Hari itu juga, mereka habiskan untuk berjalan-jalan bersama Kiwi Biker, Werewolf dan kedua anaknya.
"Maaf telah merepotkanmu, Vampire..," ucap Kiwi Biker saat mereka sudah sampai di rumah. Werewolf membawa barang-barang yang di beli oleh Reweiker dan Reiker.
"Tidak masalah.. Aku malah senang melihat mereka berdua gembira..," balas Vampire. Mereka berdua pamit dan meninggalkan rumah Kiwi Biker.
"Hari yang melelahkan bukan, Mint?" tanya Vampire saat mereka sedang di jalan menuju rumah mereka berdua. Choco Mint mengangguk.
"Tetapi sepertinya Reweiker dan Reiker sangat senang saat kau membelikan mereka mainan..," ucap Choco Mint sambil tersenyum dan mengingat-ingat kejadian tadi. Vampire dapat melihat wajah Choco Mint saat itu. Ingin sekali dia menciumnya.
"Vampire? Ada apa denganmu?" tanya Choco Mint.
'G-gawat.. Wajahnya..,' batin Vampire. Dia berusaha untuk tidak menatap wajah Choco Mint saat itu. Tetapi entah kenapa pandangannya tidak bisa mengalihkan wajah Choco Mint. Akhirnya, dia memutuskan untuk berhenti di pinggir jalan.
"Vampire? Mengapa kita-umph!" perkataan Choco Mint terpotong karena Vampire sudah melumat bibirnya. Tiba-tiba jok mobil yang di duduki oleh Choco Mint terdorong kenelayanan dan membuat posisi Choco Mint menjadi di bawah Vampire."M-maaf Mint.. Aku.. Sudah tidak kuat menahannya lagi..," ucap Vampire sambil membuka kancing bajunya sendiri. Choco Mint tiba-tiba berkeringat dingin.
"T-tunggu.. Vampire! Kita masih berada di jalan! Kita belum sampai di ruma-AAAHHH!!!" ucapan Choco Mint berubah menjadi desahan karena Vampire sudah mulai menciumi leher Choco Mint.
"Vampire.. Bagaimana kalau.. Nnnhhh.. Orang lain.. Melihat kita..? Ahhnnn..,"
"Tenanglah, Mint.. Orang lain tidak dapat melihat maupun mendengar kita.. Kalau kau berteriak sekeras mungkin, orang-orang juga tidak dapat mendengarmu..,"
"V-Vamphh.. AHHH.. Nnhhhh!!!" Vampire tidak berbasa-basi lagi, dia langsung membuka celana Choco Mint dan menghantam miliknya masuk kedalam Choco Mint.
"AAAGGGHHH!!!" jerit Choco Mint.
"Ter-terlalu.. C-cepat! AHHH!!" rintihnya saat Vampire mulai bergerak. Dia merasa jika bagian dalamnya akan robek karena tempo yang Vampire gunakan saat itu sangat cepat. Desahan-desahan Choco Mint memenuhi mobil dan membuat Vampire semakin bergairah. Vampire meninggalkan banyak kiss mark di tubuh Choco Mint. Tangannya meraba-raba kejantanan Choco Mint dan membuat lelaki dibawahnya ini mendesah tidak beraturan.
"V-Vampire! Cukup! Ahhh! Ah! Hyaaahhh!!"
"Mint.. Ah.. Aku.. Nhh.. Nikmat sekali di bawah sana..," bisik Vampire. Dia tidak menghentikan gerakan tangannya.
"Ugh.. Ahhnnnnn.. Ahh! Ah! D-disana! Vampire!" Choco Mint memegang pundak Vampire dan menariknya kedalam sebuah ciuman penuh arti. Vampire terkejut, dan dia membalas ciuman Choco Mint.
"Mmmhh!!" Choco Mint mengeluarkan cairan putih yang hangat itu.
"V-Vampire.. Ayo kita pulang..," pinta Choco Mint. Vampire mengangguk lalu mencium bibir Choco Mint sekali lagi.Setelah semuanya beres, Vampire melanjutkan perjalanan sementara Choco Mint terbaring di atas jok mobilnya dengan lemas.
"Uhh.. K-kalau kau ingin melakukannya.. Jangan.. Di tempat terbuka, Vampire..," ucap Choco Mint sambil menatap langit-langit mobil. Vampire tersenyum.
"Lagipula, kau juga membuat wajah yang erotik sampai aku tidak bisa menahannya lagi..," ujar Vampire. Choco Mint terkejut dan wajahnya langsung memerah.
"A-aku tidak!" tepisnya.
"Ya, ya.. Terserah apa katamu, Mint," Vampire akhirnya mengalah dan kembali fokus ke jalan raya. Choco Mint hanya bisa menghela nafasnya sambil menunggu tetapi kedua matanya terasa berat. Tanpa hitungan menit, dia sudah tertidur di tempat.~TIME SKIP (karena Author lagi males buat cerita yang romantis //slap)~
Paginya, Choco Mint terbangun di kasur yang berada di rumahnya. Dia tidak ingat kalau dia tidur di sini. Yang dia ingat kalau dia tertidur di mobil Vampire. Tak lama kemudian, dia mencium bau harum.
"Makanan!" pekik Choco Mint lalu bergegas pergi ke dapur setelah dia mencuci mukanya. Sesaat dia tiba di dapur, dia melihat Vampire sedang memasak.
'Vampire bisa memasak?' batin Choco Mint bingung. Bukankah dia vampir? Seharusnya dia tidak bisa memasak(A/n: keajaiban(?) :v).
"Jangan bersembunyi, Mint.. Aku tau kau di sana..," ucap Vampire. Choco Mint langsung menghampiri Vampire.
"Kau sedang memasak apa?" tanya Choco Mint sambil melihat sepiring omelet. Vampire mengisyaratkan Choco Mint untuk duduk dan makan. Saat dia menyendok untuk yang kedua kalinya, Choco Mint merasakan sesuatu yang tidak enak. Dia menutupi mulutnya dengan tangan kirinya sambil menahan sesuatu.
"Choco Mint? Kau kenapa?" tanya Vampire saat melihat ada sesuatu yang tidak beres dengan Choco Mint. Choco Mint menggelengkan kepalanya lalu melanjutkan makannya. Tak ada lima sendok, dia langsung berlari menuju kamar mandi. Vampire langsung bangkit dan membuntuti Choco Mint ke kamar mandi. Saat dia hendak membuka pintu kamar mandi, dia mendengar suara Choco Mint seperti sedang muntah.
"Mint?! Ada apa denganmu!?" Vampire mengetuk-ketuk pintu kamar mandi.
"A-aku baik-baik saja!" sahut Choco Mint lalu Vampire mendengar suara muntah.
"Kau! Buka pintunya! Mint!" tak lama kemudian, Choco Mint membuka pintu kamar mandi dan terlihatlah wajahnya yang lesu.
"Mint? Ada apa denganmu?" Vampire memegang wajah Choco Mint dengan kedua tangannya. Choco Mint tersenyum lesu.
"Tidak ada apa-apa.. Hanya.. Muntah-muntah seperti biasa..," ucap Choco Mint. Suaranya juga sudah berubah menjadi lesu. Vampire tersenyum lemah lalu mendekatkan dahi Choco Mint ke dahinya sampai membuat hidung mereka bersatu.
"Sebaiknya kau istirahat..," ucap Vampire. Choco Mint menganggukkan kepalanya dan mengikuti langkah kaki Vampire sementara Vampire membantu Choco Mint untuk berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S MINE
Fiksi PenggemarREQUEST STORY Ada seorang pemain biola terkenal di kota dimana Vampire Cookie berkuasa. Tak sengaja takdir menemukan mereka berdua. WARNING! MATURE, GAY, MPREG INCLUDED Fandom: COOKIERUN KALAU ENGGAK SUKA JANGAN DI BACA COPYRIGHT: COOKIERUN@DEVISIST...