Caught and punishment

279 11 1
                                    

   Choco Mint membuka matanya dan mendapati dirinya di sebuah ruangan yang gelap. Kedua tangannya di rantai diatas kepalanya, dan kedua kakinya terasa lemah. Apa yang terjadi? Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka. Terlihat seseorang yang sangat dia kenal. Rock Star.
"Hai, Mint.. Kau sudah bangun?" tanya Rock Star dengan nada mengejek. Kedua tangannya terlipat di depan dadanya. Choco Mint memberikan tatapan tidak suka kepada Rock Star.
"Apakah kau yang melakukan ini semua!?" bentak Choco Mint. Kepalanya menatap ke bawah.
"Hm? Tentu saja~" senyuman di wajah Rock Star semakin membesar. Choco Mint dapat merasakan kalau Rock Star sedang berjalan ke arahnya. Dia memegang dagu Choco Mint dengan kasar dan memaksa Choco Mint untuk menatap ke arahnya.
"Tapi tenang saja, aku tidak akan melakukan hal-hal aneh kepadamu..," ujar Rock Star dengan seringai jahat. Choco Mint menolak untuk bertemu dengan kedua mata milik hitam Rock Star.
"Sang penguasa vampir sudah menandaimu..," ucap Rock Star sambil melepaskan tangannya dari dagu Choco Mint dan menatap bahu Choco Mint lalu berjalan pergi. Choco Mint terkejut. Apakah yang di ucapkan Rock Star itu benar? Saat ini dia tidak bisa mengecek tubuhnya. Semua tubuhnya terasa lemas. Dia menyadari sesuatu. Jasnya sudah robek.
'Apa yang terjadi saat aku pingsan?' batin Choco Mint. Kedua matanya terasa berat.

  Sementara itu, Rock Star berjalan menuju tempat dimana sang penguasa berada.
"Dia sudah sadar..," ucap Rock Star kepada sang penguasa sementara sang penguasa itu menatap ke arah jendela-lebih tepatnya dia menatap ke arah bulan purnama.
"Baiklah.. Sekarang kau bisa kembali..," sang penguasa berkata sambil melihat ke arah Rock Star yang membungkukkan tubuhnya dan berjalan pergi dari hadapannya. Seringai menghiasi wajah sang penguasa vampir itu.
"Ah.. Sekarang aku sudah tenang.. Dia sudah menjadi milikku..," gumamnya kepada dirinya sendiri. Dia melangkah menuju dimana dia menaruh sanderanya.

Choco Mint berusaha berdiri dan mencoba melepaskan rantai yang mengikat pergelangan tangannya.
"Percuma saja kalau kau berusaha melepaskan rantai itu.. Sia-sia saja..," ucap sebuah suara. Choco Mint terkejut lalu mata mint miliknya menatap ke asal suara. Dia sungguh lebih terkejut daripada sebelumnya. Dia berdiri di sana dengan seringai miliknya dan tampang kerennya. Tunggu. Keren?
'Kau bicara apa Choco Mint!? Kau baru bertemu dengannya tadi!' batin Choco Mint. Orang itu berjanlan menuju Choco Mint dan mata violetnya melekat di mata mint milik Choco Mint.
"Ah, ah! Hai, Choco Mint! Bagaimana kabarmu? Apakah Rock Star menjagamu?" tanya orang itu. Choco Mint membuang pandangannya.
"CIH! Dia merantai pergelangan tanganku.. Semuanya terasa sakit..," jawab Choco Mint. Orang itu memberikan wajah simpati kepada Choco Mint.
"Apa yang sedang kau lakukan di sini, Vampire?" tanya Choco Mint. Vampire seperti biasa, membawa segelas wine merah di tangannya, dengan gaya rambut yang sama seperti tadi.
"Oh.. Aku hanya sekedar melintas di sini dan menemukan ruangan ini..," jawab Vampire. Choco Mint tidak bisa melakukan apapun. Dia merasa kalau dia sangat membutuhkan baju ganti.
"Aku dapat membebaskanmu, jika kau mau..," ucap Vampire tiba-tiba setelah dia menyeruput wine merahnya. Wajah Choco Mint terangkat, dan matanya bersinar senang.
"Be-benarkah!?" pekik Choco Mint. Vampire mengangguk.
"Yup! Tapi ada satu syarat!" ujar Vampire. Choco Mint terdiam. Syarat apa itu?
'Aku akan melakukannya.. Demi keluar dari sini!' batin Choco Mint. Seperti membaca pikiran Choco Mint, Vampire tersenyum dan mendekatkan mulutnya ke telinga Choco Mint.
"Kalau kau ingin menjadi milikku~" bisiknya. Wajah Choco Mint berubah menjadi merah padam. Telinganya terasa panas mendengar ucapan Vampire tadi.
"APA!? TIDAK AKAN!" seru Choco Mint tepat di wajah Vampire sementara Vampire menarik wajahnya kemudian memasang wajah tak senang.
"Baiklah.. Bagaimana kalau kau harus di 'hukum'?" ujar Vampire dan menekankan kata 'hukum'. Apa bentuk hukuman itu? batin Choco Mint. Wajahnya berkeringat dan berubah menjadi pucat pasi. Vampire tertawa saat melihat raut wajah Choco Mint seperti itu.
"Tenang, aku jamin kau pasti akan menyukainya..," sekali lagi Vampire mendekatkan wajahnya ke wajah Choco Mint dengan senyuman aneh.

(A/N: SILAHKAN TEKAN TOMBOL BALIK ATAU KELUAR ATAU SKIP SESI INI)

  Tanpa berpikir panjang, Vampire mengunci bibir Choco Mint dengan bibirnya dan alhasil, membuat sang pemilik rambut mint ini terbelalak. Dia tidak menolak ciuman tiba-tiba ini, melainkan menikmatinya. Sementara itu, kedua tangan Vampire yang bebas, segera menelusuri tubuh Choco Mint dan segera melucuti baju Choco Mint dan membiarkan celana Choco Mint. Dia ingin bermain-main dengan Choco Mint terlebih dahulu.
Tak lama kemudian, Vampire melepaskan ciuman itu dan menatap Choco Mint yang kini sudah terengah-engah. Wajahnya terlihat lebih imut di mata Vampire. Dia menjilat bibirnya lalu beralih menuju leher Choco Mint. Dia meninggalkan beberapa kiss mark di sana. Dia sangat senang mendengar suara Choco Mint saat itu. Suara desahan-desahan Choco Mint seperti musik di telinga Vampire.
"Ahh!! Nnhh.. V-Vampire..," desah Choco Mint saat Vampire menggigit telinganya. Tangannya meraba-raba dan mencari titik sensitif Choco Mint. Saat Vampire meraba bagian leher Choco Mint, desahannya semakin kencang.
'Dapat..,' batin Vampire dan sekali lagi mengunci bibir Choco Mint. Desahan-desahan Choco Mint menjadi samar karena ciuman itu. Sambil masih menciumnya, Vampire melucuti bajunya sendiri dan meninggalkan celananya yang masih terpasang. Setelah dia melepaskan ciumannya, dia menancapkan kedua taringnya di kulit Choco Mint kemudian meminum darahnya.
"V-Vampire!!" jerit Choco Mint. Bunyi dari rantai-rantai itu beriringan dengan desahan Choco Mint seperti nyanyian saja. Setelah puas dari apa yang dia dapatkan, Vampire beralih menuju celana Choco Mint yang masih terpasang.
"Kau pasti akan suka ini..," ujar Vampire lalu menurunkan resleting celana Choco Mint, dan menariknya ke bawah beserta celana boxernya. Saat Vampire menatap ke arah Choco Mint, dia dapat melihat wajahnya benar-benar merah sekarang.
"J-jangan lihat..," ujar Choco Mint terbata-bata. Vampire hanya tersenyum dan mulai memainkan milik Choco Mint.
"Lihatlah.. Kau sudah basah hanya dengan tanganku?" tanya Vampire sambil menatap tangannya yang basah. Choco Mint tidak bisa berbicara apapun. Tubuhnya sudah agak lemah karena 'permainan' Vampire tadi. Tanpa berpikir dua kali, Vampire mencopot celananya dan membalikkan tubuh Choco Mint sehingga dia menghadap ke arah tembok.
"ARGH!! AHHH!!" jerit Choco Mint saat dia merasakan ada sesuatu yang memasukinya.
"Nnnhhh..," desahnya saat benda itu bergerak. Vampire mulai menciumi leher Choco Mint dan meninggalkan banyak kiss mark di sana.
"V-Vampire.. Nnhhh! Di sana! Ohhh!!" Choco Mint mendesah dengan nikmat.
"Aku tau kau akan menyukainya..," bisik Vampire di telinga Choco Mint lalu menjilatinya.
"Ahn.. Jangan lakukan itu..,"
"Tapi kau menyukainya..," ucap Vampire lalu menggigit pundak Choco Mint sekali lagi di tempat yang sama seraya meningkatkan temponya. Hanya bunyi desahan yang memenuhi ruangan itu. Tak lupa dengan bunyi rantai yang ikut meramaikan.
"V-Vampire! A-aku..,"
"Ssshhhh..," Vampire menutup bibir Choco Mint dengan bibirnya. Tak lama kemudian Choco Mint mengeluarkan cairan putih dengan desahan-desahan yang terhambat karena ciuman Vampire. Dia juga merasakan ada sesuatu yang memasukinya. Sesuatu yang hangat. Vampire melepaskan miliknya dari dalam Choco Mint dan membiarkan Choco Mint jatuh ke bawah lemas. Vampire mulai memakai bajunya lalu mengecup pipi Choco Mint kemudian berjalan menuju bibirnya.
"Sampai jumpa nanti.. Aku akan menanti jika kau merubah pikiranmu..," bisa Vampire lalu berjalan pergi dari hadapan Choco Mint.

      (A/N: ZONA AMAN.. KALIAN AMAN DI PARAGRAF SELANJUTNYA)

Choco Mint menutup matanya dan diam-diam dia menangis. Kenapa dia harus menerima ini semua? Dia berharap jika Adventurer datang dan menyelamatkannya. Sejak kejadian itu, Choco Mint mulai membenci Vampire atas tindakannya.
"Adventurer.. Kau dimana?" gumam Choco Mint. Dia sudah tidak bisa menahan air matanya lagi.

A/N:
gimana? Kurang? LAGI? //slap
Bangkitlah fandom CookieRun!! //panggil CookieArmy//

-AUTHOR OUT

HE'S MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang