After

258 12 1
                                    


Malamnya, Choco Mint sudah di pakaikan baju baru, dan masih berada di ruangan yang sama. Vampire memutuskan untuk datang dan memberi makan Choco Mint. Tetapi Choco Mint menolak memakannya.
"Hmm.. Ayo lah.. Makan saja sedikit..," ujar Vampire. Choco Mint masih diam tak bersuara. Dia menolak untuk bertatapan langsung dengan Vampire.
"Minty.. Jangan seperti itu..," ucap Vampire. Choco Mint terkejut saat Vampire memanggilnya dengan nama itu. Dia langsung menyorotkan death glare ke arah Vampire dan itu membuat Vampire senang.
"Akhirnya kau menatapku! Ayo! Waktunya makan, Minty!!" ucap Vampire senang lalu menyodorkan sesendok bubur ke depan mulut Choco Mint. Dengan terpaksa, Choco Mint memakan bubur tersebut.
"Jangan panggil aku seperti itu!" ujar Choco Mint. Senyuman di wajah Vampire lenyap seketika.
"Kenapa?" tanya Vampire sambil menyendok bubur untuk Choco Mint. Bukannya menjawab, Choco Mint malah meneteskan air matanya dan itu membuat Vampire terkejut.
"Mint!? Kau kenapa?" pekik Vampire lalu meletakkan mangkuk yang di pegangnya dan meraih kedua pipi Choco Mint dengan perlahan.
"J-jangan di lihat..," gumam Choco Mint sambil menutup kedua matanya yang berkaca-kaca. Vampire menatap ke arah Choco Mint dengan tatapan penuh simpati.
"Ada apa? Ceritakanlah..," pinta Vampire. Choco Mint akhirnya membuka kedua matanya. Kedua bola mata mint-nya basah karena air mata. Vampire mengelus-elus salah satu pipi Choco Mint dengan penuh kasih sayang. Tanpa berpikir panjang, Vampire mencium bibir Choco Mint. Ciuman itu berbeda dari sebelumnya. Choco Mint merasa kalau ciuman itu Vampire lakukan dengan suatu alasan dan dia menerimanya.

"Kau dapat melihat temanmu kembali jika kau menjadi milikku~" ucap Vampire setelah dia puas mencium Choco Mint.
"Apa maksudmu dengan "menjadi milikmu"?" tanya Choco Mint bingung. Vampire tersenyum.
"Selama ini, aku sudah menandaimu.. Aku hanya meminta kepastian darimu kalau kau benar-benar milikku~ supaya saat kau bertemu dengan vampir lain, mereka tak akan ada yang berani mendekatimu..," jawab Vampire lalu mendekatkan bibirnya ke pundak Choco Mint dimana dia menandainya. Choco Mint mendesah saat gigi taring Vampire menancap di sana.
"Vampire.. Hentikan..," ucap Choco Mint di tengaha-tengah desahan. Vampire tidak mempedulikan permintaan Choco Mint. Dia terus menghisap darah Choco Mint. Saat dia merasa cukup, dia melepaskan gigitannya lalu menatap ke arah Choco Mint.
"Bagaimana?" tanya Vampire. Wajah Choco Mint sudah mulai memerah.

Setelah Choco Mint menghabiskan makanannya dan saatnya Vampire meninggalkan dirinya, Choco Mint memanggil nama Vampire.
"A-aku.. Bersedia menjadi milikmu..," ucap Choco Mint. Dia tidak berani menatap ke arah Vampire saat itu. Dia dapat merasakan kalau Vampire senang dengan perkataannya.
"Benarkah!?" tanya Vampire. Dalam sekejap mata, rantai yang mengikat Choco Mint selama empat hari dan empat hari itu terasa sangat lama. Dia rindu memainkan biolanya. Sesaat setelah rantai itu hilang, tubuh Choco Mint terasa lemas dan dia jatuh. Sebelum tubuhnya mencapai tanah, dia merasakan kalau Vampire sudah menangkap tubuhnya.
"Kau butuh waktu untuk pulih.. Akan kutunjukkan padamu, kamar barumu..," ucap Vampire sambil membawa Choco Mint bridal style.
"W-wah! Turunkan aku!" pinta Choco Mint. Vampire tertawa.
"Tidak.. Kalau aku menurunkanmu, kau dapat berjalan sendiri? Tadi saja kau sudah hampir jatuh kalau aku tidak menangkapmu..," ucap Vampire lalu berjalan menuju kamar Choco Mint.

Setibanya, Vampire meletakkan tubuh Choco Mint pelan-pelan di kasurnya. Vampire menemani Choco Mint selama beberapa saat sampai dia menyadari kalau Choco Mint sudah tertidur dengan lelap. Mata violetnya menatap ke arah tubuh kurus Choco Mint. Ini semua salahnya. Dialah yang meminta untuk merantai Choco Mint di ruangan rahasianya.
"Maafkan aku, Mint..," bisik Vampire lalu mengecup pipi Choco Mint kemudian pergi dari ruangan itu. Dia pergi ke ruangannya dan duduk di dekat jendela dengan Oak Barrel dan segelas wine di tangan mereka berdua. Pikirannya kacau saat itu. Apa yang dia lakukan hari itu sungguh membuatnya bingung.
'Mengapa aku melakukannya dengan Choco Mint?' batin Vampire. Dadanya terasa berat saat dia mengingat Choco Mint. Oak Barrel(A/n: anggap saja dia teman lama Vampire yang sengaja tinggal menemani Vampire karena urusan sesuatu) juga meminum segelas wine miliknya.
"Ada sesuatu yang mengganggumu..," Oak Barrel memutuskan untuk memecahkan keheningan. Vampire dengan tenang meminum wine-nya.
"Tidak ada..," ucap Vampire lalu menatap keluar jendela. Malam itu bulan bersinar dengan cerah. Oak Barrel tidak bisa menanyakan apapun lagi, dan memutuskan untuk menikmati malam yang sunyi bersama dengan Vampire.

Keesokan paginya, Choco Mint terbangun dari tidurnya dan merasakan sakit yang luar biasa di sekitar pinggangnya (A/n: EHEM EHEM //slap) dan rasa sakit di pundak sebelah kirinya.
"Apa yang terjadi?" gumamnya sambil meraba-raba pinggulnya. Dia memutuskan untuk berjalan ke kamar mandi, tetapi saat di tengah jalan dia terjatuh dan tepat saat itu Vampire datang membawakan sarapan paginya.
"Mint!!" pekik Vampire yang bergegas menaruh piring dan gelas yang di pegangnya di meja terdekat dan berlari ke arah Choco Mint lalu membantunya berdiri.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Vampire. Choco Mint mengangguk lemas dan menerima bantuan Vampire.
"Apa yang sedang kau lakukan?" Vampire masih melontarkan beberapa pertanyaan sambil membantu Choco Mint berjalan ke kasurnya.
"Aku hanya ingin pergi ke kamar mandi..," ucap Choco Mint dan menerima segelas air dari Vampire. Setelah meneguknya, dia memakan makanan yang dibawa oleh Vampire tadi.
"Kau tau.. Kau itu masih lemah untuk berjalan.. Panggil aku jika kau butuh sesuatu..," ujar Vampire. Choco Mint hanya terdiam sambil menatap ke bawah. Tidak ada yang ingin di katakannya saat itu. Vampire sendiri juga benci keheningan di pagi hari. Tanpa di sadari, Vampire mendorong tubuh Choco Mint ke belakang dan mencium bibir Choco Mint dengan paksa.
"Hm.. Aku belum puas dengan yang semalam.. Mau aku lanjutkan?" tanya Vampire sambil menatap mata mint yang indah milik Choco Mint dan membuat pria yang dibawahnya segera mengetahui apa yang diinginkannya.

A/n:
FANART BUATAN ANE JELEK.. AHHH.. OAK BARREL FORGIVE ME!!
PewDiePie: BARRELLSSS!!!

(BROFIST)

HE'S MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang