Page 6

2.2K 73 3
                                    




Author POV

"Kak Kissya lagi banyak pikiran ?"

"Enggak Del. Udah yuk makan, keburu dingin ni seafoodnya. Katanya pengen kepiting, nih. Diabisin ya!" Kata Kissya sambil berusaha tersenyum tulus.

"Oke bos!!" Ia pun mengangkat alat makannya sambil tersenyum.

Sore ini Kissya dan Adel sedang menikmati makanan mereka disalah satu kaki lima favorit mereka. Entah kenapa hatinya tidak tenang sedari tadi tentu saja sepulang dari acara resepsi pernikahan. Eeeits, jangan kalian pikir ini karna Albert ya, kalian salah besar.

Kepala bagian belakang dan depannya terus berdenyut. Jenuh, penat, bosan dan banyak pertanyaan memenuhi kepala, hati dan perasaannya.

"Eeem, kak ?" mendengar Adel memanggilnya Kissyapun tersadar.
"Heeem ?" Adel terlihat bingung dan gelisah.
"Kalo semisal ni. Ini cuma semisal lho kak. Eeem.. Semisal aku main tempat Rena boleh ?" Aku terkejut "eeeehh.. Kalo semisal gak boleh juga gak papa kok kak. Soalnya tadi Renata tiba-tiba telfon terus ngajakin kerumahnya." Katanya sambil menunduk.

"Renata ? Ohh teman kamu yang blasteran Jerman itu ? Boleh kok boleh. Tapi jangan pulang malam-malam ya." Adel menatap Kissya tak percaya, karna kakaknya mengijinkan ia pergi.
"Beneran kak ? Terus kakak dirumah sama siapa ?" Dia mulai gelisah lagi.
"Kebetulan aku juga mau pergi kok, ntar aku anter kerumah temen kamu itu, terus pulangnya aku jemput sekalian. Setuju ?" Diapun memundurkan kursinya dan berlari kearah Kissya dan memeluk kakak sulungnya ini.
"Makasi kak." Sebuah ciuman mendarat dipipi kiri gadis manis itu.
"Ya udah buruan diabisin gih makannya." Dan hanya dibalas dengan menaik turunkan kedua alis Adel.

Kissya kembali memikirkan apa yang harus ia lakukan nanti, haruskah ia menerima tawaran Al yang mengajaknya pergi tadi ? Setelah menimbang-nimbang akhirnya Kissya meraih telfonnya

To: Albert
So, ntar mau kemana ?? Aku jemput digang depan rumah ya.. :)

From: Albert
Okey [{}]. Kita ke atas aja gimana ? Berangkat awal aja ya biar bisa liat sunset. Agree ?

To: Albert
AGREE!! :))

"Kak, udah selesai belom makannya ?"
Kissya menoleh kearah suara yang memanggilnya kakak, "udah. Yuk."


***





Kissya POV

Pemandangan didepanku yang sangat indah dan memikat mata ditambah lagi moment yang paling kusukai tengah terjadi padaku. Aku merasa semua masalahku seakan lenyap saat ini. Bagaimana tidak, aku sedang melihat sunset dari atas bukit dengan sebuah tangan yang memelukku erat dan sebuah kepala bertengger dibahu.

Mungkin kalo orang lain yang melihat mungkin bisa dikatakan kami seperti sepasang kekasih yang tengah saling jatuh hati, namun pada kenyataannya tidak seperti itu. Seketika aku lupa akan masalah hidupku, aku patut bersyukur pada Tuhan yang telah menciptakan maha karya yang sangat indah itu.

"Kamu sakit ?" Al menyentuh ujung kepalaku dan mengusap-usap rambutku. Kubalas dengan gelengan kepala. Pikiranku akhirnya terfokus pada pertanyaan Al. Dengan perasaan tidak enak karena telah mengacuhkannya akhirnya aku memutuskan untuk menatapnya.

Dan sebuah kecupan mendarat padaku! Aku terkejut. Aku mengerjap berkali-kali lalu aku merasakan pipiku memanas.

"Lihat!! Blushingkan.. Eciee." katanya seperti mendapat kejutan kesukaannya.

"Aa-- apa?!" Aku mengalihkan pandanganku, karna Al menatapku jail.
"Yahh sudah hilang." aku pun menolehkan kepalaku padanya dan berusaha memasang mimik horor padanya. Dan dia tertawa. Sungguh menyebalkan.

"Hey, jangan ngambek dong." Tangannya mulai membelai rambutku lalu turun memegang leherku dan mendorongnya keatas dengan pelan agar aku mendongak kearahnya.

Aku hanya menatap manik matanya yang terlihat sayu dengan bibirnya yang menampakkan senyum samar. Kurasakan hembusan nafasnya, manik matanya menatap bibirku. Lalu kurasakan dia melumat bibirku perlahan sambil memejamkan matanya.

Aku membalasnya, menyalurkan hasratku dengan sedikit menggebu.

Kurasakan dia memasukkan lidahnya dan bermain dengan lidahku. Kakiku mulai lemas seperti jelly, aku mencengkram bajunya. Lalu kurasakan dia memelukku erat. Menggigit-gigit kecil dan bermain lidah. Hingga nafasku habis dan dia melepaskanku.

Aku menatap bibirnya yang basah, lalu mengerling nakal dan kujilat bibirnya lalu kupalingkan wajahku agar rona merah diwajahku tak terlihat olehnya.

Kurasakan tangannya membelaiku seakan meminta untuk menatapnya. Dan lagi-lagi dia menciumku tepat dibibir berkali-kali. Cuma kecupan ringan yang bertubi-tubi.

"Kalo kena gingsul tu, rasanya gimanaa gitu." Mendengar itu aku malu, dia ngebahas ciuman tadi. My GOD. Kurasakan lengannya diperutku mengerat dan kurasakan hembusan nafasnya ditelingaku. Lemas sudah tubuhku dibuatnya.

Kunikmati suasana malam ini dengannya yang terasa jauh meski dia ada dibelakangku dengan khitmat.

terimakasih Al untuk semuanya terimakasih banyak batinku sambil memegang kedua lengannya yang melingkar diperutku.

Aku berbalik menatapnya. Sunset akan segera terjadi, aku kembali menatap manik matanya.

"Maaf aku slalu ngerepotin kamu, menyita waktumu yang berharga dan melibatkanmu terlalu dalam pada kehidupanku. Terimakasih."

Kulihat dia tersenyum manis padaku, seakan aku ini wanita yang spesial untuknya lalu kukalungkan tanganku di lehernya dan memperpendek jarak. Awalnya aku tak langsung menciumnya. Hanya berbagi nafas, menikmati gelora yang tengah menggebu. Tapi aku tak mau melakukannya dengan nafsu, hanya menyampaikan rasa terima kasihku.

Ku kecup bibirnya yang sensual. "Terimakasih" kataku lirih tepat didepan mulutnya dan aku pun menciumnya dengan pelan menikmati setiap inchi bibirnya yang saat ini tengah saling menggigit satu sama lain. Dia memelukku erat. Tak kami pedulikan pandangan orang lain lagi. Karena saat itu aku benar-benar merasa takut dia akan pergi jauh dan seperti akan ada benteng pemisah selain jarak yang memisahkan.

~~~~~

tbc

Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang