Some Other Day

7.8K 347 7
                                    

Livia PoV

Hari ini Mom menyuruhku pergi ke butik langganannya untuk mengambil pesanan baju kebaya Mom yang sudah dipesannya jauh-jauh hari. Kebaya itu akan dipakai untuk acara pesta besok, bahkan  tanpa sepengetahuan kami, Mom dan Papa sudah memesankan baju untukku, Mike dan juga Darren. Sepertinya Darren sengaja diundang kesini oleh Papa, ingatkan aku untuk menanyakannya nanti.

"Ana, beloknya kemana lagi?" Suara Darren mengejutkanku. Mom menyuruhnya mengantarkanku ke butik sekalian fitting baju, sedangkan Mike akan menyusul kami nanti.

"Sudah kubilang biar aku yang menyetir"

"Aku hanya bertanya, honey! Lagipula mana mungkin aku membiarkan seorang wanita menyetir untukku"

"Belok kanan, tempatnya di ujung jalan sebelum belokan selanjutnya" ujarku pada akhirnya.

"Nama butiknya apa tadi? Aku tidak memperhatikan saat Mom mengatakannya" aku mendengus pelan.

"Glory Butik! Apa yang kau perhatikan sedari tadi Mom berbicara, huh?" Seruku kesal, dia terlalu banyak bertanya sejak tadi.

"Aku memperhatikanmu"

"Aku tidak bercanda, Darren"

"Aku juga tidak. Lagipula kenapa kau suka sekali marah-marah, Ana. Kau kesal padaku? Atau kau masih belum bisa memaafkanku?" Darren menatapku sekilas dengan lembut. Aku jadi merasa bersalah, aku juga tidak tau kenapa aku jadi gampang kesal seperti ini. Aku mengusap wajahku dengan telapak tanganku dan membuang nafas lelah.

"Maafkan aku, Darren. Aku hanya..mungkin terlalu lelah" tangan kiri Darren menggenggam tanganku lembut.

"It's okay, Ana. Kurasa aku perlu mengajakmu refreshing lain kali. Kau bisa cepat tua kalau marah-marah terus" aku tersenyum.

"Kurasa itu ide yang bagus tuan tampan"

"Oh..wooww. Kau mengakuinya sekarang?"

"Yap kurasa! Aku hanya tidak ingin kehilangan traktiran saat kita makan siang nanti" dia menatapku dengan pandangan kesal yang dibuat-buat.

"Terserah apa katamu, Ana. Aku memang tampan"

"Iya, Leonard Darren Aldric! Kau sangat tampan. Puas!" Dia mengendikkan bahunya sambil tersenyum lebar.

Kami sampai di Glory Butik langganan Mom dan langsung disambut Tante Nia dengan senyum ramahnya.

"Wow..pacar baru?" Tanya Tante Nia saat melihatku datang bersama Darren.

"No, Tante! Dia temanku dari Paris"

"Sayang untuk dilewatkan, Liv! Dia sangat tampan!" Bisik Tante Nia pelan sambil terkikik.

"Apa sih, Tante. Aku kesini untuk mengambil baju, bukan untuk mendengar pujian Tante tentang temanku!"

"Tante bercanda, Sayang. Jadi siapa namanya?" Aku memutar bola mataku malas, tetap saja Tante Nia ini kepo.

"Darren!" Panggilku kepada Darren yang sedang melihat-lihat baju di butik ini. Dia menoleh kearahku dan menatapku dengan tatapan 'ada apa' nya.

"Kemarilah!" Ujarku. Darren menghampiriku dan Tante Nia, dia merangkul bahuku lalu tersenyum ramah saat melihat Tante Nia didepanku.

"Kenapa, Ana? Aku hanya melihat-lihat baju dan tampaknya kau sudah sangat merindukanku sekarang" ucapnya enteng. Aku memukul lengannya pelan.

"Hentikan omong kosongmu itu. Kenalkan, ini Tante Nia pemilik butik ini. Dan Tante Nia, namanya Darren. Temanku dari Paris" mereka bersalaman dan tampak sekali Tante Nia ini silau melihat ketampanan Darren.

[ 4 ] Only With My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang