Chapter : 16

2.4K 164 1
                                    


Prilly POV

"Prill, dateng ya di pesta ultahku besok lusa" ujar Dava saat dia menjemput gue pulang sekolah.

"Eh, kamu ulang tahun Dav? kok ngasih taunya mendadak sih?" jawab gue penasaran.

"Huu dasar kamunya aja yang gak perhatian, Prill!" canda Dava.

"Lusa ya? Tanggal 26 Oktober? Eh serius tanggal 26 Oktober ultah kamu, Dav?"

"Yoi," jawabnya mantap.

Sesampainya di rumah, Dava langsung pamit pulang. Ada janji katanya.
Sore ini gue berniat mengajak Mila pergi, nemenin gue nyari kado buat Dava. Dava baik banget sama gue, jadi gue pengen ngasih kado spesial untuknya.

Tapi saat gue telepon ke rumahnya, pembantunya bilang Mila sedang keluar dengan temannya. Terpaksa gue pergi sendiri. Seandainya Gritte ada disini, pasti gue gak perlu pergi sendiri gini.
Dia dengan senang hati mau nemenin gue. Ahh Gritte, gue kangen lo Te.

Sesampainya di mall, gue mulai milih kado apa yang cocok buat mereka berdua. Kado untuk Dava gak terlalu susah nyarinya. Dia suka pakai topi jadi gue beliin aja sebuah topi nike warna biru. Kini giliran Ali. Lama juga gue mikirin kado apa yang cocok untuknya. Hingga mata gue tertuju pada miniatur motor balap di etalase toko mainan di samping gue. Tanpa berpikir panjang, gue langsung minta di bungkusin miniatur itu lalu segera membayarnya.

"Es krimnya enak banget ya, Li." Gue sangat mengenali suara itu. Gue menoleh ke sumber suara. Gue tercekat melihat pemandangan di depan gue. Aliran darah gue seolah berhenti. Sambil menikmati es krim cokelat vanila, Mila tampak begitu bahagia jalan berdua dengan seorang cowok di sampingnya.
Ali. Ali sahabat kecil gue. Ali yang selalu gue rindukan. Ali yang membenci gue.

Ingin rasanya gue berteriak disana tapi gue urungkan.
Untuk apa? Gak ada manfaatnya buat gue justru memalukan diri sendiri. Gue segera bersembunyi di balik pilar. Gue gak mau mereka melihat gue. Melihat kesedihan gue.

******

Hari ini, 26 Oktober

Hari minggu saatnya memanjakan diri. Sudah menjadi ritual gue di hari minggu untuk berlama-lama di kamar mandi. Mandi bersih pakai lulur wangi. Creambath
rambut gak ketinggalan menicure dan pedicure. Semua terbiasa gue lakukan sendiri, selain malas ke salon bisa hemat pula. Lumayan uangnya bisa buat nabung.

Kado untuk Dava dan Ali sudah selesai gue bungkus. Lengkap dengan pita biru di atasnya.
Kado buat Ali belum terpikirkan oleh gue, apakah akan langsung gue berikan ke orangnya atau lewat perantara saja. Sebenarnya gue malas nitip ke Mila setelah kejadian kemarin sore bersama Ali. Entahlah gue merasa dia telah menghianati gue sebagai sahabatnya.

"Selamat sore tuan puteri" seru suara cowok dari belakang gue. Sontak gue menoleh ke belakang.

"Dava!" pekik gue tertahan.
Gue bengong melihat penampilan Dava kali ini sangat rapi. Memakai kemeja putih dengan vest abu-abu.
Ganteng.

Sedangkan gue?
Terlihat kumal dengan babydoll gue.
"Kamu ngapain, Dav? Pestanya di mulai jam 8 malam kan? Kenapa kamu udah ada disini sekarang?" ucap gue keheranan.
Dava senyum-senyum gak jelas.

"Kenapa? Gak boleh? Yaudah aku pulang lagi nih." Dava pura-pura merajuk.

"Eh eh gak usah gpp kok, disini aja. Gak perlu pulang,"
Gue menghela nafas. "Liat nih gue masih kucel, belum mandi, belum ganti baju, belum ngpa-ngapain."

"Nyantai aja, Prill, aku bakal nungguin kamu sampai selesai dandan," katanya tulus.

Gue membayangkan Ali yang berkata seperti itu sama gue, tapi sayangnya bukan.

60 menit kemudian

Gue berdiri di depan Dava yang bengong menatap gue. Dia tercengang melihat penampilan gue malam ini. Gaun hitam berhias bunga mawar perak, kalung sederhana dengan liontin mawar biru menghias leher gue. Gue puas dengan penampilan gue malam ini.

Setelah berpamitan ke Papa dan Mama, kami meluncur dengan baleno hitam milik Dava.
Sepanjang perjalanan gue bergulat dengan pikiran gue sendiri. Hari ini Dava berbeda. Perilakunya kelewat romantis.
Dia memanjakan gue dengan membukakan pintu mobilnya tadi. Ah mungkin ini hanya perasaan gue aja.
Tiba-tiba...

Gue melihat sekelebat motor balap modifikasi biru menyalip kami. Sangat kencang. Tanpa membuka helmnya pun gue tau siapa dia.

¶¶¶¶¶¶

Haiiii readers kesayangan author :)
Seperti biasa author nyapa kalian dulu yaa hehe
Gimana sama ceritanya?
Semoga kalian gak bosen ya sama cerita acak2an ini
Makasih kalian udah bersedia luwangin waktunya sekedar untuk membaca :)
Dan makasih juga udah votement yaa
Kalian the best deh:* kalian yg bikin aku semangat lanjutinnyatanpa kalian cerita ini gak akan berjalan lancar.

Jadi jangan lupa votementnya yaa readers :)
Karna vote aja udah berarti banget buat aku aplagi komen yak 😅
Cerita ini tinggal beberapa chapter lagi loh udah mau tamat.
Oiy story Pilihan Hatiku author delete ya karna ada kesalahan cerita.
Jadi panjang x lebar nih author ngomongnya hehe.

Lopelopekecupjauh dari author viy😘😘💕

Hate U Love U (aliando prilly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang