,kenapa ngelamun? Kangen papa ya?"timpal mama

"Hehe.. Iya nih ma. Biasanya papa yang bikin suasana jadi rame"kataku

"Papa belum bisa pulang sayang. Papa juga bilang kamu harus belajar mobil. Papa nitip ini sama mama"kata mama

"Aku maunya papa pulang,bukan mobil ma"kataku datar

"Mama janji kalau kamu selesai UN kita liburan ke london. Ajak tifany dan nata biar kamu ga kesepian"kata mama

"Masih jauh ma. Beberapa bulan lagi aku UNnya. Nata sama tifany pasti seneng banget kalau tau. Mama janji ya?"kataku memaksa

"Mama janji sayang,mama janji"kata mama sambil mengecup kedua pipiku

"Yaudah luna siap-siap dulu ya, ganti baju"sambungku

"Mama juga mau siap-siap nih. Bibi ikut kita aja ya bi? Jarang-jarang bisa ngumpul kaya gini. Gausah bawa uang bi. Ada saya"kata mama

Bibi hanya mengangguk. Bibi paling gabisa nolak kalau mama yang meminta. Mama,aku dan bibi berpisah diruang makan. Kami sama-sama bersiap. Aku hanya memakai dress selutut berwarna ungu soft polos dan sepatu kets putih. Mama memakai baju dress dibawah lutut berwarna pink soft dan sepatu flat hitam serta tas seperti ibu-ibu kebanyakan. Bibi memakai celana bahan dan kemeja.

"Hari ini biar saya yang menyetir"kata mama sambil tersenyum

"Nyonya,saya gaenak kalau disupirin majikan sendiri. Rasanya kurang sopan"jawab bibi

Hope?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang