Miss You So Bad !

7.5K 360 4
                                    

Haii, kemarin aku baca ulang part sebelumnya. Gila ancur parah ya !! Aduh, sorry-sorry. Aku udah revisi beberapa, semoga tidak terlalu buruk ya hasilnya :)

Then. Next !!

==

Pagi ini entah mengapa kebosanan Livia menanjak tajam, dia benar-benar ingin keluar untuk sedikit berjalan-jalan disekitar apartement nya. Livia pun keluar kamar dan menuju kamar Rey, dilihatnya Rey masih tertidur dengan lelapnya.

"Rey, bangun.." ujar Livia sambil menggoyang pelan lengannya. Tidak ada reaksi.

"Rey..bangunlah.." sambung Livia lagi dengan sedikit menaikkan nada bicaranya tapi Rey hanya menggeliat kecil. Karena geram, Livia pun menutup wajah Rey dengan bantal dan sedikit menekannya. Memang awalnya tidak bereaksi apapun, tapi lama-lama REy mulai memberontak.

"Lep..lepask..emhhh..lepp..hh" Livia terkikik geli melihat Rey yang bergerak-gerak diatas kasur seperti cacing kepanasan.

"Huaahhhh!! Livia, apa yang kau lakukan, hah? Kau ingin membunuhku?!" teriak Rey didepan wajah Livia dengan keras, nafasnya terengah-engah.

"Salah sendiri kau sulit dibangunkan, aku sudah membangunkanmu dari tadi tapi kau tidur seperti orang mati" sahut Livia membela diri.

"Livia..astaga. Aku hampir mati, kau tau!!" Livia menggeleng dengan polosnya dan dihadiahi jitakan pelan Reynand.

"Ada apa kau membangunkanku?" tanya Rey dengan nada yang lebih lembut setelah beberapa saat menormalkan nafasnya.

"Aku ingin jalan-jalan! Aku hanya ingin memberitahumu, aku takut nanti kau mencariku saat tidak menemukanku di kamar"

"Tunggu sebentar, aku akan menemanimu" ujar Rey lalu bersiap bangun dari tempat tidurnya.

"Tidak, Rey! Maksudku..tidak perlu. Aku ingin pergi sendiri" Rey mengerutkan keningnya, ragu.

"Memangnya kau tau jalan di daerah sini? Kalau kau tersesat bagaimana?"

"Aku tidak akan jauh-jauh kok, ke belakang apartement mungkin. Sepertinya pemandangan disana bagus" tentu saja, di belakang apartement ini ada taman bunga. Banyak orang yang sering mengunjungi tempat itu terutama di pagi dan sore hari.

"Oh, baiklah. Bawa ponselmu!"

"Siap, bos!" seru Livia semangat lalu keluar dari kamar Rey, Rey pun kembali merebahkan diri di ranjang dan bergelut dengan selimutnya. Tapi baru beberapa detik, Rey kembali bangun seolah teringat sesuatu. Akhirnya Rey bangun dan keluar dari kamarnya untuk menyusul Livia, beruntung gadis itu belum terlalu jauh.

"Liv.." serunya sambil berlari-lari kecil.

"Kenapa mengikutiku? Kau tidak percaya aku bisa sendiri?"

"Bukan begitu, aku juga ingin merasakan udara pagi di taman belakang" Livia mengendikkan bahunya acuh lalu kembali berjalan. Banyak orang berlalu lalang di sekitar taman itu, pandangan Livia terkunci kepada satu sudut yang membuat dadanya sesak oleh rasa rindu. Tanpa sadar Livia menghentikan langkahnya.

"Kenapa berhenti?" tanya Rey yang tidak mendapat respon dari Livia, akhirnya Rey pun mengikuti arah pandangan Livia. Rey menatap Livia sendu lalu membawa Livia kedalam dekapannya. Livia sedikit terkejut dengan aksi Reynand tapi tak urung juga membalas pelukan itu dengan erat. Livia sadar dia sangat membutuhkan sebuah pelukan saat ini.

"Kau merindukan keluargamu?" bisik Rey di telinga kiri Livia. Livia mengangguk dan mulai tersedu. Ya, dia sangat merindukan Mike, Mom juga Papanya. Melihat 2 orang anak kecil laki-laki dan perempuan sedang duduk diayunan dan dibelakangnya kedua orang tuanya mendorong ayunan tersebut lalu mereka tertawa bersama itu merupakan hal yang tidak bisa ditanggungnya saat ini.

[ 4 ] Only With My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang