Make up xxx

156 8 0
                                    


   Choco Mint langsung berlari ke kamarnya dan menguncinya dari dalam kemudian mengencerkan tubuhnya di pintu tersebut. Sambil memegangi dadanya, air matanya meleleh dari kelopak matanya.
"A-aku kira.. Dia..," Choco Mint menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Dia menyesali apa yang telah dia perbuat.
"Uhh..," isak Choco Mint sambil memeluk kedua lutut kakinya. Tiba-tiba ketukan lembut berbunyi dari pintu kamar Choco Mint.
"Mint? Kau disana?" tanya sebuah suara yang sangat dikenal oleh Choco Mint.

Choco Mint's POV.

  Kenapa dia kemari? Bukankah dia sedang bersama dengan perempuan itu? Seharusnya dia senang. Sebaiknya dia sudah puas karena perempuan itu dapat memuaskannya melebihi diriku. Tunggu. Kenapa aku menangis?
"Mint? Buka pintunya.. Aku ingin bicara..," ucap Vampire. Dia memelankan suaranya. Aku harus bertingkah tegar. Kuhapus air mataku yang masih mengucur, kemudian membuka pintu kamarku. Terlihatlah wajah Vampire yang penuh penyesalan.
"Oh! Mint! Kau baik-baik saja? Maafkan aku! Lihatlah kedua matamu itu.. Semuanya merah!" ucap Vampire sambil menatap kearah kedua mataku. Mata violetnya menerawang ke arahku.
"K-kenapa kau disini, Vampire?" tanyaku. Vampire terkejut mendengar perkataanku.
"Mint! Jangan bilang kalau kau-"
"A-aku hanya bertanya..," tepisku. Vampire terdiam.
"Bukankah.. Kau senang bersamanya?" tanyaku. Tidak ada sahutan dari Vampire.
"Di-dia lebih baik daripada aku, bukan? Kenapa.. Kau tidak pulang ke rumahnya? Kenapa.. k-kau melakukan semua ini kepadaku, bukan kepadanya?" aku melontarkan banyak pertanyaan dan Vampire hanya diam.
"Baiklah.. Mulai sekarang-"
"-MINT!" Vampire meninggikan suaranya dan membuatku terkejut sampai aku tidak bisa berbicara lagi.
"Kau sudah puas dengan pertanyaanmu?" Vampire kini balik bertanya, dan aku menjawabnya dengan anggukan.
"Begini.. Itu hanya sebuah kebetulan..," aku terdiam. Hanya kebetulan katanya? Apa maksudnya? Aku tidak mengerti.
"Dia itu-"
"Cukup..," bisikku lalu membalikkan tubuhku sehingga aku tidak dapat melihat Vampire.
"Mint.. Dengarkan aku..," aku dapat merasakan kedua tangan Vampire memelukku dari belakang.
"Perempuan itu, adalah teman lamaku..," ucap Vampire. Dia menaruh dagunya di pundakku, dimana dia menandaiku.
"Sebelum kau datang ke tempatku malam itu, dialah tempat dimana aku meminum darah~" bisik Vampire.
"Aku tidak percaya..," gumamku. Aku mendengar Vampire berdecak kesal dan membalikkan tubuhku supaya aku dapat melihat wajahnya.
"Mint.. Dia hanya teman lamaku..," ucap Vampire sambil menutup pintu kamarku. Dia akhirnya melepaskan genggamannya. Aku berjalan menuju jendela kamarku. Keheningan melanda kamarku sampai aku merasakan ada sesuatu yang tajam menusuk pundakku dari belakang.
"V-Vampire!!" Dia menusuk pundakku semakin dalam dan aku dapat merasakan darahku mengalir keluar dari sana. Aku menggenggam erat rambut Vampire.
"Nnnhhhh!!" rasa sakit itu berubah menjadi rasa yang aneh. Aku tertegun. Apa ini? Sepertinya, kemarin rasanya tidak seperti ini. Aku merasakan lidah Vampire bergerak.
"Uhh..,"  Vampire melepaskan taringnya dari pundakku, dan aku merasa nafasnya yang memburu menggelitik telingaku.
"Aku akan mengubahmu dan.. aku akan menunjukkan kepadamu, berapa besarnya aku mencintaimu..," bisiknya. Aku terbelalak mendengarnya. Tunggu. Tidak mungkin. Dia akan melakukannya lagi!? Aku segera melepaskan diri dari pelukan Vampire. Aku menatap Vampire dengan penuh kengerian.
"Mint? Ada apa?" Vampire menatapku dengan tatapan heran. Seluruh tubuhku bergetar.
"Hm.. Sekarang aku tau..," gumamnya sambil perlahan-lahan melangkah maju sementara aku mengambil langkah mundur agar menjauh darinya. Tak ada 5 langkah, tubuhku sudah menyentuh tembok sementara Vampire masih melangkah maju ke arahku. Sebelum aku sempat berlari pergi, Vampire sudah menggenggam kedua tanganku dengan erat.
"Kau tidak bisa lari dariku..," wajahnya semakin mendekat ke wajahku.
"H-hentikan!" Aku meronta-ronta. Saat genggamannya melonggar, aku segera membebaskan diri dari Vampire. Aku dapat mendengarnya berkata;
"Kau bisa lari, tapi kau tidak bisa sembunyi~"

  Aku mencoba kabur melalui pintu depan, tetapi itu terkunci.
"Sial..," umpatku lalu pergi kearah pintu belakang dan ternyata terkunci juga. Aneh. Aku tidak pernah mengunci pintu belakang karena itu jalan yang cepat menuju rumah Adventurer. Tak lama kemudian, aku mendengar suara langkah kaki. Aku berlari menuju kamar mandi dan menguncinya dari dalam. Disana ada jendela yang selalu kubuka. Jaraknya tidak terlalu tinggi dari shower. Aku dapat meraihnya dengan mudah hanya menggunakan kursi. Saat aku membalikkan tubuhku, aku terkejut. Vampire di sana. Berdiri di bawah jendela.
"Ah!!" pekikku saat Vampire mendorong tubuhku dengan kasar sehingga tubuhku menyentuh pintu.
"Sudah kubilang, kau tidak bisa bersembunyi dariku..," bisik Vampire. Aku merasakan kalau lidahnya menyentuh telingaku.
"G-gah!" Vampire mengikat kedua tanganku diatas kepalaku dengan erat sehingga aku tidak bisa melepaskannya lagi.
"Hm~ aku rasa, obat yang diberikan Rock Star sudah habis..," gumam Vampire di telingaku. Rock Star!? Kenapa dia-
"Aku yang memintanya..," jawab Vampire seolah-olah dia dapat membaca pikiran Choco Mint. Tiba-tiba ada sesuatu yang dingin merambat masuk dan menyentuh tubuhku.

    Normal POV.

  Tangan dingin Vampire yang bebas mulai merambat memasuki baju Choco Mint dan membuat Choco Mint mengeluarkan sebuah suara jeritan kecil.
"Hentikan!" pinta Choco Mint.
"Maaf, jika kau meminta padaku untuk berhenti, aku tidak bisa..," bisik Vampire.
"Tetapi jika kau meminyaki untuk melakukannya lebih lembut, akan kulakukan..," lanjutnya.
"B-baiklah..," ucap Choco Mint.

   Choco Mint POV.

Tunggu, apa yang barusan kuucapkan?! Tiba-tiba Vampire menurunkan semua celanaku. Kemudian, aku merasakan ada sesuatu yang memasukiku. Sesuatu yang dingin dan basah. Apakah itu jari Vampire!? Tak lama kemudian, benda itu memaksa untuk melonggarkan bagian dalamku.
"S-sakit.. Uuhhh..," desahku. Aku dapat merasakan bibir Vampire menelusuri leherku. Rasanya geli bercampur nikmat. Vampire menggerakkan jari-jarinya selama beberapa saat, kemudian menariknya. Kedua kakiku terasa sangat lemas.
"Mari kita pindah? Atau kau ingin melakukannya di sini?" aku menggelengkan kepalaku. Hentikan semua ini! Tiba-tiba dia membawaku dengan kedua tangannya secara bridal style. Aku menutupi wajahku dengan kedua tanganku agar Vampire tidak dapat melihat wajahku. Aku merasakan kalau Vampire mencium punggung tanganku sambil membawaku ke kamarku. Dia meletakkanku di kasur secara perlahan.
"V-Vampire..,"
"Mhm?"
"S-siapa perempuan yang kau temui tadi..?" Vampire terdiam mendengar pertanyaanku. Aku menatapnya dengan tatapan heran.
"Dia.. Hanya teman lamaku..," ucapnya lalu mencium bibirku dengan kasar. Tangannya perlahan membuka bajuku dan mulai menciumi kulitku.
"Ahnnn..," tangan Vampire yang dingin menelusuri tubuhku secara perlahan dan dia tidak meninggalkan setitikpun.
"Mint..," bisiknya lalu aku merasakan sesuatu yang lain masuk ke dalamku. Aku menjerit kesakitan sambil memejamkan kedua mataku.
"M-Mint.. Releks lah sedikit.. Sempit sekali di sini..," ucapnya. Aku tidak bisa melakukannya. Jika dia terus mendorongnya-
"Aghhh!! Vampire!"
"Mint..,"

  Sesaat, rasa sakit itu telah pergi dan Vampire mengecup pipiku sambil menghapus air mataku yang keluar.
"Bolehkah aku bergerak?" tanyanya. Aku mengambil nafas panjang lalu mengangguk. Dia menggerakkannya perlahan-lahan. Awalnya biasa saja untukku, sampai dia meningkatkan temponya dan aku merasakan sesuatu yang aneh. Rasanya nikmat. Aku dapat merasakan itu sampai ke ubun-ubunku.
"Vampire.. Cepatlah! Ahnnn!! AHHH!!" Vampire menutup bibirku dengan bibirnya dan gerakannya semakin cepat. Pikiranku kacau dan pandanganku membayang. Rasanya aneh. Kenapa-
"V-Vampire! Aku--mmpphh!!"

----TIME SKIP----

  Aku terbaring lemas di kasurku. Nafasku masih memburu. Aku melihat Vampire merebahkan tubuhnya di sampingku lalu menatap ke arahku. Dia meletakkan tangan kanannya di pipiku lalu mengecupnya.
"Kau ingin tidur, Mint?" tanyanya. Suara itu. Membuat hatiku tenang. Ada apa denganku? Aku tidak menjawabnya, melainkan memberikan bahasa isyarat menunjukkan kalau aku sangat lelah.
"Baiklah.. Tidurlah.. Besok aku akan membuatkanmu sarapan lagi~ bagaimana?" Vampire tersenyum dan aku mengangguk lalu memeluk tubuh Vampire. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuh kami berdua. Rasanya nyaman sekali berada di sisinya.


A/n:
Maaf untuk sebelumnya karena kemarin tidak update.
TUGAS MERAJALELA
GURU PKN ANE SEMAKIN GARANG (QAQ) DAN INSPIRASI SEMAKIN MENURUN KARENA ANE BELUM MELAHAP 3 NOVEL TEBAL.. (TT--TT)
HELLPPP..

HE'S MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang