"every five days"

14 0 0
                                    

Aku mengurung diriku di dalam ruangan pengap berukuran sedang itu. Aku terduduk di pojok ruangan itu dengan posisi memeluk kedua lututku. Keringat terus mengalir dari kedua pelipisku karena sirkulasi udara yang buruk di dalam sini. Aku tak menghiraukan pengapnya udara yang beredar di sekitarku karena aku pun terlalu sibuk dengan semua pikiran yang beredar di sel-sel otakku. Kepalaku terus berdenyut ketika aku mulai berpikir terlalu keras. Ekspresiku begitu datar, rasanya semua otot wajahku sudah tidak berfungsi lagi. Rasanya aku kehilangan kendali atas otot-otot di wajaku, membuatnya seakan-akan seperti patung lilin yang mengeras.


Aku terus melirik arloji yang tergeletak di atas tumpukan kardus di sebelahku. Detik demi detiknya bagaikan alunan melodi di telingaku. Membuatku begitu menikmati waktu sendiriku di dalam ruangan sedang ini. Membuatku begitu larut di dalam setiap detiknya. Aku telah mengurung diri terlalu lama disini. Aku telah terlalu lama berpikir dan berkutat dengan pikiranku sendiri. Sudah 3 hari berlalu sejak aku melilitkan tali sepatu di leher seseorang. Sudah 72 jam yang berlalu semenjak aku menghabisi nyawa seseorang. Perasaanku terasa aneh. Gejolak sensasi menggelikan itu terus menggelitik seisi tubuhku, membuat sendi dan sel-selku terasa ngilu. Namun, semua itu membuatku merasa kecanduan dan terus menginginkannya lagi dan lagi. Aku sungguh tak sabar untuk, melakukannya lagi. Belum lagi, aroma cairan berwarna merah itu terus menghantuiku. Aromanya terus membuatku merasakan suatu perasaan sederhana, yaitu

'kepuasan'

Aku menyelipkan jemari kananku ke dalam saku jaket, meraba-raba sebuah pisau lipat yang terbenam di dalamnya. Jemariku bermain dengan penuh kenyamanan dengannya, menimbulkan sensasi menggelitik di sekujur tubuhku.

Sudah dapat dipastikan bahwa tubuhku kini benar-benar merasa kecanduan. Kecanduan bermain dengan sebilah pisau lipat, dan seutas tali sepatu. Namun sayangnya, aku harus menahan gejolak candu itu dengan sekuat tenaga untuk dua hari kedepan. Karena, aku harus menjalankan rencanaku dengan benar dan runtut. Karena jadwal tayang acara unjuk diriku pada dunia telah ditentukan, yaitu, setiap lima hari sekali.

Namun, jangan khawatir. Karena, aku menjamin semua komponen rencana unjuk diriku yang kedua, akan lebih menakjubkan dan lebih, menantang.

"Tunggu aku, dua hari lagi."


i'm sorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang