Ø Senjata milik Ellen
FN-FNP45: Pistol FN Herstal FNP bisa menembakkan 9 x 19mm Parabellum kartrid dengan putaran 14-16 peluru.
HK416: senjata ini memiliki kaliber 5,56mm dan memiliki jangkauan hingga 600 meter.
FN 57: Pistol Fn Five-Seven, pistol semiotomatis. Menggunakan peluru berkaliber 5,7 x 28mm.
Ellen berhasil meloloskan diri dari kejaran vampire itu. Abel masih saja mencengkram kemeja-nya dengan erat. Ellen melajukan motor-nya menuju rumah Abel. Rumah Abel dan rumah-nya berlawanan arah, Ellen mebutuhkan waktu 30 menit untuk bisa sampai ke rumah Abel jika dia menaiki sepeda-nya, tapi dengan motor-nya dia bisa sampai hanya dalam waktu 10 menit saja.
"Bel, kita sudah sampai." Ellen menyentuh tangan Abel yang mash mencengkram kemejanya. Abel perlahan-lahan melepaskan cengkramannya.
"El, kau mengantarku pulang." Ellen tersenyum mendengarkan pernyataan Abel. Abel turun dari motor Ellen.
"Kau takut?" tanya Ellen khawatir melihat wajah pucat Abel. Abel menganggukkan kepalanya, Ellen memeluk tubuh Abel untuk menenangkannya.
"Tenanglah kita sudah aman."
Setelah mengantar Abel pulang, Ellen langsung memacu motor-nya pulang ke rumah. Ellen membuka pintu rumah, sepi. Biasanya mama dan papanya sedang duduk bersantai di ruang tengah, tapi hari ini tidak ada orang.
"Ellen pulang!!" Teriaknya. Namun tidak ada respon. Ellen melangkahkan kakinya masuk ke dalam.
"Pa! Ma! Kalian di rumah?" teriak Ellen sekali lagi. Kembali tidak ada jawaban.
PRANG
Terdengar bunyi barang pecah dari atas. Ellen berlari keasal suara, dia melihat lantai atas yang berantakan seperti habis diserang, tapi kenapa lantai bawah seperti biasa, pikir Ellen. Dia berjalan dengan sangat hati-hati menuju kamar ujung yang biasanya kosong itu kini terbuka sedikit pintunya.
"Khahhh!!! Lagi! Laggiiii!!! Aku butuh lebih banyak darah lagii!!!" erangan itu terdengar jelas sekali di telinga Ellen. Jantungnya berdegup kencang, ini kedua kalinya dia berada disituasi seperti ini.
Sebuah pistol jenis FN-FNP45 yang selama ini menjadi pistol untuknya berlatih ia keluarkan. Ellen melangkah pelan-pelan agar tidak menimbulkan suara sama sekali. Dia melihat seorang vampire tengah meminum darah dan anehnya vampire itu meminum darah dari kantong darah. Itu artinya orang tuanya baik-baik saja, tapi kenapa vampire itu ada disini, masih menjadi pertanyaan besar di kepala Ellen. Vampire itu berhenti minum, dan Ellen pun juga berhenti berjalan.
Vampir itu berbalik menatap Ellen yang berdiri tepat di depan pintu. Vampire itu menatap Ellen dengan tatapan lapar.
"Aku sudah lama tidak minum darah segar." Vampire itu berlari menerjang Ellen, tapi Ellen memang sudah terlatih untuk menghadapi hal ini, walaupun ini pertama kalinya dia mengaplikasikan hasil latihannya itu. Ellen menghindari vampire itu dengan mudah. Dia menembak vampire itu tepat di kepala.
"Menjijikan!" serunya dingin. Dia menembak kepala vampire itu sekali lagi.
"Untuk pertama kalinya berhadapan dengan vampire reaksimu sangat baik sekali." Suara itu sontak saja membuat Ellen kaget bukan main.
"Papa?" dia menatap bingung papanya yang ada di depannya sekarang.
"Hari ini ujian yang pernah Papa bilang ke kamu. Kau lulus, mulai sekarang kau resmi menjadi pemburu vampire. Kau juga penerus keluarga Terrance clan pembunuh yang sangat berkuasa." Papanya atau lebih sering dipanggil Braz itu menyerahkan sebuah Revolver pada Ellen.