Chapter 7

3.8K 254 5
                                    


Senin, 10 February 2015
Dear diary....

Diary, susah banget buat gue memahami semua ini. Benarkah Ali menyukai Mila? Mungkin. Sakit hati gue jika itu semua benar. Jika itu benar, gue berharap setidaknya Ali masih menganggap gue ada. Bagaimanapun juga kita pernah bersahabat kan Li? Tidak adakah hal indah yang lo ingat selama persahabatan kita, hingga sebegitu bencinya lo sama gue? Entahlah Li, pengen banget gue lupain segala rasa gue untuk lo tapi kenyataannya gue gak pernah bisa Li. Sulit menghilangkan bayang lo dari hati gue karena lo telah memenuhi seluruh isi hati gue. Padahal , apa lo sempat memikirkan gue barang sedetik Li?!

Kau jauh melangkah
Melewati batas waktu
Menjauh dariku
Akankah kita berjumpa kembali

Sahabat kecilku...
Masihkah kau ingat aku
Saat kau menemui segala cita
Dan tujuan dunia...
Tak ada satupun masa

Seindah saat kita bersama
Bermain-main hingga lupa waktu
Mungkinkah kita kan mengulangnya...

Tiada... tiada lagi tawamu
Yang slalu menemani sgala sedihku
Tiada... tiada lagi candamu
Yang slalu mengikuti saat kulelah...

Suara merdu Gita Gutawa memenuhi ruang telinga gue.
Saat sedih seperti ini, gue selalu mendengarkan lagu ini. Sahabat kecilku itu judul lagunya. Sepertinya memang cocok dengan yang pernah gue alami bersama Ali. Kebetulan pelajaran Biologi hari ini kosong kami dapat tugas mencatat materi. Saat-saat seperti ini lah yang selalu gue tunggu bisa menulis diary sambil mendengarkan mp3 player sepuasnya.

"Prill, kenapa sih dari tadi diem aja?!" tanya Mila membalikkan badannya menghadap bangku gue. Dia melihat buku harian gue terbuka di atas meja lalu mengambilnya.

"Eh?! Jangan Mil, jangan" sahutku.

"Kenapa?" Mila cemberut.

"Gue masih baca, Mil"

Ya ampun kenapa gue jadi ngerasa sebel banget sama Mila? ini gak bisa dibiarin, Mila sahabat gue. Mila tuh orangnya pinter banget. Sebelum ini gue pernah sekelas dengan Mila saat duduk di bangku SMP. Dia selalu menjadi juara kelas. Dan gue selalu menjadi yang kedua. Haruskah dalam masalah hati gue juga menjadi yang kedua? Gak, gue gak rela.

••••••••

Author POV

Tit tet tuuuuuttt
Marsha calling...

Marsha adalah sepupu Mila. Mereka tinggal serumah. Kedekatan Prilly dengan Marsha mau gak mau membuat Prilly semakin akrab juga dengan Marsha.

"Hallo" sahut Prilly. "Ada apa Sha?"

"Hallo" jawab Marsha disana. "Prill, gue punya cerita buat lo. Tapi sebelumnya lo harus janji gak bakal nyeritain kalo gue yang cerita ke lo."

"Iya, tentang apa sih Sha?" tanya Prilly penasaran.

"Hmmm tapi lo jangan pingsan ya soalnya cerita ini bakalan mengagetkan lo Prill."

"Iya iya gue gak pingsan deh, janji" ucap Prilly gemas.

"Sebenernya, Mila tuh suka sama Ali."

Tap!! Tiba-tiba lampu di dalam kamar Prilly mati.
Prilly hanya bisa bengong dan membisu dengan handphone masih menempel di telinga.

"Prill, Prilly... lo masih di situ kan? Halooo... halooo"

Prilly mendengar Marsha memanggil-manggil dari seberang sana namun Prilly tetap membisu, mulutnya seakan terkunci mendengar cerita Marsha barusan.

Klik.

Prilly memutuskan sambungan telepon. Tiba-tiba Prilly merasakan pipinya menghangat ada cairan yang mengalir disana, semakin deras.

•••••••••

Prilly POV

Esoknya gue bertemu dengan Marsha di sekolah. Buru-buru dia mengamit lengan gue dan membawa gue ke taman belakang sekolah kami. Lalu tanpa di komando, dia melanjutkan percakapan kami semalam.

"Kemarin gue gak sengaja baca buku hariannya Mila, disitu tertulis dia suka sama Ali!" ucap Marsha.
Gue gak berkomentar.

"Maaf ya gue salah bilang ke lo maksud gue bukan bikin kalian tengkar, tapi gue kasih tau soalnya dari dulu gue tau kalo lo suka sama Ali." Marsha terlihat bingung kenapa gue diem aja. Mungkin dia mengira gue marah padanya.

"Cinta itu hak semua orang Sha. Iya kan?" gue tersenyum.
"Makasih ya?" gue beranjak dari tempat duduk gue meninggalkannya yang masih bengong melihat sikap gue.

Gue gak tau kekuatan darimana yang bikin gue bisa bilang kayak gitu. Gue tau... gue tau dari dulu kalo Mila suka sama Ali. Tapi bener kan? Mila emang berhak suka sama siapapun termasuk Ali. Udahlah Prill, lupain Ali. Yang bikin gue gak habis pikir bukannya Mila tau banget gue suka sama Ali kenapa dia masih berusaha deketin Ali?

Tiba-tiba gue kangen banget sama Ali yang dulu yang sayang sama gue, yang peduli sama gue. Betapa indahnya masa itu.

"Prill, ntar pulang sekolah jalan bareng yuk" ajak Mila membuyarkan lamunanku.

"Maaf gue udah ada janji!" jawab gue singkat.

"Sama siapa?"

"Temen" jawab gue agak ketus.

Sepertinya Mila tau gue lagi gak mood ngomong. Jadi dia memilih diam gak nanya-nanya lagi.

Prill, jadi kan? Gue udah pulang. Tunggu di depan aja?
Sender: Rendy

Gue melihat keluar lewat jendela. Sepertinya akan turun hujan. Gue menggigit bibir bawah gue. Gimana ya, gue lagi gak mood. Tapi kali aja ntar abis jalan-jalan jadi mood ?

Iya. Abis nie gue plg.
To: Rendy

Rendy adalah teman curhat gue. Rendy setahun lebih tua dari gue. Dia sudah kuliah di Universitas Warmadewa Trisakti jurusan Akomodasi Perhotelan. Kami berkenalandi toko buku. Saat itu secara gak sengaja kami berdua mengincar komik yang sama dan kebetulan juga di rak tersebut hanya ada satu. Dia mengalah padaku, dengan syarat gue akan meminjamkan itu kepadanya setelah selesai gue baca. Sejak saat itu kami saling berhungan lewat telepon atau pun sms. Sering juga kami pergi bersama. Rendy adalah teman yang menyenangkan. Jauh berbeda dengan Ali. Rendy bisa menghargai cewek sedangkan Ali? Gak perlu ditanya.

Gue keluar dari gerbang sekolah gue. Rendy sudah menunggu di seberang jalan dengan Jupiter-MX kesayangannya. Tampan. Diam-diam gue mengagumi Rendy.

"Prilly!!" dia melambaikan tangan ke arah gue.
Sempet gue melirik Ali yang berada tak jauh dari tempat gue berdiri. Gue ingin melihat reaksinya seperti apa. Dan... Oh Shit! Ali memalingkan muka, huft... selalu begitu.

Gue tersenyum pada Rendy. Dan segera menghampirinya.

¶¶¶¶¶¶¶¶¶

Halohaaa author balik lagiiiii :D

Apa kabar readers setia ku ?
Kangen bnget nih sama kalian :) ({})

Maaf yaa baru bisa lanjut soalnya kmarin2 sibuk kerja jadinya gak smpet deh heheh

Maafkan author yaa sayang2 ku :*

Gak prnah capek bilang makasii udah mau baca story ini yaa :)

Jangan lupa vote dan commennya yaa yg banyakk :D biar author tambah semangatt ngetiknya dan next nya cepet oke! ;)

Oiy author kasi tau yaa kalo comment itu jangan cuma "next" aja yaa buat alasannya jugaa

Kan syediihh kalo cuma "next" doangg :(

Oke sekian dari author tunggu next chapter yaa readers :)

Lopelopee kecup jauh dari akuu :*:* :D

Byebyee :)

Hate U Love U (aliando prilly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang