Lea adalah seorang pemburu vampire sama halnya dengan Ellen. Lea tahu Ellen baru saja mengikuti ujian, ujian dimana ujian itu menentukan apakah dirinya layak untuk memimpin clan Terrance. Dan sesuai dugaan, Ellen berhasil melakukannya, dia sekarang menjadi pemimpin clan Terrance. Disaat seperti inilah Lea semakin ingin mendekati Ellen dan menjadikannya miliknya seutuhnya.
Malam ini Lea kembali berburu vampire. Setiap dia selesai berburu, Lea selalu memenjarakan para vampire yang ditangkapnya di penjara bawah tanah yang ada di rumahnya. Lea sangat suka menyiksa vampire darah campuran itu dengan berbagai senjata yang dimilikinya. Dia sangat bersemangat menembak vampire-vampire berdarah campuran itu hingga sebagian tubuh mereka tidak bisa digerakkan, tapi tidak membuat mereka tewas.
Disaat Lea akan membawa semua vampire itu ke rumah, Lea melihat Abel berjalan sendiran dari minimarket. Lea tersenyum sinis, otaknya berputar cepat memikirkan sesuatu untuk membunuh Abel. Karena gara-gara Abel, Lea semakin tidak bisa mendekati Ellen. Lea melirik para vampire yang menatapnya dengan takut.
"Kalau kalian ingin hidup, bunuh gadis culun itu. Dan sebagai gantinya aku juga akan memberikan darah segar pada kalian." Lea membebaskan 8 vampire yang ditangkapnya tadi.
Lea sudah membayangkan tubuh Abel dicabik-cabik oleh para vampire dan mati dengan mengenaskan. Dan keuntungannya Ellen pasti akan kembali padanya. Lea dan 8 vampire itu menghadang Abel yang sedang kebingungan dan panik karena tiba-tiba dihadang dengan vampire berdarah campuran. Lea tertawa bahagia melihat Abel ketakutan , Lea memberi tanda kepada para vampire untuk menyerang Abel. Lea berjalan meninggalkan Abel yang dikepung para vampire itu. Dia bahagia sekali membayangkan apa yang akan dialami oleh Abel selanjutnya.
Kedelapan vampire itu melihat Abel dengan pandangan lapar. "Darahnya pasti sangat manis." Kata salah satu vampire. Abel memasang kuda-kuda untuk melindungi dirinya, walaupun kemaren dia sudah berhasil menguasai sedikit kekuatan vampirenya tapi dia tetap belum ada apa-apannya sekarang. Abel memperhatikan sekelilingnya dan matanya menangkap ada bongkahan besi di dekat tong sampah. Dengan kecepatan yang dimilikinya dia mengambil besi itu dan menusukkan besi itu kesalah satu vampire dan mengenai tepat di jantungnya.
Abel menyerang lagi dengan menaiki tubuh mereka lalu memutar kepala mereka, mematahkan tulang leher mereka hingga menimbulkan bunyi "KREK" yang keras. Setelah itu sisanya Abel membakar mereka dan hanya meninggalkan sisa abu saja. Ini benar-benar melelahkan, pikir Abel. Dia tidak menyangka membunuh 8 vampire darah campuran butuh tenaga yang besar.
***
"Mama!" panggil Abel.
"Iya sayang. Ada apa?"
"Abel lapar Ma. Apa masih ada kantong darah?"
"Sebentar, Mama lihat dulu." Sudah dua hari Abel menahan rasa laparnya. Sehingga dari kemaren dia menjahi Ellen karena takut akan hilang kendali dan menyerangnya.
"Hanya sisa satu kantong saja, apa perlu Mama menelpon kakakmu untuk menyuruhnya membawa kantong darah dari rumah sakitnya?" kakak Abel adalah seorang dokter, sehingga setiap kakaknya pulang terkadang dia membawa kantong darah untuk Abel.
"Tidak perlu Ma, satu kantong saja cukup." Abel sebetulnya belum merasa puas hanya dengan satu kantong saja, dia biasanya meminum empat kantong darah dalam dua minggu. Mama Abel mengambil gelas dan menuangkan cairan merah kental itu ke dalam gelas, beliau menaruhnya di meja di depan Abel. Abel langsung menyambar gelas itu, dia teguk darah itu dalam sekali teguk. Abel masih merasa kurang, tapi sebisa mungkin dia menahan dirinya.
"Sayang, apa kamu sudah menemukan Curormu? Kenapa kamu tidak meminum darah darinya, kalau kamu terus seperti ini, sama saja kamu menyiksa dirimu sendiri." Mama Abel mengusap darah yang ada di ujung bibir Abel.
"Tidak Ma, Abel tidak ingin menyakiti Curor Abel. Dia terlalu berharga." Jelas Abel.
"Kalau kamu meminum darahnya, kamu tidak akan menderita seperti ini sayang. Setiap kamu lapar kamu minum dari kantong darah. Kalau saja kamu minum darah dari Curormu setidaknya kamu akan tahan sampai sebulan sayang."
"Tidak dan tidak Ma, Abel tidak mau menyiksanya. TITIK. Abel naik keatas dulu Ma." Ketus Abel. Dia naik ke atas ke kamarnya, dibantingnya pintu kamarnya. Abel benar-benar emosi kalau sudah menyangkut tentang Curornya yang notabene adalah sahabatnya sendiri.
***
Sekarang Abel berada di perpustakaan, mengerjakan tugas sendirian serta mengerjakan PR Da Fleur sedangkan Ellen sedang menjalani perbaikan nilai matematika di ruang guru.
Abel tidak menceritakan kepada Ellen mengenai masalah para vampire suruhan Lea yang menyerangnya waktu itu, dia tidak mau Ellen semakin membenci Lea, biarlah dia tetap menyimpan masalah ini.
Tugas semakin hari semakin banyak dan hampir setiap minggu ulangan terus menerus diadakan membuat Abel semakin pusing, tapi dia tetap semangat mengerjakannya.
"ABEL! Aku dapat nilai sembilan puluh di perbaikan matematika!" pekik Ellen sambil berlari masuk ke dalam perpustakaan membuat penjaga perpustakaan dan beberapa siswa yang kebetulan ada disana menatap tajam kearah Ellen, tapi namanya juga Ellen dia tiak peduli akan tatapan itu dia langsung merangkul Abel. Dan akhirnya mereka berdua harus rela diusir keluar oleh penjaga perpustakaan karena dianggap menjadi pengganggu ketenangan di perpustakaan.
"Ah kamu El, aku tadi mau meminjam beberapa buku, tapi gara-gara kamu kita diusir!" Abel memanyunkan bibirnya dengan kesal.
Ellen mencium pipi Abel seolah tidak peduli dengan kekesalan Abel. Dan ciuman itu sontak saja membuat pipi Abel memerah, kepalanya menunduk karena para penggemar Ellen melihat dirinya seolah-olah akan menelannya bulat-bulat. Seketika kekesalan Abel menguap tergantikan rasa malu dan gugup.
"Aku tidak peduli, aku senang dapat nilai matematika, ini sangat memuaskan sekali. Makasih ya, besok kita belajar di rumah pohon itu lagi mau ngga?" tawar Ellen.
"Roger!" Abel dan Ellen tertawa bahagia. Disalah satu sisi Ellen masih menyimpan masalah dirinya tentang pengangkatan dirinya menjadi pemimpin clan Terrance, dia benar-benar merasa belum siap tapi Papa-nya akan memperbolehkan Ellen bersama dengan Abel setelah pengangkatan itu.
TBC