Chapter 1

2.8K 95 2
                                    

Hari ini bandara Incheon terlihat seperti biasanya, ramai sekali sampai-sampai seseorang yang sudah terbiasa berada di bandara itu bisa bingung, nyasar entah kemana karena banyak orang dan area yang terlalu luas. Pesawat yang terakhir mendarat dengan mulus tanpa hambatan apapun adalah pesawat yang terbang dengan membawa penumpang kebanyakan warga Negara Jerman. Kebanyakan dari penumpang itu adalah wisatawan asing yang hendak menghabiskan masa liburan mereka di negeri ginseng terbaik di dunia, Korea Selatan. Sebagian besar dari mereka sudah dijemput oleh saudara ataupun kenalan yang ada di Korea Selatan, tidak terkecuali Jiyeon yang baru beberapa menit menginjakkan kakinya di negara asalnya itu. dia berhenti melangkahkan kaki jenjangnya, membuka kacamata hitam yang menutupi manik matanya yang indah itu. Dua simpul ia tarik dari kedua ujung bibirnya, membentuk suatu senyum yang menawan. Yeoja cantik berambut sebahu itu sekarang dapat bernafas lega karena sudah sampai di tanah air tercintanya dengan selamat.

Jiyeon melanjutkan langkahnya, mengikuti arus penumpang yang ingin keluar dari bandara itu. kepalanya menoleh kanan-kiri, mencari sosok yang ia kenal. Masih belum ada.

"Apa eonni tidak menjemputku?" gumam Jiyeon yang hampir putus asa mencari eonninya, Im Yoona. Im Yoona adalah eonni tirinya karena appanya menikah lagi setelah eommanya meninggal dunia. Saat appanya menikah lagi, Jiyeon masih berusia tujuh tahun.

Jiyeon berjalan perlahan sambil tetap mencari eonninya.

"Yaaak! Park Jiyeon!" seru seorang yeoja berambut panjang yang baru saja berlari. Dengan nafas terengah-engah, yeoja itu mendekati Jiyeon yang sudah mempoutkan bibirnya. Yoona mengatur nafasnya agar tidak memalukan dilihat di tempat umum seperti itu.

"Aku kira eonni lupa padaku," celetuk Jiyeon polos.

Pletaakk!

Sebuah pukulan kecil mendarat di kepala Jiyeon. Yeoja itu nyengir. "Akh, appo..."

"Rasakan!" Yoona memamerkan senyum evil-nya lalu memeluk dongsaeng tirinya itu. "Yaak, nan jongmal bogosipo..." Yoona memeluk Jiyeon terlalu erat sehingga Jiyeon sulit bernafas.

"Eonni, kau tidak perlu melampiaskan rasa rindumu seperti itu. Kau bisa membunuhku."

Yoona tersenyum puas telah mengerjai dongsaengnya. Ia melepaskan pelukannya. "Yaak, kau bawa oleh-oleh?"

"Eoh," jawab Jiyeon singkat.

"Aku kan minta kau bawakan Lucas Podolski, eodi?"

"Lucas Podolski lebih memilih bola daripa dirimu."

"Kalau begitu Thomas Mueller?"

"Thomas Mueller sudah punya isteri dan isterinya jauuuuh lebih cantik dari dirimu, eonni."

"Keurom, nuguya? Hmm... Ozil? Lahm? Mandzukic? Schweinzteiger?"

"Lain kali aku akan membawa seluruh penduduk Jerman ke sini."

"Yaak!" Kedua mata Yoona melotot.

Jiyeon meninggalkan Yoona berdiri mematung begitu saja. Yoona membantu Jiyeon membawa koper-kopernya.

"Eonni, bagaimana kabar appa dan eomma? Mereka baik-baik saja?" tanya Jiyeon yang memakai kacamata hitamnya lagi.

"Eoh, mereka baik-baik saja."

"Eonni, apa kau sudah punya namjachingu?" tanya Jiyeon polos. Mereka hamper sampai dimana mobil telah terparkir rapi.

"Yaak, kenapa kau menanyakan itu?" Yoona kesal pada Jiyeon. Pertanyaan Jiyeon seakan menyindir dirinya yang sampai sekarang belum punya pasangan.

Loving You [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang