Since That Day

12.8K 541 7
                                    

Author PoV

Livia menatap pemandangan Jakarta dari jendela kaca di ruangan kerjanya. Jakarta tampak berbeda dengan satu tahun yang lalu saat Livia dipaksa Papa nya untuk kembali ke Paris, Perancis. Kalian tahu apa alasannya? Karena Aldrian berfikir Livia tidak bisa menyesuaikan diri dengan Jakarta. Livia membantah keras pemikiran Aldrian dengan mengatakan bahwa dia bisa menyesuaikan diri disini.

Akar permasalahannya sebenarnya memang dari Livia sendiri yang sering kesal tidak jelas dan merecoki Mike dan Aldrian saat mereka bekerja. Puncaknya saat Mike tengah berada dalam meeting penting dan Livia tiba-tiba merangsek kedalam ruangan meeting, saat itu Livia menangis dan marah-marah tanpa Mike dan Aldrian tahu sebabnya. Aldrian berfikir Livia sudah sangat keterlaluan, Livia bahkan sudah berumur 23 tahun saat itu dan baru saja melaksanakan wisudanya tapi masih saja bersikap kekanakan seperti itu.

Aldrian memang memanjakan Livia selama ini tapi sebelumnya Livia tidak pernah bertindak sejauh ini dengan mengganggu meeting penting yang tengah berjalan. Saat itu Aldrian benar-benar menahan malu dihadapan semua peserta meeting, berbeda dengan Mike yang tetap berusaha menenangkan Livia. Mike lebih bisa mengendalikan Livia dibanding Papa dan Mamanya.

Mike menolak keras keputusan Aldrian saat ingin mengembalikan Livia ke Paris, Mike sangat menyayangi Livia dan tidak akan pernah membiarkan Livia sendirian disana. Mike bersikeras untuk mempertahankan Livia agar tetap disini.

"Pa, Mike mohon. Mike janji akan menjaga Livia dengan baik dan kejadian seperti tadi tidak akan pernah terulang lagi" Aldrian menggeleng. Livia berada dipelukan Siena masih menangis.

"Livie sudah keterlaluan, Mike. Biar disana dia diurus Grand Pa. Papa yakin Grand Pa lebih bisa mengatasi sifat kekanakan Livia ini" Livia semakin terisak dipelukan mama nya.

"Pa, Mike benar. Selama ini Livia tidak pernah jauh dari kita, bagaimana dia akan hidup disana sendirian"

"Ma, dia tidak sendirian. Dia bersama orang tuaku disana"

"Tapi, Pa.."

"Livie akan pergi!" Ucap Livia lirih tapi masih cukup bisa didengar oleh mereka semua. Mike menatap adiknya tajam.

"Livie akan turuti keinginan Papa karena memang Livie sadar Livie sudah keterlaluan tadi" ucap Livia disela isakannya.

"Tidak Livia. Dengarkan aku, kau tidak akan kemana-mana"

"Jangan halangi dia, Mike! Ma, bantu dia membereskan barang-barangnya. Besok siang dia akan berangkat" ucap Aldrian tidak terbantahkan. Livia memeluk erat Siena dan semakin terisak. Aldrian keluar dari kamar Livie.

"Mom akan bicara sama Papa mu Liv" Livia menggeleng.

"Sudahlah Mom, Livie akan tetap pergi"

"Livie.."

"Cukup, Mike. Aku akan tetap pergi" potong Livia cepat.

Siena keluar dari kamar Livia, sungguh Mike tidak ingin hidup berjauhan dengan adiknya itu. Ini tidak akan mudah. Tapi keputusan Aldrian sudah final. Mike harus tahu apa yang membuat Livia bertindak seperti tadi siang. Mike duduk di samping Livia yang menyandarkan diri di kepala ranjang. Livia masih menangis.

"Mau bercerita kepadaku?" Tanya Mike pelan lalu menarik kepala Livia untuk disandarkan di bahunya. Livia diam beberapa saat dan Mike tidak berniat untuk bertanya lagi.

"Rey..dia tadi menjemputku" Livia mulai membuka suara.

"Hm" gumam Mike lalu mengusap punggung Livia dengan sayang.

"Dia mengajakku ke tempat yang sangat indah. Kau tau, Mike? Rooftop kantor Om Daniel?"

"Yeah. Kantor Papa juga punya Rooftop" Livia mendengus pelan.

[ 4 ] Only With My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang