Love Me

Page 4

"Sampai disini dulu pertemuan kita hari ini. Terimakasih atas perhatiannya. Selamat siang." Dosen makul terakhir menutup pertemuan kali ini.

Aku berjalan santai menuju parkiran dimana mobilku berada. Kurasakan sebuah tangan menepuk pundakku pelan, spontan aku menoleh dan melihat Nicko tengah tersenyum padaku.

"Jadi makan siang barengkan ?" Aku yang mendengar hal itu hanya tersenyum simpel dan mengucapkan maaf karena tidak bisa menerima ajakannya. Kulihat dia kembali tersenyum dan mengatakan dia tidak akan menyerah untuk mengajakku makan bersamanya. Dan kulanjutkan langkahku menuju tempat dimana mobilku berada.

Author POV

Kissya duduk termenung di taman disekitar rumahnya. Pikirannya melayang jauh pada masalah kedua orang tuanya. Semua masalah ini begitu rumit untuknya. Masalahnya sendiri saja belum menunjukkan hawa-hawa penyelesaian dan sekarang ada tanda-tanda masalah lama belum kelar (MLBK) akan timbul kepermukaan. Ini memang bukan masalah baru bagi keluarga Amo. Sang Ayah memang terkenal dengan sifatnya yang keras kepala, sensitif dan tegas membuat hampir seluruh anggota keluarga lebih memilih untuk mengalah bila berdebat dengan sang pemimpin.

Bagi Kissya ini merupakan masalah terkompleks yang pernah dialaminya. Tidak ada tempat ia pulang seperti dulu dan tidak ada suara Bunda serta Velove yang terkadang terlalu keras hingga terdengar sampai taman belakang rumah mereka. Kepala Kissya terasa berat dan berdenyut, hatinya takut akan kemungkinan yang akan terjadi. Namun sebagai anak sulung, ia harus terlihat kuat dan tegar menghadapi masalah ini. Ia tidak ingin Adel semakin sedih karna melihat dirinya putus asa. Sudah cukup dia sedih karna tidak adanya Bunda dan Velove yang selalu menyambutnya ketika ia sampai dirumah.

Kini mata Kissya mulai berkabut melihat seorang anak sedang tertawa riang dipundak sang ayah sambil menggenggam rambut sang ayah sebagai pegangan. Si ibu terlihat sedang berbicara dengan sang anak dan sang ayah terlihat ikut tertawa. Mereka tampak sangat bahagia. Kissya mendongakkan wajahnya, berharap kabut dimatanya akan hilang dan mencoba menatap langit yang tampak mulai memerah.

"Kalo emang ada masalah cerita aja jangan ditanggung sendiri. Asal kamu tau aja ya, aku bakal tetep ada disamping kamu apapun yang terjadi. Pundak ini akan selalu ada buat kamu." Kissya terkejut. Terkejut karna tiba-tiba ia merasa ada seseorang yang mengusap lembut rambutnya dan berbicara kepadanya. Kissya menoleh ke samping dan mendapati Albert tengah menatapnya penuh pengertian dan kasih sayang. Tatapan yang selalu ia hindari agar tidak terjebak dalam situasi terlarang.

"Kamu kenapa sih Kiss ??" Kissya masih belum sepenuhnya sadar dari rasa terkejutnya hingga ada sebuah tangan yang membelai lembut pipinya, menghapus jejak air mata yang sempat menetes.

Kissya hanya bisa menggeleng lemah. Kenapa harus kamu Al ?? Kenapa kamu harus perhatian, pengertian dan sabar dengan sikapku yang terkadang nyakitin kamu ?? Kenapa hubungan ini harus terlarang sih ?? Batin Kissya. Kissya kembali bungkam dan mengalihkan pandangannya dari Albert. Melihat hal itu Albert kembali menjulurkan tangannya yang kali ini ia gunakan untuk memeluk Kissya. Lalu mereka hanyut dalam pikiran masing-masing sembari melihat sunset.

Lampu-lampu taman mulai menyala. Taman ini terlihat indah dan romantis dengan danau buatan ditengah-tengah taman. Kissya terjebak dengan nalurinya. Bagaimana tidak, ia kini tengah berada didalam pelukan Albert dengan suasana taman yang sangat romantis. Hatinya berdetak kencang hingga ia takut Albert akan menyadari hal itu.

"Kamu udah laper belum?? Pengen makan apa ??" Lagi-lagi Albert mencoba mencairkan suasana yang nampak canggung.

"Emangnya kamu mau beliin makanan ??" Albert terkejut dengan perkataan Kissya yang tiba-tiba dengan muka yang sedikit memerah nampak malu-malu.