AUTHOR POVKissya bergerak-gerak gelisah dalam tidurnya. Walaupun kamarnya ber-ac namun gadis manis itu tetap berkeringat.
Banyak sekali peluh yang keluar, entah itu dari kening, leher dan hampir bagian tubuh yang lain.
Bantalnya pun basah karna gadis itu secara tak sadar menangis dalam tidurnya. Seperti mendapat mimpi buruk.
Seketika dia terbangun dan reflek langsung terduduk. Matanya mengerjap-kerjap untuk menyesuaikan cahaya.
Kissya kembali gelisah. Dan diapun seketika itu juga melihat kearah sekeliling dan kearah badannya lalu ia menghela nafas lega melihat baju yang ia kenakan masih menempel seperti yang seharusnya. Untung hanya mimpi, tapi kenapa terasa begitu nyata ya? pikirnya.
Kissya melangkah gontai ke arah kamar mandi dengan pikiran setengah melayang entah kemana. Badannya terasa lengket dan ingin sekali disentuh oleh air.
Setelah selesai mandi, gadis itu berjalan kearah walk in the closet untuk mencari jeans, snakers merah kesayangannya dan blouse yang menurutnya sesuai dengan mood gadis itu.
Gadis itu berusaha untuk tidak memikirkan mimpinya, walau dia punya banyak pertanyaan yang ada dipikirannya.
Kissya kaget melihat Adel sudah rapi dan sedang makan sambil menunggu dirinya.
"Ni kak, aku cuman bisa bikin ini. Tadi mau bangunin kakak tapi kok kayaknya lagi mimpi seru jadi yaa~" Adel menampakkan senyum getirnya.
"Sory ya, jadi kamu deh yang nyiapin. Ayah mana ?" Kissya bertanya tanpa menatap adiknya
Dari arah kamar dibawah Mr. Amo sibuk dengan ponselnya dan sudah berpakaian lengkap.
"Terus pantau! Aku percaya padamu."
"......"
"Aku berencana untuk menjemputnya hari ini, sebelum aku pergi ke medan."
"....."
"Thanks!" Mr. Amo yang notabene ayah kedua gadis itu terkaget melihat putri-putrinya tengah menatapnya.
"Kenapa ?" tanya sang ayah bingung.
"Ayah mau ke medan siang hari begini ?" Adel bertanya dengan mimik muka sedih.
"Iya, mungkin ayah pulang besok malam." sang ayah hanya menjawabnya acuh.
"Ayah udah baca surat dari sekolahku ?" Setetes air matanya lolos dari pelupuk mata gadis itu. Namun buru-buru ia menghapusnya.
"Oh~ maaf ayah nggak bisa dateng, gak papa kan ?" nada suara sang ayah mulai melunak.
"Gak papa. Mungkin acara ayah lebih penting." Dengan suara yang semakin seperti sedang bisikan
Adel mulai gelisah dalam duduknya seperti menahan sesuatu, sedangkan sang ayah hanya duduk menyesap kopi dan membaca koran.
Kissya yang melihat itu langsung berdiri dan mengajak Adel untuk berangkat terlebih dulu. Ia tak tega melihat situasi seperti ini terjadi pada adiknya.
"Yah, kita berangkat duluan ya." Kissya pun mencium punggung tangan ayahnya begitu juga Adel namun perhatian sang ayah tetap pada koran yang tengah beliau baca.
Melihat hal itu kedua gadis itu mendengus. Ayahnya tetap akan menjadi ayahnya sebagaimanapun sikap sang ayah kepada anaknya.
Kissya menyalakan mobilnya, beberapa menit kemudian Adel masuk dengan membawa kacamata dan tisue. Kissya yang melihat adik bungsunya seperti itu hanya geleng-geleng kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me
Random- Sebagian cerita ini di privat - Seorang gadis manis yang harus terjebak dengan sikap perfeksionis ayahnya dan suatu fakta mengejutkan tentang pernikahan kedua orang tuanya. Dilain sisi dia hanya ingin menjadi seorang gadis remaja seperti yang...