Author POVKissya terbangun dengan keadaan sedikit terkejut. Pasalnya ia tidak pernah memimpikan kejadian seperti itu lagi bersama Al akhir-akhir ini. Belum lagi sensasi ciuman itu terasa begitu nyata dan membekas untuknya, padahal sebelumnya ia hanya memimpikan bagaimana rasa nyaman itu datang saat bersama Al bukan saat-saat menggairahkan seperti mimpi semalam.
Sekali lagi ia mengerjap-kerjapkan matanya mencoba menghilangkan ilusi adegan yang memancing hasratnya. Kissya mendudukkan badannya dan mengusap wajahnya dengan kedua tangannya, setelahnya ia bergegas menuju walk in the closet untuk mencari baju untuk ia kenakan olahraga pagi. Sebuah celana basket dengan paduan warna hitam dan emas serta baju dengan paduan warna yang sama.
Tidak salah bukan memanfaatkan waktu minggu pagi seperti ini untuk menyegarkan badan, belum lagi itu bisa sangat bermanfaat untuk kesehatan otaknya agar tidak terus menerus memikirkan tentang ciuman itu. Setelah semua siap Kissya masuk kedalam kamar mandinya dan berkutat dengan peralatan-peralatan yang ada didalamnya.
***
Seorang gadis dengan rambut dikucir kuda tengah menghalau keringat yang akan jatuh dengan handuk ditangannya. Berlari pelan dengan langkah teratur begitu juga cara gadis itu menjaga pernafasannya agar tidak memburu karena kelelahan. Sudah kali kelima gadis itu mengelilingi alun-alun yang ada didekat rumahnya. Sudah lama sekali ia tidak merasakan keringat seperti ini keluar dari tubuhnya, semua itu dikarenakan ia mengalami cidera di kedua ankle kakinya. Masalahnya bukan pada anklenya tetapi saraf yang ada disana yang mungkin terjepit yang mengakibatkan gadis itu harus berhati-hati saat berolahraga agar tidak membuat si saraf semakin parah. Bukannya tidak berusaha untuk berobat malah ia sudah banyak mendatangi dan mendatangkan ahli saraf namun sampai sekarang belum juga sembuh.
Saat gadis itu sudah menyentuh sekitar tiga perempat lintasan ia merasakan saraf kakinya berdenyut jadi ia putuskan untuk menghentikan kegiatannya yang ingin menyelesaikan putarannya dan berjalan perlahan. Berusaha menetralkan nafas dan mencoba menikmati rasa sakit di ankle kakinya seperti seperti melahap sepotong pizza. Karena gadis ini sudah bosan mengeluh tentang rasa sakitnya, jadi ia putuskan untuk tidak akan mengeluh lagi. Lagipula dimana ia akan menumpahkan keluh kesahnya ? Bukankah 'rumah'nya sudah pergi bersama orang lain ? Maka dari itu ia putuskan untuk berusaha menampung semuanya sendiri dan mencoba berdiri dengan kedua kakinya tanpa harus bersandar jika ia lelah. Gadis manis itu sudah bertekat untuk menjadi gadis yang kuat.
"Vita ?" Suara khas pria terdengar dari arah belakang gadis yang tengah berjalan santai itu. Merasa dipanggil ia menoleh kebelakang betapa kagetnya gadis itu mendapati 2orang pria tengah berlari kecil-kecil dibelakangnya.
"Hey." kataku tidak menutupi keterkejutanku.
"Tidak lari ?" sahut Roy. Lelaki itu terlihat santai dengan sepatu sport warna biru, celana biru dengan garis putih dan baju putih dengan dua garis garis pende biru dibahu.
Mendengar itu aku hanya tertawa pelan, "aku baru selesai lima putaran."
"Wah ternyata kita sudah keduluan bro." kata Roy sambil menyikut Sean. Dan Sean hanya membalasnya dengan berdeham tidak peduli.
Saat pandangan Kissya jatuh pada Sean tak sengaja tatapan mereka bertemu, "gw duluan." Lalu lelaki itu berlari melewati Kissya dan meninggalkan Roy yang menatapnya dengan tanya.
"Yahh gw ditinggalin." kata Roy dengan nada sedih.
"Jibang (jijik banget), kek homoan aja." kataku setengah menatapnya jijik. Dan kudapati mukanya kaget saat melihatku menatapnya seperti itu.
"Bro, tungguin gw napa." serunya sambil menatapku sebelah mata dengan mimik lucu. Niat hati awalnya ingin menahan tawa tapi melihat ekspresinya yang seperti itu tawaku pecah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me
Rastgele- Sebagian cerita ini di privat - Seorang gadis manis yang harus terjebak dengan sikap perfeksionis ayahnya dan suatu fakta mengejutkan tentang pernikahan kedua orang tuanya. Dilain sisi dia hanya ingin menjadi seorang gadis remaja seperti yang...