CHAPTER WARNING:
SMUT AHEAD
PLIS YANG MASIH DI BAWAH UMUR DAN MASIH MEMBACA CERITA INI, SEBAIKNYA KELUAR..SISANYA, ENJOY STORY(?) xD
"Vampire..," bisik Choco Mint.
"Hm?"
"Bagaimana kalau.. Orang lain dapat mendengar kita?" tanya Choco Mint seraya melihat Vampire yang mulai mencopot jubahnya.
"Aku tidak peduli..," jawab Vampire lalu mengunci bibir Choco Mint dengan bibirnya sambil membuka satu kancing baju Choco Mint. Tangan kiri Vampire meraba-raba bagian bawah Choco Mint dan membuat lelaki yang di bawahnya ini mendesah. Vampire menggigit bagian bawah bibir Choco Mint. Refleks, Choco Mint membuka mulutnya dan Vampire langsung memasukkan lidahnya kedalam mulut Choco Mint.
Ciuman itu akhirnya berakhir, tetapi Vampire tidak menghentikan gerakannya. Kini sudah tidak ada seutas benang pun yang menutupi tubuh Choco Mint. Vampire mulai meraba-raba bagian bawah Choco Mint dan menimbulkan Choco Mint mendesah dengan nikmat.
"Vampire.. Jangan.. Menggodaku.. Ah.. Nnghhh..," pinta Choco Mint. Vampire menciumi tubuh Choco Mint dan meninggalkan kiss mark di sana.
"Kau tau, Mint? Aku tidak suka terburu-buru..," ucap Vampire lalu memasukkan satu jari kedalam Choco Mint dan membuat Choco Mint menjerit.
"S-sakit!" gumam Choco Mint.
"Tahan lah sedikit..," bisik Vampire. Setelah menurut Vampire cukup, dia memasukkan dua jari lagi kedalam Choco Mint.
"Hentikan! AHHHH!" rintih Choco Mint. Dia merasa kalau bagian dalamnya robek. Vampire sekali lagi mencium bibir Choco Mint dengan kasar. Choco Mint merasakan taring-taring Vampire menyakiti bibir bagian bawahnya dan darah segar mengalir dari bibirnya. Jari-jari Vampire masih sibuk di bagian bawah tubuh Choco Mint.
"Mint, tahanlah.. Ini akan sakit..," ucap Vampire seraya membuka celananya.
'D-dia akan memasukannya!?' batin Choco Mint dan dia langsung merasakan hantaman yang membuatnya mendesah.
"Ugh.. Mint.. Rilekslah.. Sempit sekali di sini..," rintih Vampire sambil berusaha memasukkan miliknya kedalam Choco Mint secara perlahan-lahan. Dia tidak mau membuat Choco Mint sakit lagi. Choco Mint berusaha untuk rileks. Tak lama kemudian, Choco Mint merasakan kalau semua milik Vampire sudah masuk. Setelah Choco Mint dapat rileks, dia menganggukkan kepalanya menandakan kalau Vampire boleh bergerak. Seolah mengetahuinya, Vampire menggerakkan pinggulnya dengan tempo pelan. Choco Mint menggigit bibir bagian bawahnya saat Vampire menaikkan temponya.
"Mint.. Jangan menahan desahanmu.. Aku ingin mendengar suara manismu itu..," bisik Vampire di telinga Choco Mint. Tiba-tiba Choco Mint melingkarkan kedua tangannya di leher Vampire dan membuat Vampire terkejut.
"Aaahhnnnn.. Vampire.. Lagi.. Ah!! Nnnhhh..," desah Choco Mint di telinga Vampire. Mendengar Choco Mint berkata seperti itu, Vampire semakin meningkatkan temponya.
"Hyaahh!! Vampire!" desah Choco Mint.
"M-Mint.. Aku sudah dekat..," ujar Vampire sambil terus meningkatkan tempo. Desahan Choco Mint semakin tidak beraturan dan membuat Vampire semakin menggila.
"Vampire!!"
"Mint!!"-TIME SKIP-
Keesokan harinya, Choco Mint bangun lebih awal daripada Vampire. Cahaya matahari pagi memancar melalui celah-celah tirai yang menutupi jendela. Dia menoleh ke arah kanannya dan mendapati Vampire masih tertidur dengan nyenyak. Dia tidak mau membangunkannya maka, dia memutuskan untuk menarik selimut yang menutupi tubuhnya dan membalikkan tubuhnya sampai dia menghadap ke arah Vampire. Saat dia mencoba untuk memejamkan kedua matanya, dia merasakan sebuah tangan memeluknya. Choco Mint langsung menatap ke arah Vampire yang kini sudah membuka matanya.
"M-maafkan aku jika aku membangunkanmu, Mint..," ucap Vampire.
"Ah! Tidak kok! Aku sudah bangun dari tadi..," balas Choco Mint. Dia merasa nyaman saat berada di sisi Vampire. Dia sendiri tidak tahu mengapa.
"Kau ingin ke suatu tempat?" Vampire memecahkan keheningan mereka. Choco Mint nampak berpikir sejenak. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan atau dia ingin pergi kemana.
"Nampaknya kau bingung, eh? Bagaimana kalau sekarang kita mandi dan menuju meja makan? Aku harap mereka menyediakan makanan untukmu..," ucap Vampire. Choco Mint mengangguk lalu bangun dari posisi tidurnya. Berhubung Choco Mint masih belum mendapatkan kekuatan yang cukup untuk berjalan sendiri, Vampire membawanya menuju kamar mandi. Mereka berakhir dengan mandi bersama.Choco Mint di berikan baju baru karena baju lamanya sudah tidak layak di pakai. Vampire juga berjanji akan membelikan Choco Mint baju selama dia berada di rumah Vampire. Di meja makan terdapat hidangan lezat khusus untuk Choco Mint. Disana juga ada satu teko berukuran sedang yang berisi.. wine?
"Selamat pagi, Vampire..," ucap sebuah suara yang nampak asing di telinga Choco Mint. Saat dia membalikkan badannya, dia dapat melihat seseorang dengan rambut acak-acakan berwarna cokelat muda, dan memakai baju berbulu yang panjang sampai mata kakinya. Matanya berwarna ungu bercahaya, dan dia hampir mirip dengan Vampire.
'Siapa dia?' batin Choco Mint. Mata ungu itu bertemu dengan mata mintnya.
"Oh, aku lihat kau sudah memiliki seseorang~" ujar orang itu sambil menatap Choco Mint lekat-lekat.
"Menjauhlah, Oak Barrel! Dia milikku!" ucap Vampire. Mata violetnya menatap tajam ke arah orang itu. Orang itu mengangkat kedua tangannya.
"Tenanglah.. Aku tidak akan mencoba mengambilnya darimu..," ujar orang itu lalu menatap kearah Choco Mint.
"Namaku Oak Barrel~ dan aku bisa melihatnya kalau kau sudah di tandai oleh Vampire..," ucapnya lalu melanjutkan;
"Aku hari ini ada urusan sampai besok malam.. Kemungkinan aku pulang adalah sedikit.. Tidak usah siapkan makanan untukku karena, mereka mungkin sudah menyiapkannya..," ucap Oak Barrel sambil melambaikan tangannya kepada salah satu pelayan. Setelah bertukar beberapa kalimat dengan Vampire, dia pergi meninggalkan mereka berdua. Choco Mint sangat menikmati sarapan pagi itu. Dia sangat heran saat dia melihat Vampire selalu meminum wine.
"Yang pagi ini aku minum itu bukan wine, melainkan darah segar.. Mereka memilih darah yang bagus pagi ini..," ucap Vampire. Mereka berjalan menelusuri toko-toko pakaian ternama di kota itu. Sesekali mereka berhenti di sebuah toko pakaian dan memilih-milih.Mereka tiba di rumah pukul 05:00 sore dengan menenteng beberapa belanjaan. Vampire meminta kepada salah satu pelayannya untuk mencuci baju-baju baru milik Choco Mint.
"Mulai sekarang, dia akan tinggal bersama kita.. Aku yang akan mengurusnya jika terjadi apa-apa padanya..," ucap Vampire. Sang pelayan mengangguk lalu pergi dari hadapannya dengan membawa belanjaan Choco Mint. Seusai makan sore, Vampire mempersilahkan Choco Mint untuk mandi terlebih dahulu sementara dirinya duduk di kasur. Para maid sudah membersihkan seprai kasur itu. Vampire merasakan ada sesuatu yang mengganggunya. Tanpa dia sadari, dia sudah melangkah menuju kamar mandi dan membuka pintu kamar mandi tersebut. Dia dapat melihat kalau Choco Mint sedang membersihkan tubuhnya di shower. Vampire menutup pintu kamar mandi, lalu membuka pintu menuju shower kemudian memeluk Choco Mint dari belakang dengan tiba-tiba.
"Hyaaa! V-Vampire!?" pekik Choco Mint. Dia mematikan shower saat Vampire melepas pelukannya.
"Kenapa.. Kau disini?" tanya Choco Mint. Wajahnya memerah karena Vampire sudah mulai mencumbunya.
"V-Vampire.. Jangan di sini..," bisik Choco Mint sambil mendorong Vampire dengan lembut tetapi itu tidak membuat Vampire berhenti.
"Aku membutuhkanmu.. Sekarang..," ucap Vampire lalu mencium bibir Choco Mint sementara Choco Mint tidak memiliki pilihan lain selain mencium Vampire balik.
"Mint.. Aku membutuhkanmu..," bisik Vampire.
"T-tapi.. Kita baru saja melakukannya kemarin dan kemarinnya lagi..," ucap Choco Mint. Vampire tidak mengindahkan perkataan Choco Mint. Dia menyentuh bagian kemaluan Choco Mint dan mulai meraba-rabanya.
"Ahnn.. Hentikan!" jerit Choco Mint. Vampire menjilat bibirnya dan mencium leher Choco Mint. Tanpa basa-basi, Vampire langsung membuka celananya dan memasukkan miliknya ke dalam Choco Mint.
"Ugh! Vampire! Hentikan! AHHH!! S-sakit..," Choco Mint mengecilkan suaranya saat dia berkata 'sakit'. Vampire semakin meningkatkan temponya dan membuat pikiran Choco Mint kacau. Rasa sakit bercampur nikmat itu menjadi satu.
"Vampire.. Jika kau ingin melakukannya.. Ahh.. Ka-kasur.. Nnhhh.. Ahhhh!!" perkataan Choco Mint tidak begitu jelas karena disela-sela desahannya. Seolah mengetahui maksud Choco Mint, Vampire membawa Choco Mint keluar kamar mandi-sambil membawa handuk milik Choco Mint, dan merebahkan lelaki berambut mint itu di kasur. Sebelum melanjutkan, Vampire melumat bibir Choco Mint dan perlahan-lahan menggerakkan pinggulnya.
"Ahh.. Mint..," desah Vampire.
"Nnnnhhhh!! Ahh!!"A/n:
Udah ah, habis ini enggak ada SMUT lagi(?) :v
//melambaikan tangan ke kamera//
//di tampar sama fans(?)//
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S MINE
FanfictionREQUEST STORY Ada seorang pemain biola terkenal di kota dimana Vampire Cookie berkuasa. Tak sengaja takdir menemukan mereka berdua. WARNING! MATURE, GAY, MPREG INCLUDED Fandom: COOKIERUN KALAU ENGGAK SUKA JANGAN DI BACA COPYRIGHT: COOKIERUN@DEVISIST...